Share

Bab 6

Mario sudah menunggu di samping mobil ketika Prince keluar rumah esok paginya. Menjemput sang bos untuk berangkat ke kantor. Rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi sebagai sekretaris Pangeran Aditama Grup itu selama empat tahun terakhir ini.

Tanpa di suruh, Mario langsung membukakan pintu mobil ketika Prince menghampirinya dengan wajah datar, khas milik pria itu. Kemudian dia berseru, “Selamat pagi, Pak Prince.”

Prince tidak menyahut, masuk ke dalam mobil.

“Dasar pelit suara. Apa susahnya dijawab? Toh berbicara tidak dibayar. Aku tidak bisa membayangkan perempuan yang menikah dengannya nanti. Pasti perempuan itu menderita menikah dengan pria irit bicara sepertinya. Selain itu wajahnya selalu muram durja. Tidak punya selera humor. Sedangkan kebanyakan perempuan menyukai pria yang humoris,” gerutu Mario dalam hati sambil masuk ke dalam mobil, duduk di kursi. Dia tidak mungkin mengatakannya secara langsung. Bisa-bisa dia dipecat hari ini juga. Sedangkan dia masih sangat membutuhka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status