Transaksi Hati

Transaksi Hati

Oleh:  Awan Senja  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
356Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Di usianya yang hampir menginjak usia tiga puluh tahun, Prince Aariz Dewanta didesak oleh sang kakek untuk segera menikah. Jika dalam waktu enam bulan dia tidak kunjung menikah, maka jabatannya sebagai CEO harus dicabut. Prince tidak terima. Dia sudah sangat bekerja keras mengembangkan perusahaan sang kakek, Revano Bagaskara Aditama. Namun sayangnya ancaman kakeknya itu tidak main-main. Prince dibuat kalang kabut. Bagaimana dia mau menikah sementara dia tidak punya kekasih? Sebenarnya dengan apa yang dia miliki, Prince bisa mendapatkan perempuan mana pun degan menjentikkan jari. Tidak hanya kaya, dia juga tampan. Dia adalah calon suami material idaman semua wanita. Namun, sayangnya putra Alena dan Devan itu justru terjebak cinta sepihak dengan sahabatnya, Lavanya Austella Diningrat. Seorang artis ternama. Hingga dia tidak tertarik dengan perempuan mana pun. Tapi, sayangnya Lavanya tidak lebih menganggapnya sahabat saja. Di tengah kalang kabutnya itu, Prince menawarkan pernikahan kontrak dengan Zelina Aiza Habiba. Karyawannya yang sedang membutuhkan uang. Zelina Aiza Habiba atau yang kerap di panggil Aiza awalnya menolak tawaran Prince. Baginya pernikahan itu sakral, dia tidak ingin mempermainkan pernikahan. Namun karena membutuhkan uang untuk biaya operasi sang ibu, dia menerima tawaran itu. Atasan dan bawahan itu akhirnya melakukan transaksi. Lantas bagaimanakah pernikahan mereka yang berlandasan transaksi itu?

Lihat lebih banyak
Transaksi Hati Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
8 Bab
Bab 1
“Kak, kata dokter, Ibu harus segera dioperasi. Jika tidak, Ibu akan meninggal. Sedangkan biaya operasinya dua ratus juta. Itu pun biaya operasi. Belum biaya lain-lainnya. Apa Kakak ada uang sebanyak itu?”Zalina Aiza Habiba atau yang kerap disapa Aiza menghela napas panjang, mengusap wajah dengan kasar kala teringat telepon dari Rendi – sang adik di kota provinsi mereka dua hari yang lalu. Dia bahkan tidak dapat konsentrasi dengan pekerjaannua.Adik kedua yang baru kelas tiga SMA itu mengabarkan jika kondisi sang ibu semakin buruk. Harus segera dioperasi secepatnya. Sedangkan biaya operasinya tidaklah murah. Dua ratus juta. Ke mana dia mendapatkan uang sebanyak itu? Sedangkan gajinya sebagai staf biasa di divisi humas perusahaan besar di ibu kota tidak terlalu besar. Butuh waktu dua tahun dia baru bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Itu pun kalau tidak dipotong biaya hidupnya di Ibu Kota, biaya sewa rumah di kampung halaman, biaya kedua adiknya yang masih sekolah, dan biaya pengobatan
Baca selengkapnya
Bab 2
“Mario, tolong ke ruangan saya sebentar,” ujar Prince melalui interkomnya kepada Mario setelah lima menit Aiza keluar ruangannya.Dalam hitungan detik, Mario masuk ke ruangannya.“Ada yang bisa bantu, Pak Prince?”Prince terdiam sejenak, ragu-ragu berujar, “Begini, Yo. Saya ingin minta tolong sama kamu untuk meresorvasikan saya restoran ternama nanti malam. Minta mereka untuk tidak menerima pengunjung lain. Siapkan makanan terenak mereka.”“Heh?” Alis Mario bertaut dengan permintaan Prince yang tidak biasa itu, “Untuk apa, Pak Prince? Pak Prince ingin menyatakan cinta, ya, pada perempuan? Atau mau melamar?” tanyanya yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.Prince mendelik tajam, “Tidak usah banyak tanya. Lakukan saja yang saya perintahkan.”Mendapat tatapan tajam dari Prince, nyali Mario menciut. Dengan cepat dia mengangguk, meninggalkan ruangan Prince. Untuk melakukan perintah sang atasan. Namun sebelum keluar dari ruang atasannya itu, dia berseru di bingkai pintu, “Kalau boleh tahu
Baca selengkapnya
Bab 3
Prince menarik napas panjang. Menenagkan debaran jantungnya yang berdetak kencang ketika melihat siluet Lavanya memasuki restoran. Melambai tangan ke arahnya di depan pintu masuk restoran tersebut. Dia mendadak tegang. Namun sebisa mungkin dia bersikap tenang. Balas melambai tangan kepada perempuan itu setelah merapikan jasnya. Mengukir senyum manis di wajah tampannya yang minim ekspresi itu. Senyum yang hanya dia tunjukkan kepada sang sahabat dan keluarganya saja.Namun, senyum di wajah Prince seketika langsung pudar ketika mengetahui Lavanya tidak datang seorang diri. Melainkan dengan seorang pria yang tidak asing lagi. Dia memang tidak mengenal secara pribadi dengan pria itu. Tapi, dia tahu pria itu adalah Jerry Hermawan, aktor populer di negara mereka. Yang telah lalang melintang di dunia hiburan. Lawan main Lavanya dalam film terbaru perempuan itu.Batin Prince menjasi bertanya-tanya tanpa curiga. Untuk apa Lavanya membawa pria itu?“Hai, Prince.” Lavanya menyapa ketika ia dan Jer
Baca selengkapnya
Bab 4
Hai, Cantik. Mau ke mana? Cantik sekali malam-malam begini?” ujar salah satu preman itu ketika jarak mereka satu meter dengan Aiza.Aiza tidak menghiraukan preman itu, membalik badan. Dia berjalan mengambil langkah lebar dikit demi sedikit. Kemudian dia berlari kencang ketika merasakan tiga preman itu mengikutinya. Dia harus cepat menghindar. Dia dalam bahaya.Dalam pelariannya itu, Aiza sempat merutuki gaun yang dia pakai. Gara-gara gaun yang dia pakai saat ini, ia jadi dalam bahaya. Dia yakin akibat gaun terbuka yang dia pakai inilah, ketiga preman itu mengganggunya.Namun sekuat apa pun Aiza berlari, ketiga preman itu berhasil mengejarnya. Mengepung tubuh mungil perempuan itu.“Buru-buru sekali, Cantik. Main dulu sama kita, yuk,” ujar Preman kedua.“Mas-mas ini mau apa, ya? Minggir saya mau pulang,” seru Aiza dengan seluruh keberaniannya.“Nanti dulu dong cantik. Main dulu sama kita, yuk,” timpal preman ketiga, melirik Aiza dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sangat menggoda.“Tida
Baca selengkapnya
Bab 5
Selama dalam perjalanan menuju kosan Aiza tidak ada percakapan. Prince dan Aiza diam seribu bahasa. Mereka larut dengan pikiran masing-masing. Memikirkan masalah yang sedang menggeluti mereka. Aiza dengan masalah kemiskanannya, yang saat ini sedang membutuhkan uang untuk biaya operasi sang ibu. Entah ke mana dia mencari uang itu.Sedang Prince bingung harus bagaimana mempertahankan jabatannya sebagai CEO tanpa harus menikah. Keduanya dipusingkan bagaimana mencari solusi dari masalah mereka saat ini.Karena terlalu larut dengan lamunan masing-masing, tanpa terasa mobil yang dikendarai Prince tiba di kosan Aiza tiga puluh menit kemudian."Terima kasih banyak Pak Prince sudah menolong saya tadi,” ujar Aiza sebelum keluar dari mobil sport Prince, “Kalau tidak ada Pak Prince, saya tidak tahu bagaimana nasib saya. Mungkin saya sudah habis di tangan tiga preman tadi. Saya merasa sangat berhutang budi kepada Anda.”“Tidak masalah. Tidak perlu dipikirkan. Saya hanya melalukan tugas saya sesama
Baca selengkapnya
Bab 6
Mario sudah menunggu di samping mobil ketika Prince keluar rumah esok paginya. Menjemput sang bos untuk berangkat ke kantor. Rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi sebagai sekretaris Pangeran Aditama Grup itu selama empat tahun terakhir ini.Tanpa di suruh, Mario langsung membukakan pintu mobil ketika Prince menghampirinya dengan wajah datar, khas milik pria itu. Kemudian dia berseru, “Selamat pagi, Pak Prince.”Prince tidak menyahut, masuk ke dalam mobil.“Dasar pelit suara. Apa susahnya dijawab? Toh berbicara tidak dibayar. Aku tidak bisa membayangkan perempuan yang menikah dengannya nanti. Pasti perempuan itu menderita menikah dengan pria irit bicara sepertinya. Selain itu wajahnya selalu muram durja. Tidak punya selera humor. Sedangkan kebanyakan perempuan menyukai pria yang humoris,” gerutu Mario dalam hati sambil masuk ke dalam mobil, duduk di kursi. Dia tidak mungkin mengatakannya secara langsung. Bisa-bisa dia dipecat hari ini juga. Sedangkan dia masih sangat membutuhka
Baca selengkapnya
Bab 7
Iya, Sepertinya memang tidak ada cara lain. Menerima tawaran itu adalah satu-satunya cara saat ini. Jika dia pergi ke rumah sakit untuk menjual ginjal butuh proses. Dia juga harus mencari orang yang membutuhkan. Tidak asal donor. Sedangkan dia tidak punya banyak waktu lagi. Ibunya harus segera dioperasi jika tidak ingin kehilangan orang tua yang tinggal satu-satu bagi ia dan kedua adiknya. Mereka belum siap.Maka tanpa pikir panjang lagi, Aiza beranjak dari duduknya, pergi ke ruangan Prince di lantai paling atas. Meninggalkan pekerjaannya yang masih menumpuk.Setiba di kantor Prince, Aiza menghampiri Mario. “Permisi, Pak Mario.”“Iya, Mbak Aiza. Ada yang bisa saya bantu?” Mario beranjak dari duduknya.“Apa Pak Prince ada di ruangannya, Pak Mario? Saya ingin bertemu dengan beliau.”Mario mengangguk, “Ada, Mbak Aiza. Kiranya ada perlu apa, Mbak Aiza ingin bertemu dengan beliau?”“Ada yang ingin saya bicarakan dengannya. Ini sangat penting! Bisa hubungi beliau jika saya ingin bertemu den
Baca selengkapnya
Bab 8
“Halo, Baby Boy,” ujar Alena ketika memasuki kantor Prince. Prince mendesah pelan mendengar panggilan sang mama tujukan untuknya, “Please, Ma. Usiaku hampir tiga puluh tahun, dan mama masih memanggilkan bayi?” Alena mengedikan bahu, dengan acuh dia duduk di sofa di ruangan itu. “Bagi orang tua, tidak peduli sudah besar dan sedewasa anak mereka, bagi mereka, anak tetaplah anak-anak.” “Ya, ya. Terserah mama saja.” Prince mengangguki, enggan berdebat. Dia menghampiri sang mama, ikut duduk di sofa, “Ngomong-ngomong, apa yang membawa Mama kemari?”“Hanya ingin mengunjungi putra mama yang bekerja. Seperti apa dia ketika sedang bekerja? Apa dia keren ketika terlihat serius di belakang meja kerjanya?” “So, bagaimana? Apa tadi Prince terlihat keren?” tanya Prince dengan memasang wajah serius. Alena mengangguk, “Iya, lumayan. Tapi, masih keren Papa kamu.” Prince mendengus, “Iya, Papa memang tidak ada tandingannya. Di mata Mama, dia adalah pria yang paling keren di dunia ini.” Alena terg
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status