Home / Romansa / Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah! / 3. Berhasil selamat tapi tidak hidup

Share

3. Berhasil selamat tapi tidak hidup

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-03-12 05:43:05

Setelah bangun karena dicekoki dengan obat tidur dan tidak tahu sudah seberapa lama tertidur, Yukine akhirnya mendapati tubuhnya sudah bersih dan memakai pakaian berbeda yang cukup terbuka dan luka-luka di tubuhnya sudah diobati, bahkan wajahnya yang cantik telah dirias sedemikian rupa.  

Yang lebih membuatnya terkejut ada orang lain di tempat itu, seorang laki-laki sedang tersenyum penuh gairah padanya kemudian adegan Alga akan melecehkan dirinya kembali terputar di otaknya membuatnya menggelengkan kepalanya pelan.

"Gadis manis akhirnya kamu bangun juga." Suara laki-laki itu begitu manis dan lembut akan tetapi membuat sekujur tubuh Yukine merinding.

Tanpa banyak bicara Yukine langsung menuju jendela dan melihat jika itu hanya lantai dua, daripada mengalami trauma seumur hidup dan terkurung di tempat terkutuk ini lebih baik berusaha untuk meloloskan diri dengan segala resikonya.

"Auhh," rintih Yukine setelah sekujur tubuhnya bertabrakan dengan bumi.

"Kau gadis gila!" teriak lelaki di atas balkon lantai dua.

Yukine mendongak untuk melihat laki-laki itu menjulurkan sebagian tubuhnya mematikan keadaan Yukine yang baru saja nekat.

"Penjaga!" Laki-laki itu berteriak meminta bantuan.

"Sial," umpat Yukine sambil mencoba berdiri, salah satu kakinya seperti mau hancur entah itu retak atau patah. "Setidaknya itu hanya cacat." Yukine mencoba menghibur dirinya sendiri.

Dengan menyeret satu kakinya, Yukine berusaha menjauh dari tempat itu secepat mungkin. Suara gaduh dari lantai atas dapat didengarnya tapi sama sekali tidak ada niatan untuk melihatnya yang ada di otaknya saat ini bagaimana caranya untuk pergi secepat mungkin dan sejauh-jauhnya.

Penderitaan Yukine bertambah berat ketika hujan tiba-tiba turun dengan cukup deras. Kaki kirinya terluka cukup parah, tampak luar itu hanya luka beberapa goresan dan sedikit darah yang mengalir dan langsung hilang bercampur derasnya hujan.

"Aku harus berjuang sekali lagi, kalau tidak aku tidak tahu akan menjadi apa jika tertangkap."

Setelah tertatih-tatih cukup lama akhirnya Yukine melihat sebuah harapan, gadis itu melihat di kejauhan ada mobil patroli tapi itu terletak di ujung melewati jembatan itu. Hujan begitu deras membuat jarak pandang terbatas, tapi itu semua tidak menyurutkan semangat Yukine untuk memperjuangkan hidupnya.  Namun, sebelum langkahnya sampai pada tujuan ada mobil yang melaju begitu kencang berlawanan arah lalu menabraknya hingga tubuhnya yang kurus itu melayang melewati pembatas jembatan.

"Kita menabrak seseorang." Suara wanita yang terkejut sekaligus ketakutan terdengar samar-samar di telinga Yukine.

Kejadian itu begitu cepat hanya rintihan kecil yang keluar dari mulut Yukine, rasa sakit di kakinya kini bertemu nyeri yang teramat sangat dari dadanya. Semuanya hanya ada air dan air, tubuh itu jatuh ke sungai yang dalam, tubuhnya lemah dan tidak dapat bernapas lagi, tiba-tiba hanya ada suara dengungan yang sangat panjang di telinganya tapi itu terasa sangat damai.

"Apakah ini semua sudah berakhir?" tanya Yukine pada dirinya sendiri, saat melihat dirinya sendiri semakin jatuh semakin dalam hingga ke dasar.

"Apakah pada akhirnya aku akan tetap sendirian di sini di dasar sungai yang dingin?"

Saat ini benar-benar begitu damai sudah lama Yukine tidak merasakan kedamaian seperti ini, bahkan ikan yang sedang berenang di dekatnya terlihat dengan begitu jelas.

"Jadi seperti ini?" Yukine tersenyum melihat akhir takdirnya yang memperjuangkan hidup dan semuanya sia-sia. 

Yukine menutup mata sambil tersenyum menerima jalan takdirnya dengan lapang dada. Gelap!

***

Yukine membuka matanya lagi, ia batuk seperti tersedak air yang membuatnya terengah-engah.

"Dokter ... Dokter!" Suara wanita berteriak memenuhi ruangan.

Yukine tidak mempedulikannya, orang-orang di sekelilingnya langsung sibuk mengatur pernapasannya yang seperti orang yang lupa caranya bernapas. Dokter datang langsung memeriksa kondisinya.

"Pelan-pelan, tenang kamu sudah aman.  Sekarang kamu bisa bernapas dengan sepuasnya," ucap dokter itu mencoba menenangkan Yukine yang masih kesulitan bernapas.

Perlahan Yukine merasa rileks dan dapat bernapas sedikit demi sedikit dengan benar, kesadarannya mulai kembali meskipun masih ada suara dengungan panjang juga nyeri di tubuhnya, apalagi kepalanya terasa cukup pusing.

"Bagaimana kondisi putriku, Dokter?" tanya wanita itu dengan raut wajah khawatir.

"Tidak apa-apa mungkin dia masih merasa di dalam air baguslah sekarang sudah siuman."

"Bagus bagus bagus." Wanita itu mengiyakan perkataan dokter dan kini langsung mendekatkan wajahnya pada Yukine yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Bagaimana perasaanmu, Nak?" tanya wanita itu pada Yukine.

Dengan kepalanya yang pusing Yukine melihat sosok wanita yang tampak menghawatirkan dirinya itu karena wanita itu memanggilnya 'Nak' mungkin itu ibunya, tapi setelah Yukine melihat wajah wanita di sampingnya itu bukanlah wajah ibunya. Lagi pula ibunya sudah tidak menginginkan dirinya, kenapa dia harus repot-repot menghawatirkan dirinya ini? Meskipun saat ini kondisi Yukine belum terlalu baik, tapi dia tidak mungkin salah mengenali orang terlebih itu wanita yang melahirkannya, dan di depannya ini adalah orang asing.

"Kamu siapa?" tanya Yukine sambil mengernyit.

"Aku ibumu."

"Ibu?"

Wanita itu menoleh ke arah dokter di depannya dengan tatapan tidak percaya. "Dokter?"

"Aku akan memeriksanya lagi mungkin ada benturan di syaraf kepalanya saat jatuh membuatnya melupakan beberapa hal," jelas Dokter bicara pada perawat untuk menyiapkan pemeriksaan lebih lanjut.

Ruangan itu kembali gaduh dengan banyak suara, tangisan wanita itu kembali pecah juga laki-laki yang mungkin suaminya sedang menenangkan wanita itu sekarang, meskipun laki-laki itu juga terkejut tapi sedikit lebih tenang daripada istrinya. Ada juga seorang pemuda yang tidak bersuara sama sekali yang tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Yukine yang sedang terbaring. Namun, saat ini Yukine tidak mempedulikan apa-apa, yang ada di sekelilingnya.

Pandangannya sangat berat seakan kapan saja dapat tertidur, tapi gadis itu enggan untuk jatuh tertidur terbesit di benaknya jika semuanya hanya sepetak mimpi sebelum kembali lagi sadar di dalam dasar sungai yang dingin.

***

Sudah tiga hari Yukine di rawat di rumah sakit, dan baru mengetahui jika ada hal yang tidak masuk akal terjadi pada dirinya. Ternyata Yukine bukanlah Yukine, tapi sekarang semua orang di sekelilingnya memanggilnya Fe Fei awalnya dirinya tidak mengerti kenapa orang-orang asing ini terus memanggilnya Fe Fei, tapi setelah melihat pantulan dirinya di cermin malah ada pertanyaan lain.

Wajah yang ada di dalam cermin itu bukanlah wajah Yukine yang dikenalnya, tapi wajah gadis lain. Wajah itu begitu cantik lebih cantik dan manis daripada wajah yang dimilikinya dahulu. 

Sudah tiga hari ini tidak banyak yang keluar dari mulutnya selain kepalanya masih terus berputar, Yukine tidak tahu caranya bagaimana mengatakan pada orang-orang di sekelilingnya jika dirinya bukan gadis yang mereka kenal, meskipun raganya milik gadis bernama Fe Fei itu.

Yukine tidak tahu awalnya bagaimana bisa dirinya bersemayam di dalam tubuh gadis lain lalu bagaimana pada Fe Fei yang asli? Yang didengarnya dari dokter maupun keluarga ini, Fe Fei telah koma selama seminggu dan akibatnya juga jatuh ke dalam air. "Apakah Fe Fei yang asli sudah meninggal?" Itu yang ditanyakan Yukine pada dirinya sendiri dan hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Gadis itu meraba kaki kirinya beberapa waktu yang lalu, Yukine ingat betul bagaimana rasa sakit di kakinya itu karena melompat dari lantai dua. Dipikirnya jika selanjutnya akan menjadi cacat, tapi kini kaki itu baik-baik saja bahkan hanya ada sedikit goresan dangkal. Yukine merasa sedang bermimpi sangat panjang selama tiga hari berturut-turut, ketakutan menghantui pikirannya tiap kali mengingatnya.

"Ibu dan Ayah sedang berkonsultasi dengan dokter, dan juga menyelesaikan prosedur kepulanganmu," ujar pemuda itu memecah keheningan di ruangan tersebut.

"Emm," sahut Yukine melihat sekilas ke arah pemuda itu kemudian kembali lagi melihat ke luar jendela, banyak hal yang sedang dipikirkannya tapi tidak tahu bagaimana mengutarakan itu.

Pemuda itu bernama Balryu kata wanita yang menyebut dirinya sebagai ibu Fe Fei, pemuda itu adalah kakak laki-lakinya tapi jika Yukine mengamatinya wajah Balryu sama sekali tidak memiliki kemiripan sedikitpun dengan ayah ibu maupun Fe Fei sendiri, sejak awal Yukine sadar Balryu sangat jarang sekali bicara tapi tiap kali Yukine membuka matanya pemuda itu ada di sampingnya menemani dia siang maupun malam.

Seorang perawat datang untuk melepaskan jarum infus di tangan Yukine, hanya beberapa waktu dan perawat itu kembali meninggalkan mereka berdua. Balryu mengemasi barang-barang juga pakaian Yukine yang dikeluhkan olehnya hanya sedikit pusing, selainnya tidak ada maka Yukine sudah dapat melakukan rawat jalan dan juga semua orang menyakini jika gadis ini sedang amnesia, selain Yukine tidak tahu fakta yang sesungguhnya.

"Perlu bantuan untuk mengganti pakaian?" Balryu menawarkan pertolongan.

"Tidak!" Yukine mengambil pakaian di tangan Balryu lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya sendiri, tapi pemuda itu masih mengikuti untuk mengawasinya.

"Aku bisa sendiri," ujar Yukine melihat Balryu terus mengekor sampai ke depan pintu.

"Panggil aku jika mengalami kesulitan," timpal Balryu, kini pemuda itu berdiri di dekat kamar mandi layaknya seorang bodyguard untuk Yukine.

Yukine benar-benar tidak terbiasa dengan perlakuan istimewa ini, di dalam toilet Yukine perlahan membuka pakaiannya dengan masih berpegangan pada tembok untuk mensetabilkan dirinya. Di depannya terdapat cermin besar yang menunjukkan seluruh tubuhnya.

"Sangat indah tanpa cela," ujar Yukine memandangi pantulan tubuh Fe Fei di depannya.

"Sangat beruntung nona ini," lanjutnya sambil terus mengagumi tubuh itu bahkan Yukine memperhatikan nail art di tangannya belum pernah di kehidupannya yang lalu Yukine memanjakan kukunya dengan hiasan indah ini.

"Tubuh ini sangat bagus hanya saja saat ini begitu lemah," ucap Yukine pada dirinya sendiri, tidak hanya tubuh itu terawat begitu baik sampai sebuah jerawat ketakutan untuk tumbuh di wajah, bahkan Yukine bertanya-tanya bagaimana Fe Fei merawat rambutnya begitu teliti dan mengagumkan sampai tumbuh begitu panjang dan sehat hingga sepinggang.

"Kenapa lama sekali?" Suara Balryu terdengar di balik pintu dan seperti akan masuk kapan saja, membuat Yukine tersadar karena sedang mengagumi keindahan tubuh Fe Fei.

"Ya!" Hanya itu sahutan Yukine dan segera kembali mengenakan pakaian, meskipun dengan gerakan lambat.

"Ah!" rintih Yukine pelan dan pintu itu langsung terbuka menampakkan Balryu di sana yang membuat Yukine terkejut.

"Ada apa? Seharusnya aku memang perlu membantumu berpakaian," cerocos Balryu sambil masuk ke dalam kamar mandi yang kecil itu, padahal Yukine hanya tidak sengaja terpentok tembok ketika memasukkan tangannya ke lubang lengan baju.

Yukine cukup terkejut dengan reaksi Balryu yang menurutnya berlebihan, terlebih pemuda itu langsung sedikit membungkuk kemudian membawa tubuh Yukine keluar dari kamar mandi, layaknya seorang putri yang semakin membuat Yukine tidak dapat berkata-kata dengan perlakuan berlebihan ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Erpina Siagian
sangat indah tapi cela setalah memandang tubuh y Fei
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   200. Ledakan kota Dusee

    Langkah kaki Jon terhenti ketika melihat pemandangan tidak jauh darinya, di malam yang sunyi ini terdengar suara tawa seorang perempuan yang asing, Jon berteman hampir semua orang yang ada di tempat ini dan hampir bisa mengingat semua suara mereka tawa ini sedikit asing untuk laki-laki itu, ketika Jon melihat suara siapa itu laki-laki itu sama sekali tidak menyangka jika itu adalah milik perempuan yang hampir tidak pernah tertawa hanya sekedar tersenyum itupun tidak dilakukan setiap hari. "Ya tuhan apakah ini nyata, benarkah itu dokter Ma?" Jika bukan karena kedua tangannya sedang membawa kopi panas mungkin Jon akan menampar wajahnya sendiri untuk memastikan jika dirinya tidak sedang bermimpi.Jon tadang dengan dua cangkir kopi panas berniat mengobrol dengan Balryu sebelum mereka kembali untuk beristirahat namun Jon mengurungkan niatnya ketika melihat pemandangan ini, Balryu sedang bicara sedangkan perempuan yang mendengarkan malah hanya tertawa terus mendengar ini. "Cerita lucu apa

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   199. Duduk berdua

    Jika biasanya perempuan itu akan langsung tertidur ketika bersentuhan dengan bantal akan tetapi kini hanya bertahan satu menit hingga perempuan itu kembali duduk dengan kepala terkulai."Aku tidak bisa tidur, ada orang asing," ucap Yukine sambil menggeleng pelan. "Aku bisa pergi," kata Balryu di sampingnya."Tidak perlu, kamu datang lebih dulu kamu tidak seharusnya pergi, lagipula sepertinya aku sudah tidak mengantuk lagi karena kesal," ucap Yukine yang bicaranya sedikit tidak jelas.Perempuan ini ada di sampingnya membuat Balryu sedikit tidak nyaman untuk terus menghisap rokoknya hingga mematikannya padahal itu batang rokok yang kedua yang baru saja dinyalakan. Karena berada di lingkungan klinik Balryu tidak bisa merokok sesuka hati namun karena itu pula ketergantungannya terhadap nikotin sedikit menurun mungkin juga karena otaknya yang tidak lagi stres dan banyak melakukan aktivitas baru membuat Balryu sedikit melupakan kebiasaan buruk itu."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   198. Dia cantik tapi berbisa

    Setelah berhari-hari tinggal di tempat ini Balryu mulai beradaptasi sedikit demi sedikit meskipun Balryu bukanlah seorang tenaga medis akan tetapi masih banyak pekerjaan yang dapat di lakukan untuk seorang laki-laki sehat seperti dirinya, apalagi dengan wajahnya yang rupawan membuat banyak orang sering mencarinya untuk melakukan sesuatu dari hal kecil meskipun itu hanya dalih agar bisa berinteraksi dengannya ataupun benar-benar butuh bantuan seperti memperbaiki komputer juga alat elektronik lainnya. Balryu juga sering ikut Jon keluar kota semata-mata agar dapat mengetahui dunia luar, Jon tentu tidak keberatan dengan itu selain pekerjaannya juga ringan ada teman bicara diperjalanan yang membosankan itu meskipun Balryu hanya menjadi pendengar saja. Hari ini Balryu baru kembali bersama dengan Jon untuk mengambil alat medis dan beberapa kardus obat-obatan dari kota besar."Aku senang kamu datang," ujar Jon dengan senyum lebarnya. "Aku merasa punya teman bicara dan berbagi tugas," imbuh l

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   197. Rambutnya panjang

    Balryu mengistirahatkan tubuhnya di kamar milik dokter Halaong sedangkan pria tua itu entah pergi kemana, perjalanan jauh ini menguras banyak energi lelaki yang tidak pernah istirahat dengan benar di sepanjang perjalanan, lelaki itu butuh banyak istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya seperti semula sedangkan untuk orang tua itu tidak perlu membahasnya. Mungkin tubuhnya punya kekuatan robot yang tidak punya rasa lelah bahkan dengan tubuh manusianya di sepanjang perjalanan yang melelahkan itu dokter Halaong bisa melakukan beberapa perawatan juga operasi yang tidak diketahui oleh Balryu. Mulut lelaki itu menguap lebar sambil merenggangkan tubuhnya, tidak tahu sudah berapa lama dirinya tertidur pulas meskipun ranjang milik dokter Halaong tidak senyaman miliknya di rumah namun ketika tidur dengan nyaman tanpa punya banyak kekhawatiran membuatnya dirinya bisa tidur pulas dan bangun dengan keadaan bugar. Tempat itu sunyi tidak ada aktifitas apapun, perutnya terasa lapar membuat Balry

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   196. Memuji orang asing

    Yukine langsung mengalihkan pandangannya ketika sadar, dengan wajah kebingungan perempuan itu berpikir keras. "Kenapa dia ada di sini?" tanya Yukine pada dirinya sendiri. "Pasti aku salah lihat." Untuk memastikan pandangannya benar atau salah Yukine kembali menoleh dan lelaki itu masih melihatnya. "Dia seperti yang ada di ingatanku tapi lebih kurus apakah ada orang di dunia ini yang memiliki wajah sangat mirip?" Yukine masih berdebat dengan hatinya namun itu diputuskan kebenarannya ketika melihat dokter Halaong keluar dari mobil. "Kenapa pria tua itu sudah kembali? Jika itu dokter Halaong berarti lelaki itu benar-benar Balryu." Yukine menelan ludahnya entah mengapa langsung merasa gugup." Kenapa dia harus datang kesini?"Tiga orang keluar dari mobil itu dengan sedikit berlari menghindari hujan, Yukine tidak berani melihat lagi dan lebih memilih menyibukkan diri dengan anak-anak di sekitarnya namun karena sudah tidak bisa menikmati hujan seperti sebelumnya perempuan itu memilih untu

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   195. Negara Mosa

    Awalnya Balryu tidak mengerti mengapa Jon melarang dokter Halaong menyetir dan bersikeras terus mengemudi sendiri semalaman tidak membiarkan dokter Halaong menggantikannya dengan alasan tangan dokter Halaong terlalu berharga, juga tidak bisa menyuruh Balryu karena masih belum menguasai medan terpaksa terus mengemudi sendiri di tengah ngantuk dan tangan yang telah mati rasa.Tapi kini ketika dokter Halaong menginjak gas mobil itu Balryu langsung punya firasat buruk juga mengerti mengapa Jon melakukan itu semua. Cara menyetir dokter Halaong berbeda dan Jon yang terkesan santai dan lembut mengutamakan kenyamanan juga keselamatan sedangkan pria tua itu tidak menggunakan prinsip itu, gasnya terus diinjak meksipun itu di tikungan tajam prinsip yang digunakan olehnya hanya segera sampai tujuan tidak peduli dengan penumpang yang mungkin bisa memuntahkan organ dalamnya. Balryu awalnya jenuh juga bosan dengan perjalanan ini tapi kini kembali tegang karena jantungnya kembali dipacu. "Pantas saj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status