공유

4. Bersemayam di tubuh orang lain

작가: Qima
last update 최신 업데이트: 2025-03-12 05:44:13

Di dalam mobil yang berisikan empat orang, pasangan itu duduk di depan sedangkan dirinya di belakang dengan pemuda bernama Balryu. Yukine merasa canggung berada di sebelahnya, setelah beberapa saat lalu keduanya beradegan yang tak selayaknya. Namun, Yukine berpikir mungkin ini sudah wajar, dan Yukine hanya belum terbiasa dengan kehidupan milik Fe Fei.

"Kita sampai," ujar wanita yang duduk di depan itu ketika mobil mulai melambat.

Mobil itu berhenti di depan sebuah rumah mewah, dan wanita yang menyebut dirinya sebagai ibu Fe Fei itu mulai bicara tanpa henti membimbing Yukine untuk turun dan membawanya masuk ke rumah asing itu. Ia menunjukkan semua sudut rumah hingga berakhir di kamar milik Fe Fei, tiba-tiba Yukine dibuat kembali sakit kepala ketika melihat kamar Fe Fei karena seperti tidak ada warna lain di ruangan itu selain pink dan putih.

Yukine seorang wanita yang tidak tomboy tapi juga tidak perempuan sekali yang sangat menyukai warna wanita feminim ini.

"Kenapa?" tanya wanita itu melihat Yukine mengerenyitkan keningnya. "Pusing lagi?" lanjutnya bertanya.

Yukine menggeleng pelan dan raut wajah wanita itu sedikit santai. "Aku hanya ingin istirahat sebentar," jawab Yukine pelan.

"Oke, baiklah. Istirahatlah yang cukup, Nak. Ibu pergi dulu, kalau butuh apa-apa panggil ibu."

Yukine tak mengangguk sebagai respon, wanita itu segera keluar kamar meninggalkannya sendirian dengan segala pernak-pernik berbau wanita ini.

"Fe Fei maaf, aku mengambil semua yang kamu miliki," ucap Yukine di dalam hati sebelum membenamkan dirinya di bawah selimut. 

Mungkin karena pengaruh obat akhir-akhir ini yang diinginkan hanya terus tidur itu jauh membuatnya lebih baik meskipun ketakutan itu masih saja ada.

***

Setelah beristirahat dengan cukup, Yukine bangun dan itu sudah malam. Keluarga beranggotakan empat orang itu makan malam dengan harmonis, Yukine memperhatikan satu per satu anggota keluarga barunya, semua orang memperhatikan dirinya saat ini mengambil air lauk dan mengupas buah untuknya tiba-tiba matanya terasa panas. Yukine tidak akan menangis meskipun mendapatkan perlakuan buruk, tapi air matanya tidak dapat tertahankan ketika sedang terharu.

"Apakah makanannya tidak enak?" tanya ibunya pada Yukine dan segera Yukine menggeleng pelan.

"Sayang," ucap wanita itu pelan sambil memegang tangan Yukine mengambil napas panjang sebelum melanjutkan bicaranya. "Ibu akan resign, dengan begitu akan lebih banyak memiliki waktu untukmu."

Yukine terdiam keduanya saling bertatapan wanita itu tidak lagi muda tapi senyumannya begitu indah dan manis tampak begitu tulus dengan apa yang dikatakannya.

"Maafkan ibu selama ini selalu sibuk hingga tidak memperhatikanmu, tiba-tiba kamu sudah dewasa," lanjutnya lagi.

"Ibu tidak perlu resign justru karena aku sudah dewasa aku juga memiliki kehidupan sendiri, jika Ibu suka berkerja maka bekerjalah aku tidak apa-apa."

"Tapi sebelumnya kamu selalu merengek meminta ibu untuk berhenti bekerja untuk menemanimu, kamu bilang kesepian."

"Tapi sekarang tidak, aku baik-baik saja." Yukine menjelaskan sambil tersenyum lebar.

Wanita itu terdiam tiba-tiba menunduk sambil menutup mulutnya. "Putriku benar-benar sudah dewasa," gumamnya dan air matanya tiba-tiba jatuh begitu saja.

"Kamu yakin?" Ayahnya ikut angkat bicara. "Kamu sering membuat onar karena masalah ini sebelumnya, ibumu sudah mendiskusikan dengan ayah untuk masalah ini."

"Tentu." Yukine mempertegas keputusannya.

"Bilang jika nanti kamu berubah pikiran."

Yukine mengangguk kemudian melanjutkan makan. Di piringnya ditambahkan sepotong daging oleh saudara laki-lakinya. "Terima kasih," ucap Yukine sambil melihat sekilas pada Balryu.

"Ayah, Ibu aku akan keluar sebentar ada hal yang harus diselesaikan," pamit pemuda itu setelah menyelesaikan isi piringnya.

"Pergilah," ucap laki-laki itu pada putranya.

"Lihatlah bahkan gegemu sekarang juga sangat sibuk, ayah sering keluar kota begitu juga ibumu."

"Karena aku tidak banyak mengingat, mungkin aku akan dengan cepat terbiasa dengan ini," jawab Yukine pada ayahnya.

Sedikit demi sedikit Yukine mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya, meskipun kadang tidak percaya jika ini sungguhan dan juga perlahan memahami tentang kelurga ini. Ayahnya bernama Bumantara keturunan Jawa China, sedangkan ibunya Xiyun keturunan China Batak, sedangkan Balryu atau biasanya Fe Fei memanggilnya Gege itu sebutan untuk kakak laki-laki dalam keluarga keturunan China baru saja lulus kuliah dan sedang magang di suatu perusahaan. Mereka semua begitu sangat sibuk dengan aktivitasnya, biasanya hanya Balryu yang lebih sering di rumah menemani Fe Fei.

"Apa ini?" 

Yukine menatap meja rias di depannya itu sangat penuh dengan banyak produk, bahkan Yukine tidak tahu apa kegunaan dan fungsi dari sebagian besar yang ada di sana. Tadi siang belum sempat memperhatikan dengan benar ruangan ini, dan kini semakin diperhatikan membuat Yukine kembali sakit kepala, terlebih ketika membuka lemari itu penuh dengan pakaian dan banyak hal seperti tas sepatu pernak-pernik yang tersusun begitu rapi.

"Hidupmu benar-benar dimanjakan." Lagi-lagi Yukine memuji anugerah yang dimiliki Fe Fei, hanya saja ada beberapa hal yang disukai oleh Fe Fei tidak sama dengan Yukine.

Seperti warna baju yang dominan pink dan terbuka, sama sekali berbeda dengan Yukine yang lebih suka berpakaian tertutup dan longgar.

"Sepertinya aku perlu beli bajuku sendiri," gumamnya sambil terus melakukan tour di kamar Fe Fei ini.

 Tanpa terasa sampai tengah malam, tapi Yukine menolak untuk tidur malah pergi ke balkon dan duduk di kursi gantung menikmati angin malam. Dari lantai dua Yukine bisa melihat jika sebuah mobil datang dan itu Balryu baru saja sampai, pandangannya hanya melihatnya sekilas kemudian menikmati kembali keindahan malam dari balkon kamarnya.

Sepertinya Balryu mengetahui jika adik perempuannya itu belum tidur dan langsung masuk ke kamarnya. "Kenapa belum tidur?" tanya Balryu langsung ketika datang.

"Aku sudah cukup tidur dan sekarang tidak merasa mengantuk," jawab Yukine tanpa melihat ke arah gegenya.

"Angin malam tidak bagus untuk kesehatanmu, masuklah aku memiliki sesuatu untukmu."

Yukine sebenarnya masih ingin berada di balkon, lagi pula kesehatannya sudah membaik apa yang buruk dengan angin malam? Tapi ketika mendengar kalimat terakhir Balryu membuatnya enggan membantah dan mengikuti langkah saudara laki-lakinya masuk ke dalam kamar.

"Apa ini?" tanya Yukine setelah menerima paperbag dari Balryu, tapi pemuda itu tidak menjawab hanya mengisyaratkan untuk membuka.

"Ponsel?" ucap Yukine sambil tersenyum kecil, ponsel itu tampak mahal berbeda dari ponsel bututnya yang dulu.

"Terima kasih."

"Em."

"Kamu suka?" lanjut Balryu setelah beberapa saat memperhatikan Yukine tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel itu.

"Tentu."

Setelah menelusuri ponsel itu Yukine semakin berterima kasih pada Balryu karena ponsel itu sudah siap pakai. Yukine menyodorkan ponsel itu pada Balryu.

"Apa?" tanya Balryu bingung.

"Tuliskan alamat rumah ini."

"Kamu membutuhkan sesuatu?" jawab Balryu sambil meraih ponsel itu dan melihat aplikasi belajar online di layarnya.

"Belanja pakaian." Yukine tidak menyembunyikan apa pun yang diinginkannya.

Balryu tidak bertanya lagi pemuda itu hanya dengan patuh memasukkan alamat lengkap. Belanja online adalah pilihan termudah saat ini untuk Yukine, selain tidak tahu apa pun tentang daerah sekitar seluruh orang di rumah ini begitu sibuk sehingga sangat tidak nyaman meminta mereka menemaninya berbelanja.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   200. Ledakan kota Dusee

    Langkah kaki Jon terhenti ketika melihat pemandangan tidak jauh darinya, di malam yang sunyi ini terdengar suara tawa seorang perempuan yang asing, Jon berteman hampir semua orang yang ada di tempat ini dan hampir bisa mengingat semua suara mereka tawa ini sedikit asing untuk laki-laki itu, ketika Jon melihat suara siapa itu laki-laki itu sama sekali tidak menyangka jika itu adalah milik perempuan yang hampir tidak pernah tertawa hanya sekedar tersenyum itupun tidak dilakukan setiap hari. "Ya tuhan apakah ini nyata, benarkah itu dokter Ma?" Jika bukan karena kedua tangannya sedang membawa kopi panas mungkin Jon akan menampar wajahnya sendiri untuk memastikan jika dirinya tidak sedang bermimpi.Jon tadang dengan dua cangkir kopi panas berniat mengobrol dengan Balryu sebelum mereka kembali untuk beristirahat namun Jon mengurungkan niatnya ketika melihat pemandangan ini, Balryu sedang bicara sedangkan perempuan yang mendengarkan malah hanya tertawa terus mendengar ini. "Cerita lucu apa

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   199. Duduk berdua

    Jika biasanya perempuan itu akan langsung tertidur ketika bersentuhan dengan bantal akan tetapi kini hanya bertahan satu menit hingga perempuan itu kembali duduk dengan kepala terkulai."Aku tidak bisa tidur, ada orang asing," ucap Yukine sambil menggeleng pelan. "Aku bisa pergi," kata Balryu di sampingnya."Tidak perlu, kamu datang lebih dulu kamu tidak seharusnya pergi, lagipula sepertinya aku sudah tidak mengantuk lagi karena kesal," ucap Yukine yang bicaranya sedikit tidak jelas.Perempuan ini ada di sampingnya membuat Balryu sedikit tidak nyaman untuk terus menghisap rokoknya hingga mematikannya padahal itu batang rokok yang kedua yang baru saja dinyalakan. Karena berada di lingkungan klinik Balryu tidak bisa merokok sesuka hati namun karena itu pula ketergantungannya terhadap nikotin sedikit menurun mungkin juga karena otaknya yang tidak lagi stres dan banyak melakukan aktivitas baru membuat Balryu sedikit melupakan kebiasaan buruk itu."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   198. Dia cantik tapi berbisa

    Setelah berhari-hari tinggal di tempat ini Balryu mulai beradaptasi sedikit demi sedikit meskipun Balryu bukanlah seorang tenaga medis akan tetapi masih banyak pekerjaan yang dapat di lakukan untuk seorang laki-laki sehat seperti dirinya, apalagi dengan wajahnya yang rupawan membuat banyak orang sering mencarinya untuk melakukan sesuatu dari hal kecil meskipun itu hanya dalih agar bisa berinteraksi dengannya ataupun benar-benar butuh bantuan seperti memperbaiki komputer juga alat elektronik lainnya. Balryu juga sering ikut Jon keluar kota semata-mata agar dapat mengetahui dunia luar, Jon tentu tidak keberatan dengan itu selain pekerjaannya juga ringan ada teman bicara diperjalanan yang membosankan itu meskipun Balryu hanya menjadi pendengar saja. Hari ini Balryu baru kembali bersama dengan Jon untuk mengambil alat medis dan beberapa kardus obat-obatan dari kota besar."Aku senang kamu datang," ujar Jon dengan senyum lebarnya. "Aku merasa punya teman bicara dan berbagi tugas," imbuh l

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   197. Rambutnya panjang

    Balryu mengistirahatkan tubuhnya di kamar milik dokter Halaong sedangkan pria tua itu entah pergi kemana, perjalanan jauh ini menguras banyak energi lelaki yang tidak pernah istirahat dengan benar di sepanjang perjalanan, lelaki itu butuh banyak istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya seperti semula sedangkan untuk orang tua itu tidak perlu membahasnya. Mungkin tubuhnya punya kekuatan robot yang tidak punya rasa lelah bahkan dengan tubuh manusianya di sepanjang perjalanan yang melelahkan itu dokter Halaong bisa melakukan beberapa perawatan juga operasi yang tidak diketahui oleh Balryu. Mulut lelaki itu menguap lebar sambil merenggangkan tubuhnya, tidak tahu sudah berapa lama dirinya tertidur pulas meskipun ranjang milik dokter Halaong tidak senyaman miliknya di rumah namun ketika tidur dengan nyaman tanpa punya banyak kekhawatiran membuatnya dirinya bisa tidur pulas dan bangun dengan keadaan bugar. Tempat itu sunyi tidak ada aktifitas apapun, perutnya terasa lapar membuat Balry

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   196. Memuji orang asing

    Yukine langsung mengalihkan pandangannya ketika sadar, dengan wajah kebingungan perempuan itu berpikir keras. "Kenapa dia ada di sini?" tanya Yukine pada dirinya sendiri. "Pasti aku salah lihat." Untuk memastikan pandangannya benar atau salah Yukine kembali menoleh dan lelaki itu masih melihatnya. "Dia seperti yang ada di ingatanku tapi lebih kurus apakah ada orang di dunia ini yang memiliki wajah sangat mirip?" Yukine masih berdebat dengan hatinya namun itu diputuskan kebenarannya ketika melihat dokter Halaong keluar dari mobil. "Kenapa pria tua itu sudah kembali? Jika itu dokter Halaong berarti lelaki itu benar-benar Balryu." Yukine menelan ludahnya entah mengapa langsung merasa gugup." Kenapa dia harus datang kesini?"Tiga orang keluar dari mobil itu dengan sedikit berlari menghindari hujan, Yukine tidak berani melihat lagi dan lebih memilih menyibukkan diri dengan anak-anak di sekitarnya namun karena sudah tidak bisa menikmati hujan seperti sebelumnya perempuan itu memilih untu

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   195. Negara Mosa

    Awalnya Balryu tidak mengerti mengapa Jon melarang dokter Halaong menyetir dan bersikeras terus mengemudi sendiri semalaman tidak membiarkan dokter Halaong menggantikannya dengan alasan tangan dokter Halaong terlalu berharga, juga tidak bisa menyuruh Balryu karena masih belum menguasai medan terpaksa terus mengemudi sendiri di tengah ngantuk dan tangan yang telah mati rasa.Tapi kini ketika dokter Halaong menginjak gas mobil itu Balryu langsung punya firasat buruk juga mengerti mengapa Jon melakukan itu semua. Cara menyetir dokter Halaong berbeda dan Jon yang terkesan santai dan lembut mengutamakan kenyamanan juga keselamatan sedangkan pria tua itu tidak menggunakan prinsip itu, gasnya terus diinjak meksipun itu di tikungan tajam prinsip yang digunakan olehnya hanya segera sampai tujuan tidak peduli dengan penumpang yang mungkin bisa memuntahkan organ dalamnya. Balryu awalnya jenuh juga bosan dengan perjalanan ini tapi kini kembali tegang karena jantungnya kembali dipacu. "Pantas saj

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status