Share

37. Kakak ipar yang dingin

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 00:40:10

Baru juga di abaikan sebentar bunga ini sudah didatangi kumbang lagi, Balryu menatap Yukine yang sedang bicara dengan Damar laki-laki ini jauh lebih familiar untuk Balryu karena sudah pernah melihat dari kejauhan sebelumnya.

Imran masih mengajaknya bicara namun Balryu mengabaikannya dan lebih memilih untuk menghampiri Yukine dan Damar. Damar lebih dulu mengetahui kedatangan Balryu dan menyapanya.

"Hallo, saya Damar," ucap Damar dengan senyuman lebar juga mengulurkan tangannya namun Balryu menanggapinya dengan anggukan kepala dan "Emm."

Damar sedikit tidak berharap jika akan di perlakukan seperti ini oleh kakak dari temannya karena Damar pernah melihat sendiri bagaimana Laki-laki ini begitu hangat sebelumnya. Uluran tangan dari laki-laki itu sudah akan di tarik namun segera diambil oleh laki-laki lain yang baru saja bergabung.

"Perkenalkan aku Imran, sahabat baik laki-laki ini." Imran menggunakan tangan kanannya untuk menyambut uluran tangan Damar dan menggunakan tangan yang lain merangkul pundak Balryu.

Imran melepaskan tangannya yang ada di pundak temannya dan masih mempertahankan tautan tangannya dengan Damar sambil membisikkan sesuatu padanya, "Jangan tersinggung, sebenarnya Balryu orangnya sangat baik hanya saja kadang begitu buruk menjalin hubungan dengan orang baru kamu harus lebih sabar menghadapi calon kakak ipar mu."

"Apa yang anda bicarakan, kami hanya teman," jawab Damar salah tingkah.

"Tidak perlu malu aku juga seorang laki-laki, tidak buruk menyukai Fe Fei, perempuan itu sangat cantik bukan?"

Damar dan Imran bersamaan melihat kearah Yukine tapi yang dilihatnya malah Balryu sedang mengusap kepala perempuan itu juga merapikan rambut panjang yang sedikit berantakan.

"Tenang saja aku akan membantumu mendapatkan adik kesayangan laki-laki itu."

Damar ingin mengatakan sesuatu namun Imran sudah lebih dulu menghentikannya dan membuat beberapa isyarat yang tidak dapat diterjemahkan olehnya.

"Kamu lapar?" tanya Balryu sambil menatap mata perempuan yang berdiri tepat dihadapannya.

"Tidak lapar tapi aku ingin menguyah sesuatu." Yukine memasukkan ponselnya ke kantong yang ada di dada Balryu karena dirinya tidak memiliki tempat untuk menyimpan barang satu-satunya yang dibawanya.

"Kita lihat ada apa saja yang bisa di kunyah di sini." Balryu menarik tangan Yukine perlahan agar mengikuti dirinya memecah gelombang manusia yang memenuhi tempat ini dan tentunya dua laki-laki dibelakang juga mengikutinya lebih tepatnya Imran menarik tangan Damar agar mengikuti langkah mereka.

Damar sepertinya tidak begitu ingin tapi Imran sudah menganggapnya sebagai teman dekat padahal mereka baru saja bertemu beberapa menit yang lalu.

Yukine mengikuti kemanapun laki-laki ini membawanya bahkan tidak memilih makanannya sendiri, Balryu cukup tahu apa yang disukai oleh Yukine sekarang dan dirinya sudah terima bersih. Yukine hanya duduk dan Balryu membawakannya beberapa buah segar juga setangkai bunga sedap malam.

"Aku menemukannya di meja paling ujung, sepertinya pemilik acara tidak akan keberatan jika aku mengambil setangkai kecil," ucap Balryu ketika menaruh bunga itu di samping Yukine.

"Apakah ini bisa di sebut mencuri, bagaimanapun bunga ini bukan untuk dikonsumsi."

"Tapi ini ada meja yang sama dengan para buah-buahan ini."

Mereka berempat duduk di meja yang sama dan makan bersama namun Imran maupun Damar tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam percakapan Yukine dan Balryu, mereka berdua hanya menjadi pelengkap saja.

"Ternyata kalian di sini?" Xiyun dan Bumantara datang menghampiri mereka. "Aku ingin memperkenalkan kalian pada teman ayah."

"Wacana pembentukan aliansi akan di laksanakan," gumam Balryu yang hanya dapat didengar oleh Yukine.

"Pada akhirnya kita tidak bisa lepas dari ini," sahut Yukine tidak kalah lirih dari Balryu.

Belum juga Yukine dan Balryu mencari alasan agar terlepas dari wacana-wacana orang tua itu datang lagi pasangan lainnya ke meja mereka.

"Ibu mencarimu kemana-kemana," ujar wanita pada Damar.

Xiyun dan wanita itu saling tunjuk kemudian menunjuk ke anak-anak mereka sendiri sambil bingung dilanjutkan dengan tawa.

"Ternyata memang sudah takdir," ucap ibu Damar.

"Ternyata bencana tidak bisa dihindari," gumam Balryu lagi.

"Ini anak-anak kami," ucap Xiyun pada orang tua Damar.

"Ini putraku samanya Damar."

"Nampaknya kalian sudah saling kenal?"

Dua wanita itu terus bicara saling menyahut satu sama lain dan itu membuat Yukine merasa sedikit pusing dibuatnya. Yukine ingin minum namun minumannya habis jadi langsung mengambil milik Balryu, baru juga cairan itu masuk ke dalam tenggorokannya langsung keluar lagi ketika ibu dari Damar mengatakan yang membuatnya cukup terkejut.

"Jika mereka sudah kenal lebih baik kita jodohkan saja."

Langsung saja Yukine menyemburkan air dari mulutnya dan semua mata tertuju padanya hanya Balryu yang cepat memberikan saputangan miliknya membantu Yukine membereskan kekacauan yang dibuatnya. Karena semua merasa canggung Damar segara angkat bicara.

"Apa yang ibu bicarakan, kami hanya teman bagaimana ibu bisa memutuskan hal sepenting itu dengan mudah? Lagipula kami masih sangat muda untuk membicarakan hal-hal seperti itu," ucap Damar dengan tidak senang.

"Kamu tidak bisa bicara seperti itu dengan orang tua," Imran segera menegur Damar. "Orang tua memang punya tugas untuk itu, meskipun kalian juga yang memutuskan pada akhirnya, lagipula ibumu bisa bicara seperti itu karena memiliki hubungan baik dengan kelurga mereka dan juga persetujuan dari paman dan bibi bukan?" Tentunya Xiyun dan Bumantara hanya mengangguk tidak mungkin mempermalukan orang tua Damar.

Yukine menggeleng melihat bagaimana Imran malah berpihak pada orang-orang tua itu, "Aku akan ke toilet," ujar Yukine sambil beranjak.

Yukine berjalan cepat dengan langkah kakinya yang terbatas sambil menggerutu, "Pantas saja Fe Fei selalu mengigit laki-laki itu, di pertemuan pertama saja aku juga ingin mengigit laki-laki menyebalkan itu," ucap Yukine dengan kesal.

"Mungkin aku akan menghormatinya dengan baik jika dia lebih banyak diam. Bagaimana gege bisa bertahan dengan orang seperti itu selama bertahun-tahun."

Sebenarnya Yukine tidak melakukan apapun di dalam toilet, bajunya juga tidak kotor hanya saja otaknya yang kotor ingin memasukkan sesuatu ke mulut laki-laki itu."

Yukine cukup lama di dalam toilet, jika saja dirinya tidak lupa membawa ponselnya yang ada dikantong Balryu mungkin Yukine akan jauh lebih lama lagi, saat keluar dari toilet ternyata Balryu ada di luar jadi tontonan para wanita yang keluar masuk toilet.

"Kenapa menunggu disini?" Yukine melihat wajah Balryu yang juga tidak sedap dipandang, laki-laki itu juga sedang menghisap rokok elektrik. Sudah dua kali ini Yukine melihat laki-laki itu merokok nampaknya Balryu akan merokok jika suasana hatinya sedang buruk.

"Jangan ambil hati bicara mereka, aku sudah sering mendengarnya tiap kali berkumpul dengan teman-teman ayah dan ibu."

"Ini pengalaman pertamaku tentunya aku sedikit tidak senang."

"Kamu menyukai Damar."

"Jika aku menyukainya mungkin aku akan menerima pembentukan aliansi itu di tempat."

"Baguslah," jawab Balryu sambil menyudahi rokoknya.

"Tidak perlu cemberut lagi aku akan memberikan pelajaran kepada Imran itu, meskipun sebenarnya dia hanya ingin membantumu namun malah membuatmu tidak senang," ucap Balryu dengan lembut sambil merapikan rambut Yukine lagi.

Padahal Yukine tidak mengatakan apapun namun Balryu sudah dapat membaca semua yang ada di otaknya itu membuatnya merinding.

"Bagaimana caranya?"

"Aku akan membunuh Beru berkali-kali sampai dia berlutut padaku."

Yukine tersenyum melihat jawaban Balryu.

"Apa kamu puas?"

"Tidak buruk."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   37. Kakak ipar yang dingin

    Baru juga di abaikan sebentar bunga ini sudah didatangi kumbang lagi, Balryu menatap Yukine yang sedang bicara dengan Damar laki-laki ini jauh lebih familiar untuk Balryu karena sudah pernah melihat dari kejauhan sebelumnya.Imran masih mengajaknya bicara namun Balryu mengabaikannya dan lebih memilih untuk menghampiri Yukine dan Damar. Damar lebih dulu mengetahui kedatangan Balryu dan menyapanya."Hallo, saya Damar," ucap Damar dengan senyuman lebar juga mengulurkan tangannya namun Balryu menanggapinya dengan anggukan kepala dan "Emm."Damar sedikit tidak berharap jika akan di perlakukan seperti ini oleh kakak dari temannya karena Damar pernah melihat sendiri bagaimana Laki-laki ini begitu hangat sebelumnya. Uluran tangan dari laki-laki itu sudah akan di tarik namun segera diambil oleh laki-laki lain yang baru saja bergabung."Perkenalkan aku Imran, sahabat baik laki-laki ini." Imran menggunakan tangan kanannya untuk menyambut uluran tangan Damar dan menggunakan tangan yang lain meran

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   36. Penguasa pantai selatan

    Geum tidak tahan melihat perempuan begitu cantik tepat di hadapannya tangannya yang nakal tidak berpendidikan tiba-tiba saja terangkat dan menepuk pelan kepala perempuan itu namun yang tidak disangkanya di detik selanjutnya kepalanya seperti dihantam sesuatu yang begitu kuat, telinganya berdenging hebat dan pandangannya sedikit kabur bahkan tubuhnya goyah hingga terhuyung jatuh untung saja tidak sampai jatuh ketanah karena ada mobil di sampingnya yang digunakannya untuk bersandar.Butuh beberapa saat untuknya untuk kembali pulih dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sini kejadiannya begitu cepat sampai tidak melihat bagaimana perempuan di depannya ini memberikan pukulan padanya.Geum menggelengkan kepalanya beberapa kali berharap segera pulih kembali namun ketika melihat ke arah Yukine, perempuan itu sedang menatapnya dengan mata lebarnya, penuh intimidasi yang tidak bisa ditolerir oleh Geum."Sepertinya peliharaan ini perlu dijinakkan!" ucap Yukine yang membuat Geum merasa ber

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   35. Nampaknya peliharaan ini perlu dijinakkan

    Yukine mengenakan sepatu yang baru saja sampai setelah beberapa hari menunggu, Balryu juga mencoba sepatunya. Laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya."Seleramu bagus juga," ujar Balryu."Aku akan mengambil foto," sahut Yukine.Namun setelah beberapa gaya tidak juga puas."Biarkan aku saja."Balryu mengambil alih menggunakan ponselnya sendiri. "Angkat kaki mu," perintah Balryu.Balryu mengangkat kaki kanannya kemudian menaruhnya di atas bahannya sendiri, Yukine mengikutinya namun segera Balryu menyuruhnya menggunakan kaki kirinya. Jadilah telapak kaki bertemu telapak kaki."Tidak buruk," ujar Yukine yang melihat hasilnya."Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Bumantara yang ikut bergabung di ruang tengah."Tidak ada," jawab Yukine."Aku punya misi untuk kalian," ucap Bumantara hingga dua anaknya itu saling bertatapan. "Taraaa ...." Bumantara menunjukkan sebuah undangan yang nampak mewah juga estetik."Aku punya firasat buruk," gumam Balryu yang hanya dapat di dengar oleh Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   34. Peliharaan pertamanya seorang budak

    "Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"Setelan sekian lama akhirnya mulut itu mengeluarkan suara lagi dan kedua tangannya masih sibuk membersihkan sisa-sisa air matanya."Jangan hubungi dia abaikan saja, lihat bagaimana reaksinya ketika kamu marah dan mengabaikannya. Jika dia benar-benar menyukaimu dia akan memperjuangkan mu, membujuk mu lebih bagus jika dia datang malam ini. Mungkin aku yang salah memandangnya terlalu rendah.""Bagaimana jika dia tidak melakukan semuanya?""Buang saja ke laut," jawaban cepat dan spontan itu membuat Khia Na tersenyum kecil."Aku pikir menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih dewasa akan menyenangkan tapi selama ini ketika marah aku belum pernah di bujuk sekalipun dan ketika aku manja dia marah selalu mengatakan untuk tidak manja karena aku sudah dewasa.""Lalu?""Sepertinya semua yang kamu katakan benar, aku tidak perlu menunggu lagi mungkin ini saatnya aku memikirkan diriku sendiri.""Bagus, akhirnya sadar juga.""Terima kasih," ucap

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   33. Kamu buta, bodoh apa bagaimana?

    Mata Yukine berbinar ketika dihadapkan dengan makanan yang memenuhi meja di tempat tinggal sahabatnya itu."Makan, makan tidak perlu sungkan. Anggap saja rumah sendiri," ujar Khia Na."Kamu baik sekali," sanjung Yukine sedangkan wanita di depannya hanya tersenyum lebar.Mereka duduk berhadapan dan mulai menyantap makanan namun hanya Yukine yang makan dengan semangat pihak lain hanya mengambil sedikit makanan itupun tidak segera dihabiskan, awalnya Yukine tidak menyadarinya namun jika diperhatikan ada sedikit keganjalan."Apakah kita sedang berkencan?" ucap Yukine di tengah makanannya."Apakah kamu gila? Sahabatmu ini masih suka yang berbatang," jawab Khia Na dengan cepat, nada bicaranya masih sangat tinggi penuh dengan tenaga."Tapi suasana ini terlalu romantis untukku," sahut Yukine sambil menunjukkan suasana di sekelilingnya yang telah di hias sedemikian rupa nampak romantis."Jangan pikirkan, cepatlah makan," ucap Khia Na mencoba menutupi sesuatu dari Yukine."Aku juga tidak sedang

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   32. Kurir ini begitu cantik

    Yukine menatap pesan yang dikirim oleh Balryu yang mengatakan untuk membawakan satu pasang baju santai dan satu pasang baju kerjanya. Balryu tidak bisa meninggalkan kantor dan harus bermalam di pagi harinya ada meeting pagi-pagi sekali. Ada mandat dari kakaknya tentu dirinya segera mencari semuanya yang dibutuhkan oleh Balryu.Ketika Yukine masuk ke dalam kamar laki-laki itu dan mengemasi barang-barang yang dibutuhkan oleh Balryu tanpa sengaja Yukine melihat sesuatu yang terselip di dalam buku, meskipun tidak membukanya Yukine sudah dapat menebak jika itu sebuah tangkai bunga namun Yukine masih penasaran akan hal itu dan benar saja itu hanya setangkai bunga namun nampak familiar."Sepertinya aku pernah melihatnya, apakah ini bunga yang sama seperti yang aku berikan ataukah memang ini?"Yukine menggelengkan kepalanya menepis pikirannya sendiri, "Lagipula kenapa bunga dariku disimpan?"Karena hanya sendirian di kamar ini tidak mungkin ada yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaannya, Yuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status