Share

36. Penguasa pantai selatan

Author: Qima
last update Last Updated: 2025-06-08 20:13:26

Geum tidak tahan melihat perempuan begitu cantik tepat di hadapannya tangannya yang nakal tidak berpendidikan tiba-tiba saja terangkat dan menepuk pelan kepala perempuan itu namun yang tidak disangkanya di detik selanjutnya kepalanya seperti dihantam sesuatu yang begitu kuat, telinganya berdenging hebat dan pandangannya sedikit kabur bahkan tubuhnya goyah hingga terhuyung jatuh untung saja tidak sampai jatuh ketanah karena ada mobil di sampingnya yang digunakannya untuk bersandar.

Butuh beberapa saat untuknya untuk kembali pulih dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sini kejadiannya begitu cepat sampai tidak melihat bagaimana perempuan di depannya ini memberikan pukulan padanya.

Geum menggelengkan kepalanya beberapa kali berharap segera pulih kembali namun ketika melihat ke arah Yukine, perempuan itu sedang menatapnya dengan mata lebarnya, penuh intimidasi yang tidak bisa ditolerir oleh Geum.

"Sepertinya peliharaan ini perlu dijinakkan!" ucap Yukine yang membuat Geum merasa bergetar. Ucapannya nampak tidak main-main dan teringat lagi bagaimana perempuan ini mengancam jika akan melubangi perutnya jika macam-macam dengannya.

"Seorang budak tidak pantas menyentuh kepala sang tuan," ujar Yukine lagi.

Jujur saat ini ingin rasanya Geum menghilang segera mungkin dari sini, dari hadapan seorang perempuan yang mengenakan kebaya, dia cantik sangat cantik malahan rambutnya yang terurai membuatnya terbuai awalnya bahkan sekarang setelah mendapatkan pukulan hebat darinya Geum merasa jika tubuh perempuan itu juga sangat harum.

"Aku seperti melihat ratu penguasa pantai selatan," ucap Geum dalam hati.

Yukine diibaratkan sebagai ratu penguasa pantai selatan oleh Geum, cantik namun tak tersentuh.

"Pergi, aku sedang tidak ingin berurusan denganmu hari ini!"

Kata itu seperti sebuah mantra untuk Geum, laki-laki tinggi dengan rambut sebahu itu seperti melihat hantu. Langkanya begitu panjang dan segera menghilang setelah diusir oleh sang tuan.

"Budak ini ternyata merepotkan," ujar Yukine sambil menghembuskan napas panjangnya.

Geum sudah pergi begitu juga Yukine kembali menuju mobil mereka namun Balryu masih di tempatnya, laki-laki itu masih belum tersadarkan dari keterkejutannya dengan apa yang dilihatnya. Ketika melihat sendiri bagaimana pukulan itu melayang tepat di sasarannya, Balryu sampai menutup mulutnya yang reflek terbuka, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Apa ini?" tanya Balryu pada dirinya sendiri.

Sama sekali tidak menyangka dengan apa yang dilihatnya, bagaimana seorang perempuan yang manja padanya bisa dengan mudah melumpuhkan seorang laki-laki, Balryu masih ingat betul bagaimana perempuan itu ketakutan ketika berada di dalam air namun tidak berkedip ketika memukul seseorang.

"Apakah dia masih adikku yang ku kenal?"

Balryu segera teringat tentang ponsel ayahnya yang juga tertinggal di mobil jadi segera menyusul Yukine lagi.

"Ge? Kenapa kemari?" tanya Yukine yang nampaknya juga terkejut dengan kedatangan Balryu.

"Ponsel ayah juga tertinggal," jawab Balryu tatapannya terus melihat Yukine seakan kejadian beberapa waktu yang di lihatnya bukanlah hal yang nyata hanya sebuah ilusi. Bagaimana perempuan yang begitu cantik dan manis seperti ini dapat melumpuhkan seorang laki-laki dewasa dengan satu pukulan talak.

Yukine mencari ponsel milik ayahnya kemudian mengajak Balryu kembali meskipun Yukine tidak tahu jika Balryu sudah menyaksikan dirinya beraksi tapi masih merasa jika Balryu sedikit aneh hanya terus menatapnya.

"Apakah aku sangat cantik?" tanya Yukine tiba-tiba.

"Ha? Apa?"

"Apakah aku sangat cantik hingga gege terus melihat ku?"

"Aaaaa ...," suaranya tak lagi keluar, Balryu kelabakan tidak tahu harus bicara apa tidak mungkin berterus-terang apa yang dipikirkannya.

"Sudahlah, ayo."

Yukine berjalan lebih dulu sambil menggerakkan perlahan pergelangan tangannya dan memijatnya, tangannya masih terasa kebas karena menggunakan itu untuk memberi pelajaran pada budak itu.

"Sepertinya aku kurang latihan," ucap Yukine dalam hati.

"Kenapa kalian lama sekali," ujar Xiyun ketika melihat putra putri mereka terlihat di pandanganya.

"Lihatlah aku tidak bisa berjalan cepat dengan kebaya ini," jawab Yukine namun Balryu tidak menyahut dirinya tidak ingin berbohong dan juga tidak mungkin jujur jadi lebih memilih baik diam.

Baru saja mereka masuk ke dalam tempat yang penuh dengan orang itu Bumantara dan Xiyun sudah bertemu dengan orang-orang yang dikenalnya. Entah itu teman dari bagaimana jalurnya Yukine dan Balryu tidak ingin tahu.

Baru saja Yukine bersyukur Balryu tidak bertemu dengan orang yang dikenal hingga mereka masih bisa bicara bersama malah datang seorang laki-laki yang menyapanya.

"Aku sudah menunggumu sejak tadi," ujar Imran ketika bertemu dengan Balryu.

Balryu hanya tersenyum kepada temannya ini. Imran yang melihat ada seorang perempuan yang berdiri di samping sahabatnya itu kembali bertanya pada dirinya sendiri kali ini siapa lagi? Mata mereka bertemu untuk beberapa saat, Yukine bisa menebak jika itu Imran karena hanya laki-laki ini yang nampaknya berani bersikap kurang ajar pada saudara laki-lakinya.

Sedangkan Imran lebih lama membutuhkan waktu untuk menebak perempuan di samping Balryu setelah beberapa saat Imran terperanjat karena terkejut dengan kinerja otaknya sendiri. "Fe Fei?" seru Imran tidak percaya.

Imran melihat Yukine dari ujung kepala hingga ujung kaki dan ingat apa yang dikatakan oleh Balryu jika dirinya akan kesulitan mengenali Fe Fei yang sekarang. Tiba-tiba Imran mundur dua langkah lebih jauh dari Yukine dan membuat Yukine mengerutkan keningnya karena tidak mengerti dengan tingkat sahabat Balryu ini.

"Dia tidak akan mengigit mu lagi seperti dulu," ujar Balryu yang nampaknya memahami reflek pertahanan diri Imran namun Balryu menambahkan di dalam hati, "Mungkin sekarang tidak akan mengigit mu lagi tapi sanggup menumbangkan mu dalam sekali pukul."

Imran merapatkan diri dan membisikkan sesuatu pada Balryu, "Apakah dia juga yang datang kekantor beberapa hari yang lalu?"

"Emm," sahut Balryu sambil mengangguk sekali.

"Apakah dia juga yang kamu jemput di acara kantor waktu itu? Kau mengandeng tangannya?"

"Emm." Balryu mengangguk lagi.

"Tapi mereka seperti orang yang berbeda-beda?" Imran seperti keceplosan namun segera bicara lebih rendah lagi. "Apakah dia masih adikmu yang suka menggigit ku?"

Yukine yang melihat Imran merapatkan diri pada Balryu dan mengabaikan dirinya meskipun kadang melihat kearahnya jadi perempuan itu lebih memilih untuk bermain dengan ponselnya, Yukine hanya menebak jika Imran ini sedang bergosip tentangnya. Yukine tidak peduli dirinya hanya menghibur dirinya sendiri dengan layar ponselnya dan melihat jika foto sepatu yang diambil oleh Balryu beberapa hari yang lalu digunakan oleh laki-laki itu sebagai foto profil juga mengunggahnya menjadi story.

"Fe Fei?"

Yukine menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Aku ragu dengan pengelihatanku sendiri ternyata benar itu kamu," ucap Damar dengan senyum lebarnya.

"Kamu juga ke sini?" tanya Yukine melihat sekeliling dan hanya melihat dirinya saja.

"Ya aku datang bersama dengan kelurga ku di sana." Damar menunjuk orang tuanya.

Ketika Yukine mengikuti kemana Damar menunjukkan kelurganya yang dilihatnya malah keluarganya sendiri yang sedang bercengkrama dengan pasangan yang lain.

"Ternyata mereka kenal satu sama lain," ujar Yukine.

"Apa?"

"Orang tuamu sedang bicara dengan orang tuaku."

"Benarkah?" Damar tidak percaya dengan kebetulan ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   37. Kakak ipar yang dingin

    Baru juga di abaikan sebentar bunga ini sudah didatangi kumbang lagi, Balryu menatap Yukine yang sedang bicara dengan Damar laki-laki ini jauh lebih familiar untuk Balryu karena sudah pernah melihat dari kejauhan sebelumnya.Imran masih mengajaknya bicara namun Balryu mengabaikannya dan lebih memilih untuk menghampiri Yukine dan Damar. Damar lebih dulu mengetahui kedatangan Balryu dan menyapanya."Hallo, saya Damar," ucap Damar dengan senyuman lebar juga mengulurkan tangannya namun Balryu menanggapinya dengan anggukan kepala dan "Emm."Damar sedikit tidak berharap jika akan di perlakukan seperti ini oleh kakak dari temannya karena Damar pernah melihat sendiri bagaimana Laki-laki ini begitu hangat sebelumnya. Uluran tangan dari laki-laki itu sudah akan di tarik namun segera diambil oleh laki-laki lain yang baru saja bergabung."Perkenalkan aku Imran, sahabat baik laki-laki ini." Imran menggunakan tangan kanannya untuk menyambut uluran tangan Damar dan menggunakan tangan yang lain meran

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   36. Penguasa pantai selatan

    Geum tidak tahan melihat perempuan begitu cantik tepat di hadapannya tangannya yang nakal tidak berpendidikan tiba-tiba saja terangkat dan menepuk pelan kepala perempuan itu namun yang tidak disangkanya di detik selanjutnya kepalanya seperti dihantam sesuatu yang begitu kuat, telinganya berdenging hebat dan pandangannya sedikit kabur bahkan tubuhnya goyah hingga terhuyung jatuh untung saja tidak sampai jatuh ketanah karena ada mobil di sampingnya yang digunakannya untuk bersandar.Butuh beberapa saat untuknya untuk kembali pulih dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sini kejadiannya begitu cepat sampai tidak melihat bagaimana perempuan di depannya ini memberikan pukulan padanya.Geum menggelengkan kepalanya beberapa kali berharap segera pulih kembali namun ketika melihat ke arah Yukine, perempuan itu sedang menatapnya dengan mata lebarnya, penuh intimidasi yang tidak bisa ditolerir oleh Geum."Sepertinya peliharaan ini perlu dijinakkan!" ucap Yukine yang membuat Geum merasa ber

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   35. Nampaknya peliharaan ini perlu dijinakkan

    Yukine mengenakan sepatu yang baru saja sampai setelah beberapa hari menunggu, Balryu juga mencoba sepatunya. Laki-laki itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya."Seleramu bagus juga," ujar Balryu."Aku akan mengambil foto," sahut Yukine.Namun setelah beberapa gaya tidak juga puas."Biarkan aku saja."Balryu mengambil alih menggunakan ponselnya sendiri. "Angkat kaki mu," perintah Balryu.Balryu mengangkat kaki kanannya kemudian menaruhnya di atas bahannya sendiri, Yukine mengikutinya namun segera Balryu menyuruhnya menggunakan kaki kirinya. Jadilah telapak kaki bertemu telapak kaki."Tidak buruk," ujar Yukine yang melihat hasilnya."Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Bumantara yang ikut bergabung di ruang tengah."Tidak ada," jawab Yukine."Aku punya misi untuk kalian," ucap Bumantara hingga dua anaknya itu saling bertatapan. "Taraaa ...." Bumantara menunjukkan sebuah undangan yang nampak mewah juga estetik."Aku punya firasat buruk," gumam Balryu yang hanya dapat di dengar oleh Y

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   34. Peliharaan pertamanya seorang budak

    "Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"Setelan sekian lama akhirnya mulut itu mengeluarkan suara lagi dan kedua tangannya masih sibuk membersihkan sisa-sisa air matanya."Jangan hubungi dia abaikan saja, lihat bagaimana reaksinya ketika kamu marah dan mengabaikannya. Jika dia benar-benar menyukaimu dia akan memperjuangkan mu, membujuk mu lebih bagus jika dia datang malam ini. Mungkin aku yang salah memandangnya terlalu rendah.""Bagaimana jika dia tidak melakukan semuanya?""Buang saja ke laut," jawaban cepat dan spontan itu membuat Khia Na tersenyum kecil."Aku pikir menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih dewasa akan menyenangkan tapi selama ini ketika marah aku belum pernah di bujuk sekalipun dan ketika aku manja dia marah selalu mengatakan untuk tidak manja karena aku sudah dewasa.""Lalu?""Sepertinya semua yang kamu katakan benar, aku tidak perlu menunggu lagi mungkin ini saatnya aku memikirkan diriku sendiri.""Bagus, akhirnya sadar juga.""Terima kasih," ucap

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   33. Kamu buta, bodoh apa bagaimana?

    Mata Yukine berbinar ketika dihadapkan dengan makanan yang memenuhi meja di tempat tinggal sahabatnya itu."Makan, makan tidak perlu sungkan. Anggap saja rumah sendiri," ujar Khia Na."Kamu baik sekali," sanjung Yukine sedangkan wanita di depannya hanya tersenyum lebar.Mereka duduk berhadapan dan mulai menyantap makanan namun hanya Yukine yang makan dengan semangat pihak lain hanya mengambil sedikit makanan itupun tidak segera dihabiskan, awalnya Yukine tidak menyadarinya namun jika diperhatikan ada sedikit keganjalan."Apakah kita sedang berkencan?" ucap Yukine di tengah makanannya."Apakah kamu gila? Sahabatmu ini masih suka yang berbatang," jawab Khia Na dengan cepat, nada bicaranya masih sangat tinggi penuh dengan tenaga."Tapi suasana ini terlalu romantis untukku," sahut Yukine sambil menunjukkan suasana di sekelilingnya yang telah di hias sedemikian rupa nampak romantis."Jangan pikirkan, cepatlah makan," ucap Khia Na mencoba menutupi sesuatu dari Yukine."Aku juga tidak sedang

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   32. Kurir ini begitu cantik

    Yukine menatap pesan yang dikirim oleh Balryu yang mengatakan untuk membawakan satu pasang baju santai dan satu pasang baju kerjanya. Balryu tidak bisa meninggalkan kantor dan harus bermalam di pagi harinya ada meeting pagi-pagi sekali. Ada mandat dari kakaknya tentu dirinya segera mencari semuanya yang dibutuhkan oleh Balryu.Ketika Yukine masuk ke dalam kamar laki-laki itu dan mengemasi barang-barang yang dibutuhkan oleh Balryu tanpa sengaja Yukine melihat sesuatu yang terselip di dalam buku, meskipun tidak membukanya Yukine sudah dapat menebak jika itu sebuah tangkai bunga namun Yukine masih penasaran akan hal itu dan benar saja itu hanya setangkai bunga namun nampak familiar."Sepertinya aku pernah melihatnya, apakah ini bunga yang sama seperti yang aku berikan ataukah memang ini?"Yukine menggelengkan kepalanya menepis pikirannya sendiri, "Lagipula kenapa bunga dariku disimpan?"Karena hanya sendirian di kamar ini tidak mungkin ada yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaannya, Yuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status