Share

63. Ayah dengan dua anak

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 21:11:45

Yukine malah tersenyum mendengar Khia Na menjadi pahlawan untuk Kun karena ketidaksengajaan.

"Jika tidak ada kamu mungkin Kun akan rugi banyak," ucap Yukine.

"Itu hanya kebetulan." Kemudian Khia Na teringat satu hal lagi. "Kun menghubungiku bertanya apakah kamu akan hadir di ulang tahun Salsa?" ucap Khia Na setengah berbisik.

"Siapa Salsa?" Yukine malah bertanya.

"Bagaimana aku tahu? Kalian punya teman bernama Salsa?"

"Ingatanku buruk tentang mengingat nama orang baru."

"Hubungi Kun sendiri tanyakan itu padanya, sejak semalam dia sudah menghubungimu namun kamu abaikan."

"Benarkah? Bahkan aku lupa dimana aku menaruh ponselku." Yukine meraba dirinya sendiri untuk mencari ponselnya kemudian ingat jika baru saja menggunakan itu untuk bermain game bersama Balryu.

"Ponselku ada di ruang tengah," ucap Yukine sambil menunjukkan gigi depannya. "Kalian sering berhubungan?" tanya Yukine.

"Berhubungan apa?" suara Khia Na meninggi sampai dua laki-laki ada di dapur menoleh pada mereka.

"Maksudnya Kun menghubungimu? Apa yang kamu pikirkan?"

"Oh aku kira itu. Dia sekarang lebih sering mengirim pesan terlebih setelah kejadian di basement itu."

"Sepertinya tujuannya sudah berpindah arah."

"Tujuan apa."

"Berburu mangsa."

"Aku tidak mengerti?"

"Dengan otakmu sudah sepatutnya kamu tidak paham. Sudah jangan dipikirkan makan. Ayo makan," ucap Yukine pada Khia Na saat dua laki-laki itu datang dengan hidangan yang lain.

Yukine makan dengan pipi mengembung dan mulut tertutup rapat bahkan Imran yang seorang laki-laki cara makannya jauh lebih elegan darinya. Namun Yukine bukanlah orang yang akan mendengar pendapat orang lain selagi saudara laki-lakinya tidak berkomentar apapun yang dilakukannya berarti benar.

"Apakah dia seekor kelinci?" ucap Imran saat melihat pipi mengembung Yukine saat makan.

Yukine mendengar hal itu namun seakan dirinya tidak mendengar apapun dari laki-laki itu malah bicara pada Khia Na.

"Kamu jangan pulang dulu setelah ini," ucap Yukine dengan setengah berbisik pada Khia Na.

"Kenapa?"

"Orang itu pasti akan seharian di sini aku tidak bisa menghadapinya sendiri. Aku butuh bantuan untuk melawannya."

"Apa yang sedang kamu bicarakan?" Khia Na tidak mengerti.

"Sudahlah yang penting hari ini jangan pulang dulu."

Khia Na menggaruk kepalanya sendiri yang tidak gatal, dirinya seperti menjadi tahanan sekarang, dikit-dikit Yukine memintanya untuk menginap di rumahnya kemudian melarangnya pergi, besoknya akan pindah ke tempatnya. Khia Na merasa jika agendanya dikendalikan oleh Yukine semua meskipun pada akhirnya dirinya tidak keberatan.

Khia Na berinisiatif untuk mencuci piring semua orang karena dirinya sudah cukup malu hanya numpang makan dan tidur tanpa melakukan apapun, saat selesai mencuci piring Khia Na mencari keberadaan orang-orang itu yang ada di ruang tengah. Bukan duduk di sofa melainkan di lantai, Balryu duduk di tengah sedangkan Yukine tidur menggunakan paha kanan laki-laki itu sebagai bantal bahkan Imran juga menggunakan paha kiri Balryu untuk menaruh kepalanya.

Balryu dan Imran main game dengan layar besar di depan mereka sedangkan Yukine sibuk dengan game di ponselnya sendiri.

Pemandangan ini aneh namun cukup harmonis, di mata Khia Na Balryu seperti seorang ayah dengan dua anaknya. Sekarang Khia Na bingung sendiri karena seperti bukan bagian dari mereka karena Khia Na tidak pernah main game dan juga tidak menyukai permainan seperti itu.

"Kemari."

Yukine menyadari jika Khia Na sudah selesai memanggilnya juga menggunakan tangannya untuk memanggil kawannya itu.

"Akan aku tunjukkan game buatan gegeku," ujar Yukine bangkit dari pangkuan Balryu kemudian menunjukkan ponselnya pada Khia Na.

"Ini seperti anime," ucap Khia Na saat melihat ASMARALOKA yang begitu indah.

"Bagus bukan?" tanya Yukine dengan bangga.

"Aku tidak pernah tahu jika game juga bisa begitu bagus seperti ini. Lalu kamu yang mana?"

"Karakterku yang ini." Yukine menunjukkan karakternya pada Khia Na dan perempuan itu sangat terkejut.

"Menakutkan sekali." Itu yang melintas di otak Khia Na.

"Padahal ini sangat keren. Mungkin kamu akan menyukai karakter milik gegeku. Aku akan menunjukkan itu padamu."

Tentu saja Khia Na akan menyukai karakter Balryu yang sangat indah dan memanjakan mata.

"Bagaimana tampan bukan?"

"Cukup tampan. Karakter ini dibuat di sesuaikan dengan keinginan kita?"

"Tentu saja. Kamu bisa membuat karakter sesukamu," jawab Yukine dengan penuh percaya diri dan semangat.

Balryu yang mendengarnya tersenyum kemudian bicara pada laki-laki yang masih ada di pangkuannya. "Sepertinya di masa depan kamu perlu memperkejakan dia, marketingnya bagus."

Imran tidak menanggapi ucapan Balryu malah bertanya hal lain. "Apa nama akun adikmu?"

Belum sempat Balryu mengatakannya Yukine sudah lebih dulu menyela. "Jangan beritahu dia gege," sahut Yukine.

"Kenapa? Kamu takut aku bantai nantinya jika aku tahu nama akunmu?"

"Apa kamu masih tidak puas Bege membantai Beru sampai tidak berdaya." Sebenarnya Yukine ingin mengatakan, sampai Beru bertekuk lutut hanya saja saat itu Yukine tidak melihatnya sampai selesai karena tragedi almond itu.

Balryu yang sejak tadi hanya menyimak percakapan mereka tiba-tiba jari-jarinya berhenti ketika Yukine mengatakan bahwa Bege menghajar Beru sampai babak belur. Balryu teringat lagi di hari itu dimana dengan tangannya sendiri Balryu hampir kehilangan Yukine untuk kedua kalinya.

Imran tidak menyadari hal itu namun dirinya juga berhenti bermain dan bangkit untuk melihat reaksi sombong Yukine. Lalu melihat ke arah sahabatnya.

"Bagaimana dia tahu Beru dihajar olehmu?" tanya Imran pada Balryu. "Apakah kamu merekamnya?"

Balryu tidak menjawab hanya tersenyum terpaksa.

"Kau ...?" Imran menunjuk Balryu kemudian mengambil bantal di sampingnya menggunakan itu untuk memukul temannya itu. "Bagaimana kamu dengan mudah menunjukkan hal memalukan seperti itu pada orang lain? Apakah aku masih kawanmu?"

Balryu tidak melawan maupun menghindar dari serangan Imran yang merasa malu karena aibnya dilihat orang lain terlebih itu Yukine yang melihatnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   65. LC nya juga sedang demam

    Geum berbaring beralaskan rerumputan matanya terpejam bukan karena mengantuk namun rasa lelah karena sejak siang sampai sore menyelam di sungai yang dalam hingga kulitnya memucat dan keriput."Ayo pulang," ujar Yukine. Perempuan itu tidak tega melihat Geum yang nampak kelelahan."Kita butuh waktu untuk sampai stasiun, kita bisa ketinggalan kereta terakhir." Geum tidak menyahut tapi bangkit dari bumi dan menatap nona besarnya itu."Kita jauh-jauh datang kemari dan akan pulang dengan tangan kosong?""Masih ada banyak waktu di masa depan. Aku masih ada mata kuliah yang tidak bisa aku tinggal besok.""Maka pulanglah sendiri, aku akan tetap disini.""Geum ...?!"Ini adalah pertama kalinya Yukine memanggil nama laki-laki itu secara langsung."Aku tidak punya hal yang harus aku lakukan, anggap saja aku sedang latihan," ucap Geum sambil menyunggingkan senyum."Aku tidak sedang becanda!" ucap Yukine tidak senang dengan tanggapan Geum."Aku juga tidak sedang bercanda," jawab Geum sedangkan se

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   64. Kerangka manusia

    Geum menatap hamparan perkebunan yang luas dan hijaunya pegunungan, matanya sangat dimanjakan melihat pemandangan indah di pagi hari, sebenarnya matanya masih mengantuk namun ketika melihat pemandangan yang indah dari gerbong dan hangatnya sinar matahari yang baru saja muncul hatinya merasa jauh lebih baik.Melihat jika perempuan di sampingnya begitu serius dengan buku tebalnya Geum sedikit menarik tirai agar pandangan perempuan itu jauh lebih baik saat membaca. Geum melirik isi buku itu namun segera tidak berminat selain itu tertulis dengan bahasa inggris ada juga gambar yang menunjukkan sebuah sel-sel yang tidak dimengerti olehnya."Aku lapar," ujar Geum lirih pada Yukine yang masih fokus dengan bukunya.Yukine tidak menjawab namun mengeluarkan uang tunai menyerahkannya pada Geum tanpa sedikitpun menggeser pandangannya. Geum pergi sebentar kemudian kembali dengan membawa tiga makanan berat yang hangat dan beberapa makanan ringan. Yukine dan Geum duduk berhadapan tentu saja makanan i

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   63. Ayah dengan dua anak

    Yukine malah tersenyum mendengar Khia Na menjadi pahlawan untuk Kun karena ketidaksengajaan."Jika tidak ada kamu mungkin Kun akan rugi banyak," ucap Yukine."Itu hanya kebetulan." Kemudian Khia Na teringat satu hal lagi. "Kun menghubungiku bertanya apakah kamu akan hadir di ulang tahun Salsa?" ucap Khia Na setengah berbisik."Siapa Salsa?" Yukine malah bertanya."Bagaimana aku tahu? Kalian punya teman bernama Salsa?""Ingatanku buruk tentang mengingat nama orang baru.""Hubungi Kun sendiri tanyakan itu padanya, sejak semalam dia sudah menghubungimu namun kamu abaikan.""Benarkah? Bahkan aku lupa dimana aku menaruh ponselku." Yukine meraba dirinya sendiri untuk mencari ponselnya kemudian ingat jika baru saja menggunakan itu untuk bermain game bersama Balryu."Ponselku ada di ruang tengah," ucap Yukine sambil menunjukkan gigi depannya. "Kalian sering berhubungan?" tanya Yukine."Berhubungan apa?" suara Khia Na meninggi sampai dua laki-laki ada di dapur menoleh pada mereka."Maksudnya K

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   62. Kalian tidak seperti adik kakak

    "Itu tidak bisa dimakan, ada beberapa dari mereka yang beracun," ucap Balryu seakan tahu isi otak adik perempuannya.Yukine melihat kearah Balryu dengan kening berkerut namun tidak mengatakan apapun kemudian kembali melihat semua foto-foto itu. Namun Balryu masih menjelaskan beberapa jenis jamur yang beracun karena tahu jika adik perempuannya ini suka penasaran dengan hal-hal seperti ini. "Saat di alam hindari jamur yang memiliki warna yang mencolok dan yang memiliki cincin. Ada juga yang mengeluarkan cairan kemungkinan besar mereka mengandung racun yang berbahaya." Yukine hanya mengangguk-angguk mendengar edukasi dari Balryu."Aku membutuhkan anggaran cukup besar untuk membuat dunia jamur," ucap Balryu nampak tidak berdaya namun cukup puas dengan hasil akhirnya."Tapi itu sebanding dengan hasilnya, ini sangat indah.""Kamu menyukainya?""Sepertinya dunia jamur menjadi tempat favoritku di ASMARALOKA.""Baguslah jika kamu menyukainya. ASMARALOKA masih akan terus diperbarui menjadi le

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   61. Dunia jamur

    Yukine bermain dengan ponselnya di balkon, jam di pojok kiri layar ponselnya menunjukkan pukul 02:11 mata Yukine sangat cerah dan sudah tidak bisa tertidur lagi setelah mimpi buruk. Ini bukan pertama kalinya Yukine terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk namun lebih sering terjadi ketika dirinya tidur dengan orang lain. Melihat ke dalam kamarnya sendiri ada gundukan yang tertutupi oleh selimut tebal. Itu adalah Khia Na yang tidur di tempat tidurnya, kenapa Yukine masih bertahan sampai detik ini mau tidur dengan perempuan itu hanya untuk memiliki alasan tidur di luar dan tidak pulang jika waktunya sudah tiba. Meskipun sudah berkali-kali tidur dengan Khia Na nyatanya Yukine masih belum terbiasa dengan keberadaan orang lain di sampingnya saat tidur. "Belum tidur?" Sebuah pesan dalam game online muncul ketika Yukine baru saja bermain-main dengan karakternya. "Sudah bangun," jawab Ruy Forest. "Jam segini? Sudah bangun?" balas Big Gui. "Terbangun tidak bisa tidur lagi." "Mi

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   60. Mas-mas

    Lima laki-laki itu sama sekali tidak mau mendengarkan ucapan Kun dan hanya berpihak pada wanita itu yang terus menangis. Bahkan dari mereka akan memukuli Kun untuk saja security segera melerai. Mungkin jika tidak ada dua security itu keadaan semakin kacau dan runyam. Meskipun Kun dapat melawan mereka akan tetapi keadaan itu akan berbuntut panjang."Pak tolong cek cctv, sungguh aku tidak melakukan apapun," ujar Kun pada security. Setiap basement pasti ada kamera pengawas."Tapi maaf, cctv di area ini masih dalam perbaikan," jawab security dengan amat menyesal.Kun tidak perna putus asa seperti ini, dirinya bisa memberikan saksi jika dirinya tidak melakukan apapun namun dia kalah jumlah juga tidak memiliki bukti untuk menguatkan ucapannya. Kun lupa mimpi apa semalam hingga hari ini menjadi orang yang tertuduh seperti ini.Orang-orang itu masih terus banyak bicara bahkan ada yang menuntut Kun ganti rugi dengan membayar sejumlah uang untuk wanita itu tentu saja Kun menolaknya karena meras

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status