“El-May? Kenapa anak itu masih di sini? Kau mengenal anak ini?”
Rosemary menatap heran pada Darla yang terlihat seperti sedang bertengkar dengan gadis kecil nan lucu itu.
Namun ketika dia mendekati mereka, Darla langsung menurunkan tangannya yang berkacak pinggang dan tak lagi memelototi bocah itu.
Rosemary pun menghampiri lebih dekat.
“Oh, ib- ibu ... in- ini ... anak ini-” ucapnya dengan tersendat karena benaknya sibuk berpikir keras apa yang akan dia katakan pada ibunya Trevor ini.
“Ini anak yang tadi mendapatkan bunga, bukan? Hai, gadis kecil!” sapa Rosemary.
Detik itu juga, Darla baru terpikir, seharusnya dia tidak membiarkan Ibunya Trevor melihat Tilly. Ini berbahaya!
“Oh, Ib- ibu! Mommy-nya anak ini sudah menunggunya, biar aku antarkan dulu dia ke ibunya.”
Rosemary terlihat salah tingkah. Dia baru saja hendak menyapa Tilly tapi Darla sudah menarik Tilly dari hadapannya.
Dan tiga bocah itu kembar tiga! Tidak semua orang bisa mendapatkan kembar dua, apalagi kembar tiga!Dan dia mendapatkannya! Tamara mendapatkannya!“Iya, Dad. Mereka anakku, anak kami,” kata Tamara seraya merujuk Trevor.Setelah itu, Tamara masih menambahkan, “Jadi apa yang istrimu katakan tentang Trevor sudah menikah, itu memang pernah terjadi. Tapi dia sudah bercerai. Dan aku bukanlah istri ke-dua nya!”“Itu benar!” Trevor menambahkan. “Aku memang pernah menikah, tapi dengan Tamara berbeda. Aku mencintainya dan dia adalah ibu dari darah dagingku. Aku tidak akan menggantikan posisinya sebagai istriku dengan siapapun juga, karena itu akan menyakiti hati anak-anakku.”Alland mengangguk sedikit terharu. “Bagus itu! Bagus sekali!” lalu rasa malu menyelimuti dirinya, mengingat dia dulu menggantikan posisi ibunya Tamara dengan Shirley. Padahal Shirley sangat jauh di bawah Trisha jika dia mau membandingkannya secara jujur.Melihat Alland sedikit terenyuh, Shirley pun mulai meradang lagi.“Tu
“Maafkan aku,” ujarnya begitu dia sudah tiba di hadapan Tamara dan Trevor.“Kau bukan ibuku,” ujar Tamara menebak apa yang ingin dikatakan Zelda padanya.Wanita itu mengangguk sembari memberanikan diri menatap Tamara.“Aku ... aku disuruh menjadi ibumu. Mereka membayarku untuk itu.”“Berapa?” tanya Tamara sembari menahan rasa sakit hatinya, juga rasa kecewa yang muncul akibat rindu yang dia kira bisa terobati, ternyata tidak terobati.“Hanya sepuluh ribu dolar,” ucap Zelda lirih benar-benar merasa bersalah. “Sungguh maafkan aku. Aku hanyalah wanita hiburan yang memiliki wajah mirip dengan ibumu. Istri ayahmu yang memintaku menjadi ibumu.”“Apa kau tahu apa alasannya?”“Aku tidak tahu. Mungkin karena kebenciannya pada ibumu. Atau mungkin juga ...” Zelda memandangi Tamara dan Trevor mencari keyakinan haruskah mengutarakan opininya semata.“Bicara saja,” ujar Trevor pada Zelda.“Aku rasa ... ehm, tapi ini hanya pendapatku saja.”“Silakan.”“Aku tidak tahu berapa yang kalian berikan pada
Dan lebih dari itu, tiga bocah kecil itu masih begitu polos. Mereka tidak layak menerima penipuannya.Memikirkan ini Zelda semakin gelisah.Di ruangan dalam, tepatnya di ruang tamu.Boris memandangi Shirley dan Alland dengan garang.Ada Bruno juga Percy sebagai kaki tangan Boris.“Tuan Trevor menyuruhku mencari informasi tentang Nyonya Trisha. Kira-kira bisa Anda jelaskan kenapa hasil penelusuranku menemukan bahwa Nyonya Trisha tidak berada di kota ini?”Di saat Alland langsung terheran, Shirley dengan cepat menjawab, “Anda bicara apa? Nyonya Trisha yang datang ke sini benarlah nyonya Trisha ibunya Tamara.”Brak!“Jangan omong kosong!”“Aku tidak omong kosong! Kau yang sedang omong kosong!” Shirley berteriak lagi.Dia tidak akan mengakui penipuannya.“Kalau begitu, di mana Anda menemukannya?”Shirley tersenyum senang. Ini kesempatan yang sudah dia tunggu untuk mempermalukan Tamara.“Aku menemukan dia di rumah bordil. Hehehe .... Wanita yang tuanmu nikahi itu adalah anak dari wanita re
Lalu setelah dia merasa pertemuannya dengan Tamara seperti mengorek kesedihan terdalamnya, dia malah dipertemukan dengan tiga bocah kecil yang lucu dan begitu polos dan memesona.Zelda teringat akan kondisi dirinya yang pernah mengandung sebanyak tiga kali.Sayangnya, pekerjaannya di rumah bordil membuat Zelda memilih untuk menggugurkan semua kandungannya.Sekarang tiga anak-anaknya Tamara yang menganggap dirinya sebagai nenek mereka, membuat hatinya tersentak, terguncang, lalu teriris dan ditaburi garam.Perihnya terasa menyengat jantung.Jika dia tidak menggugurkan kandungannya, mungkin saja hidupnya akan lebih berwarna. Tiga anak-anaknya kini pasti sudah beranjak remaja.Setidaknya ada anak-anak yang membuat dia bersemangat mengarungi hidup ini, sekalipun tidak ada suami yang menemaninya. Dia tidak butuh pria, tidak butuh suami.Dia hanya ingin anak-anak yang menerima dirinya apa adanya.Memikirkan anak-anak yang dia akhiri hidupnya sejak dalam kandungan, air mata Zelda pun luruh.
Tamara memikirkan kejadian tadi dan dia setuju dengan Trevor. “Kau benar. Tapi mungkin Mom masih dalam keadaan terkejut. Dia sampai tidak bisa bicara.”“Ya, semoga saja begitu. Apa perlu kusuruh orang u ntuk mengusutnya?”“Signore, tidak. Jangan seperti itu. Jika mom tahu, dia akan sedih atau mungkin sakit hati. Aku tidak ingin itu dia rasakan.”Trevor memandangi Tamara dengan geram. Dia pun mengelus bibir Tamara sehingga sebagian lipstick wanita itu menempel di ibu jarinya.“Baiklah, tapi jangan memanggilku signore lagi! Aku merasa seperti boss mu saja!”“Baiklah. Lalu aku harus memanggilmu apa?” Tamara menguji Trevor. Dia ingin mendengar apa yang diinginkan pria itu.Lalu kata Trevor, “Panggil saja ... suamiku, kekasih hatiku.”“Jangan bercanda!”“Aku tidak bercanda ...” kata Trevor meskipun dia melihat Tamara tertawa, dan dia sendiri pun tertawa. “Panggillah aku seperti itu.”“Untuk apa?” Tamara masih terkekeh geli.“Ya ... biar mesra.”“Hahaha, aku tidak mau. Itu terdengar norak.”
Tatapan Tamara seperti tak teralihkan.Dia terus menatap dengan napas tercekat.Telah sepuluh tahun lamanya dia tidak melihat ibunya, tapi ibunya tampak tak berubah.Ibunya masih terlihat seperti dulu, bahkan dalam riasan seperti ini ibunya tampak tidak berubah.Memang riasan ibunya tampak sedikit aneh saat ini.Seingatnya, ibunya tidak akan berias dengan warna lipstick merah gelap seperti saat ini.Meski begitu, Tamara mengakui ibunya tampak menawan dengan warna lipstick seperti ini apalagi gaunnya pun berwarna sama dan semuanya ... sempurna.Untuk sesaat, tatapan mereka bertemu saat wanita itu memandang sekeliling.Zelda pun menyadari bahwa Tamara lah yang merupakan putri dari wanita yang sedang dia lakoni jati dirinya.Zelda mulai mendekati Tamara.Ketika tiba di hadapannya, Tamara langsung memeluknya erat.“Mom ... akhirnya kita bertemu lagi.”Zelda tidak menyangka dia akan mendapatkan pelukan emosional dari Tamara sehingga dia terdiam dan membeku.Ingin memeluk balik Tamara, tapi