“Iya, begitulah, Bu.”
Darla kemudian menunjukkan wajah sedih, dan mengelus perutnya. “Semoga anakku ini triplets juga. Tapi kalau pun hanya satu saja, aku tetap akan bersyukur dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.”
“Tentu saja, El. Yang ada di rahimmu adalah penerus The Kozlov. Jadi, pastilah harus kita rawat dan jaga dengan penuh syukur. Ayo, kita kembali ke Rodrigo!”
Darla mengangguk senang. Akhirnya ... ibunya Trevor itu bisa menghentikan pembicaraan tentang Tilly dan mommy-nya.
Betapa menjemukan pembicaraan tentang dua orang itu!
Sementara itu beberapa saat sebelumnya ...
Langkah Thea terhenti di sebelum dia memasuki tempat acara pernikahan. Tubuh itu mematung masih di belakang penonton saat dilihatnya Tilly sudah tak bersama Paman MC lagi.
Thea jadi celingak celinguk. Ke mana Tilly? Padahal dia pun menginginkan buket bunga pernikahan itu.
Tak menemukan Tilly di de
Tamara berdecak.‘Yang benar saja! Siapa yang peduli apa pendapatnya!’Itu kata hati Tamara tapi tak ayal dia mengeluhkan sikapnya sendiri. Kenapa juga dia meminta pendapat dari signor satu itu.Sekarang pria itu menjadi besar kepala, kan?Menyebalkan!“Maaf, pendapatmu sangat tidak penting bagiku. Aku hanya tidak terima seakan-akan kau mengatakan anak-anakku adalah sosok yang tangguh karena kau ayah mereka. Aku tidak terima!Kau tidak tahu bagaimana sulitnya aku membesarkan mereka.Tiga anak dalam sekali waktu yang bersamaan!Tiga anak! Kau takkan bisa membayangkannya!Jadi, jangan harap dengan membawa kami ke sini, dengan segala kebaikanmu yang menyelubungi pendekatanmu pada anak-anak ini kau akan berharap bisa mendapatkan mereka, bisa mendapatkan hak asuh mereka, bisa membawa mereka ke mansion dan berkumpul bersama keluargamu, kau salah!Aku tidak akan pernah menyerahkan anak-anakku padamu begitu saja!Dan jika kau berani memaksa mengambil mereka dariku satu kali saja, aku akan mel
Tamara merasakan lirikan Trevor, tapi dia tidak mau menanggapinya.Setidaknya untuk saat ini.Baginya saat ini adalah saat makan. Tidak seharusnya diisi dengan membicarakan seseorang yang lain.Masalahnya, hatinya cukup merasa tak nyaman ketika mereka kembali membahas tentang istri dari signor satu itu.Apalagi, Tamara sudah mengetahui bahwa Lady El adalah Darla.Tamara memang tidak mengetahui alasan kenapa Darla mengubah wajahnya. Dan sungguh suatu kebetulan mereka bisa berada di mansion yang sama untuk beberapa saat lamanya.Dan sekarang, pria yang merupakan suami Darla malah sedang bersamanya, berusaha mendekati anak-anaknya, menyenangkan anak-anaknya.Tamara tak bisa tidak merasa bersalah. Sekalipun Darla pernah melakukan hal yang tak pantas dimaafkan Tamara, tapi tetap saja jika saat ini dia malah bersenang-senang dengan Trevor yang merupakan suami Darla, maka apa beda dirinya dengan Darla saat Darla bersama Vicco.‘Tidak! Tentu saja ini berbeda! Aku tidak merayu Trevor. Sedangka
Trevor mengambil napas dalam-dalam barulah dia menjawab, “Memangnya kapan aku ada menebar-nebar pesona dengan wanita-wanita di sekolah tadi?”Trevor tentu saja teringat dengan empat wanita yang mengerumuninya tadi. Tapi dia tak mengira Thea dan Tilly melihatnya saat itu.Lagipula, saat itu dia tidak sedang menebar pesona. Dia hanya meladeni pertanyaan basa basi wanita-wanita itu.Interaksi mereka pun tidak lama dan Trevor berhasil keluar dari percakapan mereka.Seharusnya sikapnya ini diapresiasi, bukannya malah dipertanyakan Thea dan Tilly.Tapi Trevor pun memaklumi, namanya juga anak-anak.“Lah tadi di sekolah, selepas acara kami mencari Daddy. Dan daddy ternyata sedang sibuk berbincang dengan empat wanita. Kalau bukan karena Daddy sedang tebar pesona pada empat wanita tadi, lalu sedang apa coba?Memangnya Daddy ada kenalan yang anaknya juga bersekolah di tempat kami? Tidak, kan?”Trevor kembali terhimpit dengan rentetan pertanyaan Thea dan Tilly hingga dia pun melirik ke arah Tamar
Tamara segera memalingkan wajahnya dengan menahan malu.Sungguh dia seperti sedang tertangkap basah mengamati diam-diam, padahal dia sedang merenung, bukan mengamati Signor satu itu. Hanya tatapannya saja tidak sengaja mengarah ke sana.Beruntung baginya, Trevor pun tidak menanyakannya. Pria itu kembali berkonsentrasi pada jalanan di depan mereka.Thea dan Tilly masih terus bernyanyi riang. Dengan Travish dan Bibi Beatrice sebagai pendengar setianya.“Kita mau ke mana ini, Daddy?” tanya Thea secara tiba-tiba ketika mereka tak kunjung tiba di restoran sama sekali.“Hmm, ke tempat yang istimewa,” sahut Trevor tanpa menjelaskan dengan terperinci.“Iya, tempat istimewa itu ke mana, Daddy? Daddy kok sekarang suka maen rahasia- rahasiaan, ya?” celoteh Tilly menanggapi ayahnya itu.Trevor pun mengecilkan lagu yang didengar Thea dan Tilly agar percakapan mereka lebih terdengar jelas.“Ya, kalian kan penumpang istimewaku. Duduk saja, nanti sampai tinggal turun. Anggap saja kalian adalah prince
Logan ingin menjawab sebagaimana adanya.Dia sudah tersenyum ramah, tidak ingin menimbulkan konflik dengan seorang Signor Trevor.Namun, ketika dia menatap ke arah wajah Trevor, tanpa diinginkannya senyum di wajahnya perlahan mengerut.Wajah tak bersahabat Trevor, serta aura tak bisa dibantah Trevor seakan membuat nyali Logan menciut entah ke mana.Lidahnya kelu mendadak.Dan ketika dia hendak menjawab, tatapan tajam Trevor seakan memaksanya menjawab yang tak dia kehendaki.“Iy- Iya, Signor. Tadinya be- begitu. Tapi aku baru ingat, aku harus ke supplier.”Trevor meninggikan lagi wajahnya begitu mendengar jawaban Logan yang berubah arah.Dia seakan memberikan kode bahwa itu jawaban yang ingin didengarnya dari Logan.Kedua mata Trevor pun akhirnya mengedip sebagai tanda dia puas dengan jawaban Logan.Tanpa disadarinya, napas Logan mengembus lega perlahan dari dadanya.Namun, Tamara tidak bisa menerimanya.“Tapi tadi katamu mau makan siang dan jalan-jalan bersama anak-anak. Tidak bisakah
“Ih, daddy mana sih? Tadi ngasih bunga, sekarang menghilang! Apa daddy jangan-jangan langsung pulang ya?”“Hah! Masa daddy langsung pulang? Bukannya mau ngajak kita makan dan jalan? Janji semalam aja tidak ditepati.”Thea dan Tilly kembali mengeluh karena tiba-tiba saja Daddy mereka tidak menampakkan batang hidungnya. Padahal mereka ingin agar daddy bisa mengajak mommy dan mereka naik mobil daddy.Saat seperti itu, tiba-tiba Travish menyahuti mereka, “Paman Padre hanya janji makan malam di kemarin malam sama menghadiri acara ini. Tidak ada janji mengajak jalan-jalan dan makan lagi. jangan menambah-nambahi!”Terang saja pelototan Thea dan Tilly langsung menancap tepat di muka Travish.“Biasanya juga kalau Daddy datang pasti ajak jalan-jalan, wueeek!”“Iya, Thea benar!”“Ya, terserah kalau tetap mau mengharapkan janji yang belum dijanjikan!”Mereka bertiga sudah mode siap bertengkar lagi sampai-sampai Tamara harus melerai mereka.“Sudah, sudah. Jangan bertengkar lagi. Kita masih di aula,