Share

Part Zoya

Zoya mengerjapkan mata saat terbangun dari tidurnya. Melihat jam dinding saat matanya sudah mulai terbuka dengan sempurna dan nyawanya sudah terkumpul seutuhnya, "masih jam 03.45 dini hari," gumam Zoya setelah melihat jam.

Rasa lelah karena terus menangis semalaman masih menyerbu tubuh Zoya. Namun semua itu tak mengurungkan niat Zoya untuk terbangun. Zoya bangun dari kasur lepek yang membuat tubuhnya sedikit sakit, melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh wajahnya.

Saat sudah keluar dari kamar mandi, seperti biasa, Zoya selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah sebelum ia berangkat ke sekolah. Tapi pagi ini, Zoya bangun lebih awal dari biasanya, mungkin..., Karena sebuah janji yang harus Zoya tepati pada seseorang yang kemarin telah menjadi Tuannya secara tiba-tiba.

"Jika saja pria aneh dan gila itu tidak menyuruhku untuk datang ke rumahnya pagi pagi sekali, aku tidak akan bangun sepagi ini!" gumam Zoya saat mengambil sapu yang berada didekat pintu keluar. Rambut Zoya yang masih acak-acakan dengan wajahnya yang kusut walaupun sudah mencuci muka dan mata sembab karena semalaman Zoya terus menangis. Ditambah lagi dengan seragam putih abu yang masih belum terlepas juga dari tubuhnya, membuat Zoya ingin menertawakan dirinya sendiri, "haha, untung saja aku punya baju ganti, kalau tidak! Matilah aku, aku tidak akan bisa masuk sekolah!" gumam Zoya disela-sela aktivitasnya.

Satu persatu pekerjaan rumah, Zoya kerjakan dan selesaikan tanpa adanya gangguan dari siapapun termasuk Mayra yang bisanya hanya mengganggu pekerjaan Zoya saja. Hingga, tiba waktunya Zoya harus mandi, karena semua pekerjaan rumahnya telah selesai. Zoya berjalan menuju kamarnya, mengambil handuk yang mengait di paku, dibelakang pintu kamarnya. Setelah mngambil handuk, Zoya kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang letaknya berada di pojok dapur. Membersihkan seluruh tubuhnya dari bau tidak enak yang menyengat, karena dari kemarin Zoya belum sempat mandi.

"Bau sekali tubuhku ini! Bisa bisanya aku tidak mandi dari kemarin!" seru Zoya yang sudah berada didalam kamar mandi.

Beberapa menit berlalu, terdengar kumandang adzan saat Zoya keluar dari dalam kamar mandi. Zoya pun dengan segera melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Apa aku tidak salah lihat?" gumam Ibu setelah terbangun dari tidurnya, melihat sekeliling rumah yang sudah terlihat bersih dan rapih.

Ibu melangkahkan kakinya menuju dapur, melihat apakah kondisi dapur sama dengan yang didalam. Dan ternyata benar, dapur juga sudah sangat bersih dan rapih. Tidak ada cucian kotor, tidak ada piring dan gelas yang berserakan dimana-mana. Semuanya sudah tertata rapih ditempatnya masing-masing. Pandangan mata ibu pun mulai tertuju pada sebuah meja makan yang berukuran kecil, yang diatasnya sudah terdapat tudung saji. Rasa penasaran ibu mulai menghampiri, saat bau makanan yang lezat, mulai terasa menusuk-nusuk indera penciuman ibu yang tajam.

"Hmmh, bau harum apa ini?" Ibu pun menghampiri meja itu dan membukakan tudung saji tersebut. Mata ibu membulat dengan sempurna saat tudung saji telah terbuka. Bagaimana tidak! Bukan hanya seisi rumahnya saja yang sudah bersih, bahkan nasi hangat dengan lauk sayur asem dan ikan asin beserta sambalnya pun sudah tersedia dari atas meja. Membuat perut ibu berbunyi seketika saat melihat semua makanan itu.

"Apa anak itu yang mengerjakan ini semua?" gumam ibu yang menutup kembali tudung saji nya. Ibu pun berjalan menuju kamar Zoya, ingin melihat, sedang apakah Zoya saat ini. Dan saat sudah berada didepan pintu kamar Zoya yang sedikit terbuka. Terlihat Zoya yang sedang tertidur dengan mukena yang masih menempel ditubuhnya.

"Anak itu! Bisa bisanya dia tidur kembali setelah terbangun!" seru ibu yang langsung menghampiri Zoya ke kamarnya.

Brakkk!

Ibu menggebrak meja belajar dengan cukup keras hingga menimbulkan suara yang begitu mengejutkan Zoya.

"Hai, Zoya!" pekik ibu bersamaan dengan Suara gebrakan meja.

Zoya yang kaget pun langsung mengerjapkan matanya dengan napas yang terengah-engah karena terbangun dengan cara terpaksa.

"Enak sekali ya? Tidur kembali setelah bangun!" seru ibu.

"Maafkan Zoya Bu? Zoya ketiduran!" balas Zoya.

"Ketiduran ketiduran, kau memang sengaja kan, ingin membuat ibu marah!" pekik ibu.

Zoya menggelengkan kepalanya cepat, "tidak Bu, aku memang benar benar ketiduran."

"Sudahlah, jangan banyak alasan! Bangun dan sarapan," ucap ibu yang langsung membuat Zoya yang tadinya takut, langsung tersenyum mengembang.

"Ba-baik Bu," jawab Zoya dengan senyuman merekah yang ia perlihatkan pada ibunya..

Ibu pun berlalu dari kamar Zoya setelah mengomeli Zoya tanpa memberikan senyum balasan pada Zoya. Sedangkan Zoya, gadis itu langsung membuka mukenah dan membereskannya dengan suasana hati yang mulai membaik. Setelah sekian lama, untuk pertama kalinya ibu Zoya memberikan perhatian padanya, walaupun perhatian kecil, Zoya sangat bahagia dibuatnya.

"Hoaaaam...," Mayra keluar dari kamar tidurnya sambil menguap. Walaupun Mayra terkesan gadis yang malas dan manja, namun Mayra tidak pernah bangun kesiangan. Itu karena ibu paling tidak suka dengan orang yang suka bangun tidur kesiangan, apalagi jika sudah bangun di pagi hari, lalu tertidur kembali. Dan peraturan ibu itu, juga berlaku untuk Mayra.

Dengan langkah malas, Mayra berjalan menuju dapur tanpa membasuh muka atau menggosok giginya terlebih dahulu, "ibu...?" panggil Mayra.

"Iya May?" jawab ibu dari kamar dalam mandi.

"Ibu..., Aku mau makan!" ujar Mayra.

"Makan saja May, makanan sudah ada di meja makan!" sahut ibu.

Tanpa berkata lagi, Mayra langsung menghampiri meja makan dan membuka tudung saji. Mata Mayra langsung berbinar saat melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan dengan kondisi masih hangat. Tanpa pikir lagi, Mayra langsung mengambil piring dan mengalaskan semua menu kedalam piringnya.

Terdengar langkah kaki dari arah samping, membuat Mayra yang sedang makan melirik kearah samping sambil mendelik kan matanya, "enak sekali ya? Jam segini baru bangun tidur!" ujar Mayra menyindir Zoya.

"Haha," Zoya tertawa ringan sambil menyunggingkan sebelah bibirnya ke atas, menatap kearah Mayra yang sedang makan dengan rakusnya. Zoya pun ikut duduk berhadapan dengan Mayra, mengambil piring dan mengalasakan makanan untuknya pula.

"Enak ya? Bangun tidur langsung makan!" ujar Mayra lagi, tanpa memperhatikan baju apa yang sudah Zoya kenakan saat keluar dari kamarnya.

"Enak ya? Makan makanan hasil masakanku!" balas Zoya dengan ketus.

Uhuk! Uhuk!

Mayra tersedak makanannya sendiri saat mendengar ucapan Zoya.

"Kenapa? Tidak enak? Aku lihat kau makan dengan rakus barusan!" ujar Zoya lagi sambil memasukkan satu sendok makanan kedalam mulutnya.

Mayra mengepalkan tangannya geram, ia juga memberikan tatapan sinisnya pada Zoya setelah mendengar kembali sindiran Zoya, yang. Menurutnya sangat melukai harga diri Mayra.

Zoya yang melihat Mayra yang seperti itu pun hanya diam, tak menghiraukan Mayra sama sekali. Zoya terus melanjutkan makannya hingga selesai.

"Mau kemana kamu?" tanya Mayra ketus, setalah Zoya bangkit dari duduknya.

"Kau tidak lihat, aku memakai seragam apa?" balas Zoya yang balik bertanya.

Mayra pun memperhatikan Zoya dari atas sampai bawah. Mayra baru menyadari, jika Zoya benar benar sudah sangat rapih, memakai seragam sekolahnya, "Sepagi ini? Kau mau berangkat sekolah sepagi ini?" Mayra bertanya kembali saat melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 05.40 pagi.

"Memangnya apa masalahmu?" ujar Zoya.

Huh! Mayra memalingkan wajahnya dari Zoya. "Menyesal aku bertanya padamu!"

"Suruh siapa?" balas Zoya yang langsung berlalu meninggalkan Zoya, "ibu..., Zoya berangkat!" ujar Zoya yang berpamitan pada ibunya, walaupun ibunya tak pernah menanggapi ataupun menyahut saat Zoya pergi ke sekolah, tapi Zoya tetap selalu berpamitan.

Zoya pun keluar dari rumahnya menuju rumah Dareen, berbekal alamat yang diberikan oleh pria bernama El. Sebelum jam menunjukkan pukul 06.00, Zoya harus secepatnya sampai di rumah tuan muda barunya.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status