Share

Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!
Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!
Author: HANINA

1. Pengantin Pengganti

"Anna, Paman mohon agar kamu menikahi David. Jika pernikahan ini gagal, Perusahaan Lopez akan bangkrut."

Tak lama, pria itu bersimpuh di kakiku--membuatku terperanjat. "Tapi, David tidak pernah mencintaiku. Dia hanya mencintai Lily. Bagaimana jika David tahu? Dia pasti akan marah," ucapku memberi alasan.

Namun, Paman George bersikeras, "Itu urusan Paman nanti, tolonglah Paman satu kali ini saja." 

Dan di sinilah aku.

Menikahi David Walles sesuai permintaan pamanku untuk menggantikan sepupuku yang kabur dua jam sebelum pernikahan mereka.

Aku yang naif dan jatuh cinta dengan David, akhirnya menerima kala ayah kandung Lily itu memintaku untuk menggantikannya.

Hanya saja, David pergi begitu saja setelah pesta pernikahan kami berakhir.

Aku hanya bisa terdiam dan duduk di ranjang pengantin seorang diri. 

Brak!

Suara pintu yang dibanting mengagetkanku. Aku yang sedang sibuk memikirkan masa depan pernikahanku kelak langsung terhenyak saat melihat David tiba-tiba berada di hadapanku, menatap tajam dan sangat mengintimidasiku.

Bau alkohol bercampur parfum wanita menyeruak di indera penciumanku.

Belum sempat memproses, David sudah mencekal daguku.

Pandangan kami bertemu. Matanya yang merah seakan mengulitiku.

"Anna Lopez, katakan padaku. Apa tujuanmu menikah denganku?!" geramnya, "Jawab! Jangan kau pikir wajah kalian mirip sehingga aku tidak bisa mengenali siapa wanita yang seharusnya kunikahi!"

"D-david, kalau kau tahu siapa aku. Kenapa kau mau menikahiku?"

Mendengar ucapanku, David melepaskan cengkraman tangannya. Ia berdiri berkacak pinggang. "Kau pikir siapa aku, hah?! Aku orang terkaya di negri ini dan kau bertanya kepadaku kenapa aku tidak membatalkan pernikahan sialan ini?!"

"Apa pandangan orang-orang padaku di luar sana. Melarikan diri dari altar pernikahan. Itu sama saja aku mempermalukan diriku sendiri."

"P-paman George memintaku menggantikan Lily. A-aku tidak bisa menolak, bagaimanapun aku berhutang budi kepada mereka."

"Bullshit, Lily mencintaiku tidak mungkin dia meninggalkanku begitu saja. Ini pasti rencanamu untuk menggagalkan pernikahan kami dan kau ingin menggantikan tempatnya untuk menikah denganku."

"Itu tidak benar, aku tidak pernah berpikiran seperti itu." sanggahku, karena aku tidak pernah mempunyai mimpi untuk bisa menikah dengan David. Walaupun aku sangat mencintainya sejak aku masih kecil. Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada David Walles. Laki-laki terkaya dan tertampan di negri ini.

"Cih, aku tahu kau menyukaiku. Setiap aku datang untuk menjemput Lily. Kau menatapku dengan tatapan yang tidak biasa. Kau iri dengan kebahagiaan Lily?!"

"Aku berani bersumpah, sungguh bukan mauku, David. Percayalah padaku, jika kau tidak berkenan dengan pernikahan ini. Mari kita bercerai, aku juga tidak akan bahagia jika kau tidak bahagia."

"Bercerai?"

"Bercerai katamu? Setelah kekacauan ini, dengan entengnya kau ingin mengakhiri pernikahan yang baru beberapa jam yang lalu baru dilaksanakan?"

"L-lalu apa maumu?"

"Aku bukan orang baik-baik, camkan itu Anna. Karena kau yang memulai kekacauan ini. Jangan salahkan aku jika aku membuat perhitungan denganmu."

"A-apa?" seketika aku merasa khawatir. David mulai melonggarkan dasinya, lalu melepas jasnya. Berikutnya kancing kemejanya mulai dibuka. Kini tubuh bagian atasnya sudah polos. Menampilkan otot-otot six-packnya yang menjadi impian wanita-wanita di luar sana.

"David, jangan." Aku memang istri sahnya di mata hukum agama dan negara. Namun jika dia meminta haknya dengan cara seperti ini. Aku tidak rela, aku tidak ingin dipaksa.

David mendorongku jatuh ke ranjang lalu menarik gaun malamku. "Aku tidak peduli, kau adalah istriku. Layani aku sekarang!"

"Emmh..." Mataku membelalak kala kurasakan tubuh kami menyatu.

David memperlakukan begitu kasar, seperti seorang monster. Pria yang selama ini kucintai mengambil kesucianku dengan brutal layaknya seorang majikan kepada budaknya.

Kini aku tahu maksud dari perkataannya. Ia bukanlah orang baik dan sepertinya aku tidak mengenal sepenuhnya siapa David yang sebenarnya.

Dan tak lama, semua terasa gelap....

*****

Pagi harinya, aku merasakan sakit di semua tubuhku, terutama bagian kewanitaanku.

Kuperhatikan bercak darah yang sebagai bukti kesucianku tertinggal di sprei putih yang membungkus ranjang pengantin kami.

Hanya saja, David tampak sudah pergi sejak tadi.

Sontak, aku terkesiap mengingat statusku yang sudah menjadi seorang istri  yang harus menjalankan tugasku dan saat ini, menyiapkan sarapan pagi yang harus kukerjakan pertama kali.


Secepatnya aku mengganti sprei yang kotor lalu membersihkan diriku di kamar mandi. Make-up tipis kusapukan di wajahku dan mengenakan pakaian yang pantas untuk menyambut David.

Akan tetapi, langkahku terhenti saat melihat David sudah berada di meja makan sambil membaca koran.

"Selamat pagi, Nona?" Seorang pelayan yang menyambut kedatangan kami kemarin siang datang menyapaku.

Kemarin wanita itu memanggilku dengan sebutan Nyonya, tapi sekarang berubah memanggilku Nona. Mungkinkah ini pertanda jika David akan segera menceraikanku?

"Nona, Anda ditunggu Tuan Muda."

Kata-kata wanita itu menyadarkan lamunanku.

"Iya, Bi. Terima kasih." Aku segera menuruni tangga lalu menuju ruang makan untuk melayani David.

"Selamat pagi. Maaf aku terlambat, aku berjanji tidak akan terulang lagi." 


Alih-alih menjawab sapaanku, David melipat koran yang dibacanya lalu meneguk kopi di cangkirnya tanpa mempedulikanku. Wajah tampannya terlihat dingin dan sangat tidak bersahabat.

"Nona, roti bakarnya."

Pelayan tadi tiba-tiba datang mengambil dua potong roti bakar untukku.


"Terima kasih," ucapku. Hanya saja, aku tidak selera untuk makan. David hanya meneguk kopinya dan aku hanya makan salad sayur selada untuk mengganjal perutku.

Sepuluh menit telah berlalu, kami makan dalam diam. Aku lihat David ingin mengisi cangkirnya yang kosong dengan kopi. Jika terlalu banyak minum kopi tanpa diisi oleh makanan yang lain. Aku takut lambungnya bermasalah.

Aku pun ingin mencegahnya, "David, jangan hanya minum kopi, kau harus mengisi perutmu dengan makanan."

"SRAK!" David seketika bangun dari duduknya dan menarik kursinya dengan kasar.

"Mobilnya sudah siap, aku beri waktu lima menit untuk menyelesaikan sarapanmu. Aku tunggu di luar." David melempar serbet makan ke meja, setelah itu dia keluar dengan langkah tergesa.

Aku semakin tidak bernafsu, perutku terasa kembung dengan segudang kekhawatiran. Akhirnya kuputuskan untuk mengakhiri sarapanku dan meminum segelas air putih.

"Kita mau ke mana?" Kuberanikan diriku bertanya kepada David yang sedang berdiri di tepi mobil BMW keluaran terbaru yang hanya dimiliki segelintir orang-orang kaya di Georgia. Penampilan David yang rapi, wajah tampan dan mobil mewah itu menjadikannya satu perpaduan yang sempurna.

"Ke rumah pamanmu."

Jawaban David jelas membuatku terkejut. Namun, belum sempat bertanya, pria itu terlihat sangat tidak sabar.

"Cepat masuk!"

Setelahnya, kami pun menuju ke kediaman paman.

Akan tetapi, keheningan menyelimuti kami berdua.

Aku melirik jari manis David yang tadi malam masih mengenakan cincin nikah, tapi sekarang jari manis itu kosong. Hanya aku yang masih mengenakannya.

Meski bingung, kutahan rasa penasaranku.

Tak lama, kami pun sampai di rumah keluarga Lopez, di mana pamanku tinggal dan pernah menjadi rumah bagiku setelah kedua orang tuaku meninggal.

David turun dari mobil dengan tergesa, aku setengah berlari mengejarnya. Saat masuk ke dalam rumah, aku melihat Lily sedang duduk di sofa sambil menangis.

"Lily," panggil David lembut, suaranya terdengar penuh kekhawatiran.

"David," jawab Lily dengan air mata yang berderai.

Semenit kemudian mereka saling berpelukan. Aku hanya terdiam, kaget dan tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi. Kemarin Lily menghilang dan sekarang dia ada di sini.

"Apa yang terjadi?" tanya David kepada Lily.

"David, Anna memerintahkan orang untuk menculikku."

"A-apa?" pekikku tak percaya.

Kebohongan macam apa ini yang sedang terjadi?

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status