Share

2. Hanya Bayangan

Author: HANINA
last update Last Updated: 2023-11-04 19:58:39

PLAK!

Paman George tiba-tiba menamparku. Kepalaku mendadak pusing, Aku bingung dengan kenyataan yang berada di hadapanku saat ini. Pengakuan Lily dan tamparan dari Paman George. Belum sempat aku menanyakan apa salahku, Paman George menatapku dengan tajam sambil menunjuk mukaku.

"Anna, inikah balasanmu kepada kami?! Kami sudah berbaik hati menampungmu, tapi kau malah memberi kesusahan kepada kami!"

Darah yang mengalir dari sudut bibirku terasa anyir. Aku berusaha menegakkan badanku lalu menatap balik Paman George. "Apa salahku?"

"Masih bertanya salahmu apa?! Kau menyuruh orang untuk menculik Lily dan berpura-pura menolong kami dengan menawarkan diri untuk menggantikan Lily di altar."

Setelah itu, Paman George mengambil sapu lalu memukulku dengan keras sehingga aku jatuh ke lantai. Pukulan di punggungku rasanya sakit sekali. Seperti mati rasa, aku menahannya dan tidak ingin menangis.

Aku tidak habis pikir, kemarin Paman George yang memintaku untuk menggantikan posisi Lily di altar pernikahan. Tapi sekarang kenapa mereka menuduhku, aku yang merencanakan penculikan? Drama apa ini? Aku yakin kejadian kemarin bukanlah ilusi. Bahkan kesucianku yang telah direnggut oleh David adalah nyata.

Melihatku tidak menangis, Paman George semakin marah lalu ingin memukulku kembali.

"Cukup, kau ingin membunuhnya?" suara Bibi Amanda menghentikan gerakan tangan Paman George.

Aku menoleh setelah bunyi sapu terdengar jatuh ke lantai.

"David sayang, maafkan kesalahan Anna. Dia hidup tanpa bimbingan orang tua. Kita harus memakluminya jika dia punya pikiran iri dan berusaha memisahkan kita." Kata-kata Lily terdengar memberikan dukungan simpati padaku. Padahal secara tidak langsung dia menuduhku bahwa aku bersalah dengan kesalahan yang mereka tuduhkan padaku.

Aku melirik wajah Lily dan kulihat sudut bibirnya tersenyum mengejekku. Tangannya bergelayut manja di lengan David, suami sahku yang kemarin menikahiku secara resmi di mata hukum agama.

Aku beralih melirik David, samar-samar aku melihat ada penyesalan di dalam matanya. Namun itu sekilas saja, setelah itu berganti dengan tatapan dingin yang seakan menusukku.

"Cukup, kita bicarakan saja nanti." David meninggalkan kami diikuti Lily menuju ke ruang tamu.

"Kita belum selesai, setelah David pulang. Aku akan memberimu pelajaran!" Paman George mengancamku lalu menarik tangan Bibi Amanda menyusul David dan Lily ke ruang tamu.

Dari jauh aku melihat David dan Lily duduk berdekatan dengan tangan kedua saling bertaut. Inilah gambaran pasangan yang sebenarnya. Hangat dan penuh cinta. Tidak seperti hubunganku dan David.

Aku hanya anak yatim piatu, sudah terbiasa hidup sendiri dan kesepian. Ejekan dan hinaan serta perundungan sudah menjadi makanan sehari-hariku. Namun kejadian ini sangat menyakiti batinku. Aku di sini korban, mereka membohongiku, menjebakku dan menuduhku. Melimpahkan kesalahan mereka padaku di mata David.

Kebohongan Lily, pembelaan David dan rencana licik Paman George membuatku berpikir, kehadiranku seperti bayangan. Tidak bernilai dan tinggal di dalam kegelapan tanpa ada orang yang menginginkan kehadiranku.

Aku hanya bisa menahan nyeri di punggungku, saat menaiki tangga, satu undakan bertambah pula kesakitan yang berada di tubuhku.

Kurebahkan tubuhku yang terasa remuk di ranjang, mataku lelah selelah jiwaku. Air mataku akhirnya mengalir setelah kutahan beberapa menit yang lalu.

Ingatanku melayang di saat aku bertemu David untuk pertama kalinya.

Di pemakaman orang tuaku, saat diriku merasakan kesedihan terdalam. Aku seperti menemukan cahaya kehidupan di tengah redupnya hatiku.

Saat itu aku melihat David tergeletak di jalan raya dalam keadaan pingsan dan kepalanya berlumur darah.

"Tolong selamatkan aku." David menatapku dengan penuh harap lalu pingsan.

Saat itu, umurku masih delapan tahun. Tubuhku kurus dan kecil, aku bingung bagaimana cara untuk menolong David. Aku makin panik setelah melihat darah keluar dari kepalanya David. Aku berlari mencari pertolongan. Namun karena area pemakaman yang sepi dan hari semakin gelap menjadikan aku kesulitan menemukan seseorang.

Air mataku mengalir, kesedihan kembali melingkupi ruang hatiku karena tidak berhasil mencari bantuan.

Aku berusaha membawa tubuh David dengan gerobak kecil yang kebetulan ada di dekat tong sampah. Dengan sekuat tenaga aku menarik tubuh David, umur kami bertaut sekitar lima tahun jika kutebak. Tubuh tinggi David menjadikanku kesulitan untuk menaikkannya ke atas gerobak. Namun aku sangat khawatir, takut jika David juga menyusul kedua orang tuaku yang sudah berada di surga.

"Hei, bertahanlah." Kugoncang-goncangkan tubuh David agar dia terjaga. Tapi sepertinya darah yang keluar dari kepalanya semakin banyak.

Aku semakin panik, dengan sekuat tenaga aku menarik tubuh David lalu memasukkannya ke gerobak. Setelah itu aku menarik gerobak itu dengan sekuat tenaga ke arah rumah sakit kecil di dekat pemakaman. Untung saja hari itu suasana cerah sehingga jalanan tidak licin.

Dengan napas yang terengah dan peluh yang membasahi tubuhku. Akhirnya kami sampai di rumah sakit. Tanpa menurunkan tubuh David, aku berlari memanggil suster.

"Suster tolong saya, saya mohon." Aku menarik tangan salah satu suster yang berada di hadapanku.

"Pergi sana!" Suster itu menepis tanganku karena melihat penampilanku yang kotor dan penuh darah. Keadaan tubuhku yang kurus dan kecil membuat suster itu mengabadikan permohonanku, mungkin karena takut aku tidak bisa membayar biaya rumah sakit.

Gagal meminta bantuan suster, aku tetap berusaha. Hingga aku bertemu dengan seorang dokter muda. Aku menangis, bersimpuh di hadapannya sambil memegang salah satu kakinya.

"Kak, tolong bantu saya." Aku meminta dengan sepenuh hati.

"Ada apa, Sayang?"

Tidak kusangka, reaksinya berbeda dengan suster tadi. Dokter muda berkacamata itu tersenyum dan membimbingku untuk bangun.

"Teman saya kecelakaan, tolong selamatkan dia."

"Oh ya, di mana temanmu berada?"

"Di sana," aku menarik tangan dokter muda itu ke arah halaman di mana gerobak kecil yang berisikan David berada.

"Astaga!" dokter muda itu terkejut lalu menggendong David.

"Siapkan meja operasi!" Dokter muda itu berteriak hingga para suster menoleh lalu tergopoh-gopoh mengerumuni dokter muda itu. Semenit kemudian, David dibawa masuk dan aku hanya bisa berdo'a kepada Tuhan agar David selamat.

Tiga jam berlalu, akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Aku melihat David terbaring di brankar, didorong keluar. Dan tiba-tiba saja segerombolan orang-orang berbaju hitam mengawalnya sehingga aku tidak bisa mendekatinya. Dokter muda itu dikerubungi banyak wartawan yang mewawancarainya. Dari televisi rumah sakit aku baru tahu jika David adalah pewaris tunggal dari keluarga konglomerat, keluarga Walles. Keluarga terkaya di Georgia.

Aku menginap semalaman di rumah sakit karena ingin bertemu David, memastikan jika dia baik-baik saja. Rasa lapar di perutku tidak kuhiraukan. Karena rasa lelah, aku tertidur di bangku kosong di depan kamar rawatnya David.

Keesokan harinya, aku melihat David didorong keluar dari kamar rawatnya, aku hanya bisa menatap tanpa bisa mendekatinya. Tidak kusangka, tiba-tiba brankarnya David berhenti lalu segerombolan orang itu menyingkir, memberi jalan padaku. Tangan David melambai padaku dan aku mendekatinya. Dia tersenyum padaku lalu menggenggam tanganku.

"Terima kasih, tunggu aku kembali. Aku pasti akan mencarimu."

Setelah itu, David didorong ke mobil ambulans untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih elit.

Janji dan senyum David kuingat sampai saat ini. Semuanya bagai mimpi, hingga kami bertemu lagi satu tahun yang lalu.

Namun, mengapa David datang ke rumah Paman George untuk melamar Lily?

Megapa dia tidak ingat dengan diriku?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   69

    Akan kukatakan padanya agar tidak terlalu keterlaluan Hanya itu yang diucapkan oleh DavidHati aku berdecih karena aku masih berharap David akan peduli padaku dan lebih membelaku daripada lele nyatanya hanya kata itu yang diucapkan ketika aku mengatakan bahwa Lili telah menggangguku dan membuatku untuk sulit bernafasAku tidak perlu apapun darimu lagi status sebagai Nyonya David tidak berarti apa-apa bagiku tetap saja Lili Yang kau prioritaskanAku sudah membuat keputusan lepaskan aku juragan aku David menyandang gelar sebagai istrimu membuatku sangat menderita dan kehilangan banyak halDavid mengerutkan keningnya lalu menatapku tajam wajahnya terlihat tidak suka anak Aku sangat lelah malam ini jangan bicarakan hal itu denganku Aku ingin istirahat sekarangMengecapnya berdebat tapi David malah dengan santainya duduk di sofa lalu mengeluarkan laptopnya tanpa mempedulikanmu sedikitpun David mulai Menatap layar laptop dan sepertinya ia sedang merampungkan pekerjaannya yang tertunda Aku h

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   51

    Akan kukatakan padanya agar tidak terlalu keterlaluan Hanya itu yang diucapkan oleh DavidHati aku berdecih karena aku masih berharap David akan peduli padaku dan lebih membelaku daripada lele nyatanya hanya kata itu yang diucapkan ketika aku mengatakan bahwa Lili telah menggangguku dan membuatku untuk sulit bernafasAku tidak perlu apapun darimu lagi status sebagai Nyonya David tidak berarti apa-apa bagiku tetap saja Lili Yang kau prioritaskanAku sudah membuat keputusan lepaskan aku juragan aku David menyandang gelar sebagai istrimu membuatku sangat menderita dan kehilangan banyak halDavid mengerutkan keningnya lalu menatapku tajam wajahnya terlihat tidak suka anak Aku sangat lelah malam ini jangan bicarakan hal itu denganku Aku ingin istirahat sekarangMengecapnya berdebat tapi David malah dengan santainya duduk di sofa lalu mengeluarkan laptopnya tanpa mempedulikanmu sedikitpun David mulai Menatap layar laptop dan sepertinya ia sedang merampungkan pekerjaannya yang tertunda Aku h

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   50.

    [Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti apa maksudmu?] Lily berpura-pura tidak paham. "Kau tidak usah berpura-pura. Sudah jelas apa maksudku. Jika aku memanggil wartawan dan membocorkan tentang rahasia ini, tamatlah riwayat karirmu untuk menjadi seorang desainer terkenal." [Kau pikir, orang di luar sana akan mempercayaimu?] ucap Lily seakan-akan menantangku. Tapi aku tahu pasti, nada suaranya terdengar kesal dan putus asa. "Aku katakan padamu, aku dan Elma berteman sangat baik. Jadi aku sangat tahu pasti rancangan bajunya mempunyai keunikan tersendiri. Kau pasti tahu seorang desainer akan berkelanjutan membuat suatu karya yang mempunyai ciri khusus yang sangat mirip antara satu rancangan dengan rancangan yang lainnya. Kau tidak bodoh, kan? Untuk mengartikan apa kata-kataku ini. Jika orang lain mengetahui kau menjiplak rancangan Elma. Semua orang di luar sana akan segera mencari tahu koleksi rancangan Elma yang terdahulu. Sudah dipastikan kebohonganmu akan segera terbongkar." Aku

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   49. Kartu As

    Kenapa sikapnya berubah dalam satu malam? Kemarin saat kami menyambangi rumah duka, wanita itu sangat lembut dan beberapa kali mengucapkan kata terima kasih kepada kami karena telah membantunya mengurus jenazah suaminya. Dengan fakta ini aku semakin yakin jika ada seseorang yang mengajari dan membimbingnya untuk memeras kami.“Di perusahaan ini banyak karyawan wanita. Kenapa Anda yakin jika saya yang berurusan dengan suami Anda?”Wanita itu terkejut dan salah tingkah dengan pertanyaanku. Ia kemudian menatap lantai dengan kedua tangan yang saling bertaut. “Feeling seorang istri selalu tepat. Saat pertama kali melihatmu, aku tahu jika kau orangnya. Aura kejahatan dari tubuhmu terasa sangat kuat.”Aku berdecih sinis, bisa-bisanya wanita itu mengatakan sesuatu tanpa dasar. “Pak polisi, wanita ini mempunyai kekuatan supranasional. Dia bisa memprekdisikan sesuatu dengan benar. Sebaiknya departemen kepolisian menggunakan jasanya dalam memecahkan kasus kejahatan.”“Apa maksudmu?” Wanita itu m

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   48. Satu Triliyun

    Karena keadaan hatiku yang tidak baik-baik saja, aku menceritakan segala kejadian yang telah kulalui seharian ini kepada David. Tentang kematian laki-laki itu yang merupakan tulang punggung bagi keluarganya dan nasib anak-anak mereka. Bahkan aku masih mengingat ketika laki-laki itu masih berdrama untuk memfitnahku atas perintah dari Lily.“Hei, ini di luar kuasa kita.” David mendekatiku lalu memelukku.Aku yang sedang dalam mood yang buruk, langsung menangis dalam dekapannya. Dada bidang David menjadi tumpuanku untuk meluapkan kesedihan hatiku. Perasaan kesal padanya entah menguap begitu saja. Kehadiran dan perhatiannya membuatku merasa tidak sendiri.“Sudah, jangan menangis lagi. Kita bukan malaikat yang bisa menyelamatkan orang yang sedang mengalami musibah. Tapi jika ada orang yang ingin kau tolong, aku akan menolongnya untukmu.” David menghiburku sambil menciumi puncak kepalaku berulang-ulang.“Ana, jangan bersedih akan hal ini. Ada aku di sini. Suamimu ini punya kuasa untuk menduk

  • Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!   47. Kau Dari Mana?

    "Aku ingin mandi sekarang." ucap David tenang. "Silakan, aku ingin istirahat." Ingin aku mengusir David. Tapi melihat keadaannya, tidaklah mungkin. Bagaimana aku bisa mengusirnya di saat ia sedang sakit. Aku segera keluar dari kamar mandi lalu menatap ranjang king size milikku. Sungguh miris, malam pertama di rumahku aku harus mengalah untuk memberikan ranjangku kepada David. Aku memutuskan untuk tidur di kamar tamu karena aku tidak ingin seranjang dengan David. Sedangkan Mary kembali menghubungiku untuk bertanya tentang perkembangan sikap David padaku. Dan kami pun berbicara hingga aku tertidur. Aku merasa dingin ketika selimutku ditarik oleh seseorang. Mataku sangat berat untuk kubuka. Saat aku terkejut dan ingin berteriak karena tubuhku melayang di udara. Suara David menyadarkanku jika aku tidak sendirian malam ini. “Kenapa kau tidur di sini?” Aku tidak bisa menjawab di saat wajahku menempel di dadanya David yang terbuka. Kulit itu masih basah dan aroma wangi bunga mawar mengu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status