“Tuan David Wales, rupanya Anda tidak mengenal siapakah istri Anda yang sebenarnya ini. Saya memang miskin dan sebatang kara tapi saya punya harga diri dan saya tahu betul lembaran kertas yang saya tanda tangani itu mempunyai konsekuensi seperti apa. Saya bukan wanita murahan yang gampang disentuh oleh sembarang laki-laki.”Mendengar perkataanku yang panjang lebar David langsung membuang muka. Ia melepaskan kungkungan tubuhnya lalu meninggalkanku begitu saja. Dalam keremangan malam, aku melihat punggung David dari kejauhan. Apakah aku salah lihat? Kenapa David yang arogan itu terlihat seperti sangat kesepian dan sendirian. Bukankah ada Lily yang mencintainya dan David pun mencintai sepupuku itu? Ah entahlah, mungkin perasaanku juga salah menilainya.***Keesokan harinya saat aku sudah berada di kantor, Pak Simon memanggilku. Ia mengatakan jika ada hal yang harus beliau sampaikan.“Ana Lopez, ada pesan dari ketua manajer untukmu.”“Ya, Pak. Pesan apakah itu? Apakah terkait dengan pekerj
Aku mendadak takut karena kepergok dua hari berturut-turut dengan laki-laki yang sama.Setelah menyapa Jack, David berjalan mendekati kami. Ia lalu menggamit pinggangku untuk menunjukkan jika aku adalah miliknya.“Halo, Tuan Young. Perkenalkan, nama saya David Wales, suaminya Ana Lopez.” David mengulurkan tangannya kepada Jack dan Jack pun menerima jabat tangan dari David.Awalnya aku mengira jika Jack akan kecewa. Tapi ia malah tersenyum setelah bergantian memandangi wajah kami. “Baiklah, saya pamit dulu. Selamat malam.”“Selamat malam, Jack.” ucapku.Jack langsung naik ke mobilnya dan meninggalkan kami.Dan tiba-tiba saja David menyeretku ke basement. “Siapa dia? Kenapa kalian sangat dekat. Apakah kau lupa dengan isi perjanjian yang sudah kau tanda tangani?”“Dia ….” sebelum aku menjawab, David tidak sabar lalu membuka gaunku.“David, apa yang kau lakukan?” Aku terkejut dengan ulah David.“Meminta hakku, kau adalah istriku. Tentu kau harus melayaniku karena saat ini aku ingin.”“Apa?
“Tentu saja bayi suamiku,” entah kenapa aku langsung mengakui jika bayi dalam kandunganku adalah anaknya David.“Bagaimana dengan bayimu, anak siapa itu?” Aku tahu saat di bangku kuliah, Lily pernah aborsi dua kali. Karena tidak ingin rahasuanya terbongkar, Lily mengajakku untuk menemaninya. Ia mengancamku supaya aku tidak buka mulut tentang rahasianya.“Kau ….” Lily melotot sambil mengacungkan jari telunjuknya padaku. Kulihat tubuhnya bergetar menahan marah. Ia meremas kertas hasil pemeriksaan kandungannya.“Ana Lopez, aku tidak akan membiarkanmu melahirkan anaknya David ke dunia ini!”.puas mengancamku, Lily pergi begitu saja dari hadapanku.Aku langsung terduduk dengan hati yang bergetar. Sebenarnya aku takut dengan ancaman Lily. Gadis itu selalu mempunyai niat buruk padaku. Dan kali ini aku takut jika ancamannya jadi kenyataan. Bagaimanapun, dia akan selalu did ujung David. Kejahatannya pasti akan selalu terlindungi.Aku menimbang, haruskah aku memberitahu David tentang kehamilanku
Waktu berlalu begitu cepat. Seminggu kemudian Jack sudah muncul kembali di kantor. Ia datang ke meja kerjaku dengan senyum yang mengembang.“Ana, apa kabar?”“Aku baik, Jack.”“Maaf, aku tidak pamit saat Bos menugaskanku ke luar negri untuk mengurus suatu kontrak kerja dengan perusahaan asing. Waktu itu sangat larut dan aku harus pergi malam itu juga.”“Tidak apa, Jack. Aku mengerti.”“Ana, maukah kau mengantarku ke mal untuk membeli baju? Aku pindah ke sini secara mendadak. Dan sekarang musim mulai dingin. Aku tidak mempunyai baju tebal yang cukup untuk kupakai sehari-hari.”“Oke,” aku tidak bisa menolak ajakan Jack karena dia banyak membantuku selama ini. Hanya mengantar ke mal membeli baju tidaklah hal yang menyulitkan bagiku.“Ana, bagaimana dengan yang ini?” tanya Jack setelah kami tiba di outlet penjual baju laki-laki. Jack mengambil jaket parasit yang berisikan bulu angsa. Warna jaket itu sangat terang dan aku tidak menyukainya. Aku lebih suka warna-warna gelap seperti jaket ya
Aku menatap Jack dengan saksama.“Ah lupakanlah, aku hanya bercanda.” Jack menggaruk rambutnya.“Jika ada masalah, datanglah padaku. Aku pasti akan membantumu.” Jack mengelus rambutku lalu keluar dari lift. Dari dulu Jack selalu begitu. Tidak pernah mendesakku atau memaksakan kehendaknya. Semua berjalan natural dan apa adanya. Satu hal yang kusukai dari Jack. Selalu membuatku nyaman ketika berada di sisinya.***Aku kembali ke duniaku yang sibuk dengan pekerjaan. Tiba-tiba saja telepon dari pelanggan yang terkenal rese menelponku. Pelanggan itu adalah selebgram terkenal yang sedang naik daun. Gadis itu terkenal dengan attitude yang kurang baik. Tapi anehnya dia terkenal dan selalu banjir job dari brand-brand ternama.“Halo, Nona Phillips.” Aku terpaksa mengangkat telepon dari Amanda Philips, klien yang desainnya aku tangani.“Oke, silakan.” Aku mulai mendengarkan kemauan Amanda tentang desain interior untuk pesta pernikahannya. Walaupun terkesan berbelit-belit, aku mendengarkannya deng
“Anda tidak bisa mengelak, Nona. Bukti sudah jelas.”“Tidak, saya tidak melakukan itu. Saya dijebak.”Beberapa kali aku membela diriku. Tetap saja tidak ada gunanya. Aku tetap dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam keremangan, aku melihat seseorang datang mendekati sel yang kuhuni. Dan bisa kutebak jika orang itu adalah David. Apa pun bisa dibelinya. Menemuiku di dalam penjara adalah hal mudah baginya. Aku diam menanti dia bicara. Bagaimanapun aku harus menunggu kata-kata apa yang keluar dari mulutnya. Aku takut berharap yang akhirnya aku kecewa berat.“Ana!” teriak David dalam kegelapan.Aku diam di pojokan tanpa bersuara. Aku tidak akan menggantungkan harapan padanya.“Ana, kenapa kau melukai Lily?” David mencengkram kerah bajuku.“Aku tidak pernah menyentuhnya. Dalam sebulan ini kami tidak pernah bertemu. Malah dia yang ingin menyakitiku.” Walaupun aku tahu pembelaanku akan sia-sia. Aku tetap mengatakan kejadian yang sebenarnya kepada David.“Kau masih mengelak? Bukti-bukti sudah
Teriakanku sia-sia karena setelah pukulan itu. Aku merasakan perut bawahku kram. Mereka berempat melepaskan kedua tangan dan kakiku.Mereka tertawa terbahak-bahak setelah melihat gumpalan darah keluar dari selakanganku.“Itu hadiah dari seseorang yang terusik dengan kehadiran darah itu.” Selesai mengatakan hal itu mereka pergi begitu saja meninggalkanku.Aku menangis lalu mengambil gumpalan darah itu. Baru saja darah itu masih menempel di rahimku dalam keadaan hidup. Tapi sekarang darah itu sudah terlepas dari rahimku dan sudah tidak bernyawa.“David, Lily!” Aku berteriak sekencangnya lalu semuanya menjadi gelap. Aku pingsan hingga keesokan harinya sipir penjara membangunkanku untuk menjalani piket.“Hei, bangun!” sipir itu menggunakan kakinya untuk membangunkanku.“Bu sipir, semalam ada orang yang mencelakai saya. Mereka memukul saya hingga saya keguguran. Bu sipir saya meminta keadilan.”“Kau pasti sedang bermimpi. Semalam tidak ada seorang pun yang masuk ke sini. Mana mungkin ada s
Aku segera memundurkan langkahku ke belakang. Aku tidak ingin bertemu dengan laki-laki kejam itu.Dan aku pun terkejut saat seseorang menarik tanganku. Ternyata orang itu adalah Jack. Ia menarikku keluar dari lobi lalu membukakan pintu untukku. Sekilas kulirik David menatap ke arah kami. Mungkin ia mengenali Jack, tapi aku yakin ia tidak akan mengenaliku. Karena penampilanku berubah total. Gaya pakaianku juga sangat berbeda.***“Jack, kau akan membawaku ke mana?” Aku tidak mengenali jalanan yang kami lalui.“Aku akan memberi kejutan untukmu, Ana.”Aku menatap bingung Jack yang sedang tersenyum.“Ini adalah rumahmu.” Jack menunjukkan sebuah apartemen minimalis padaku setelah kami turun dari mobil.“Jack, kau berlebihan. Aku tidak pantas menerima semua ini.” Aku tidak ingin berhutang terlalu banyak kepada Jack.Namun Jack tidak mendengarkanku. Ia mendorong tubuhku sehingga kami berhasil masuk ke dalam. Hanya dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu gabung dengan ruang makan dan dap