Share

Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!
Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!
Penulis: Gorenganbasah

Bab 1

Penulis: Gorenganbasah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 11:43:43

Mada tidak pernah menyangka, jadi satpam di komplek elit justru mempertemukannya dengan Claire, CEO super kaya sekaligus istri konglomerat yang terkenal cantik dan misterius.

Siang itu, baru saja ia duduk di pos jaga kompleks perumahan elit Waston, ketika suara ketua keamanan memanggil.

“Mada! Sini sebentar!” seru Romi, pria setengah baya dengan rambut disisir rapi ke belakang, rokok menempel di bibirnya. “Kamu dipanggil Bu Claire. Kemarin dia pingsan pas jogging, kan?”

Ternyata wanita cantik kemarin.

Ah.

Tubuh moleknya masih terngiang-ngiang di kepala Mada, apalagi saat membopong Claire dan posisi kepalanya tepat berada di antara dada dan perut Claire.

“Aku ingetin, perempuan-perempuan cantik di sini, harganya mahal! Kesibukan mereka suka cari hiburan lain. kamu masih muda, ganteng, badan bagus, mereka pasti ngiler!”

Mada mengangguk, lalu mengambil kartu akses masuk Blok A karena hanya satpam senior yang mendapat kartu itu.

Rumah nomor 301 berdiri di ujung blok A, menjulang dengan arsitektur modern, kaca tinggi, dan halaman tertata rapi. Mada menekan bel elektronik. Suara “klik” terdengar, pintu terbuka.

Sosok wanita muncul.

Claire.

Usianya awal tiga puluhan, wajahnya cantik sempurna, tubuhnya sintal berbalut gaun tidur hitam tipis.

Rambut cokelat wanita molek itu terurai berantakan, sedangkan matanya merah seperti habis menangis.

Aroma alkohol samar menempel di tubuhnya, tapi justru membuatnya tampak semakin menggoda.

“Mada, ya? Masuk!” Suaranya serak namun tegas.

Mada melepas sepatu, melangkah masuk. Begitu matanya menatap sekeliling, ia terperangah.

Rumah semewah ini memiliki ruang tamu yang sangat kacau.

Banyak botol pecah di lantai, meja kristal di depan TV 32 inch tergores, dan televisi yang retak.

Mada hanya bisa menggeleng karena ini bukan pemandangan rumah orang kaya, tapi lebih mirip seperti tempat smackdown.

Claire duduk di sofa kulit putih, menyalakan sebatang rokok. Asapnya melingkar di udara. “Kamu satpam yang nolong aku kemarin, kan?”

“Iya, Bu.”

“Berapa lama kamu kerja di sini?”

“Enam bulan.”

Claire mengangguk, lalu meraih tas kecil bermerek di sampingnya.

Dari dalam, ia mengeluarkan segepok uang tunai, meletakkannya begitu saja di atas meja. “Ambil. Anggap saja hadiah.”

Mada menatap uang itu, wajahnya tetap datar. “Terima kasih, Bu, tapi saya tidak bisa.”

Claire menaikkan alis. “Kenapa? Terlalu sedikit? Kamu mau berapa?”

“Bukan begitu. Saya tidak mau dibayar. Menolong orang lain itu kewajiban saya sebagai manusia. Saya menolak, Bu, mohon maaf.” Sopan sekali Mada menolak tawaran Claire sehingga membuat wanita kaya itu tertarik untuk terus menggodanya.

“Dua lima juta!” Claire kembali mengeluarkan satu ikat uang lima jutaan. “Uang ini nilainya kecil, dari pada aku kenapa-kenapa di taman, atau malah ditolong orang tak bertanggung jawab.”

“Maaf, Bu, saya tidak bisa.”

Claire mendongakkan kepala, “Hei, kamu itu satpam! Berani sekali kamu menolak uang jutaan hanya karena prinsipmu! Ingat, gajimu cuma lima juta per bulan. Mau hidup apa dengan gaji segitu?”

Deg!

Mada tidak mengira Claire akan menghinanya seperti itu.

Faktanya, dia memang satpam rendahan. Gaji 5 juta pun tidak cukup untuk membiayai semuanya. Dia merasakan sendiri betapa beratnya hidup di kota. Lebih-lebih, Mada juga merangkap jadi bartender di bar setelah pulang dari pos satpam.

Dengan menghela nafas berat, Claire lagi-lagi mengeluarkan 15 ikat uang. “Seratus juta, anggap ucapan terima kasihku dari pada aku ditolong om-om gadun bejat!”

Mada tetap diam. Dalam hati kecilnya, dia ingin ambil uang itu, tapi dia teringat ucapan ibu asuhnya, Fasya. Dia tidak boleh menerima imbalan karena menolong orang lain. Itu kewajiban. Mada masih memegang prinsip itu kuat-kuat, meski Fasya sudah meninggal enam bulan lalu.

Claire kembali menghela nafas. “Meski aku arrogan, aku orangnya tahu balas budi. Kalau kamu nggak mau uangku, aku harus gimana? Mau tubuhku aja?”

Mada menahan napas. “Apa?”

Claire menegakkan punggung, menatapnya dengan tatapan licik yang tidak cocok dengan wajah sendunya. “Tidurlah denganku malam ini. Anggap saja, ini bayaranmu. Nanti aku bayar kamu, anggap aja kamu bantu aku lupain bajingan yang selama ini kupanggil suami!”

Dada Mada berdegup. Ia sempat mengira salah dengar. Melihat wajah Claire yang serius, Mada akhirnya memberanikan diri bertanya. “Kenapa saya?”

Claire mengembuskan asap rokok, menatap Mada dari atas ke bawah.

“Kenapa?” dia kemudian menaikkan suara. “Selama ini, aku bisa membayar siapapun yang telah menolongku. Aku merasa harga diriku diinjak-injak satpam sepertimu. Gaji dikit, uang ditolak, dikasih tubuh gratis nggak mau. Lalu, maumu apa?!”

Mada tersentak. Dia tidak menyangka wanita secantik Claire bisa searrogan itu.

Ia menggeleng cepat. “Bu, saya hanya satpam. Saya rasa—”

Claire tiba-tiba berdiri.

Gaun tidurnya melorot sedikit dari bahu, memperlihatkan kulit putih mulus. Ia berjalan pelan, mendekat, lalu berhenti satu langkah di depannya.

Aroma parfumnya menyeruak, bercampur dengan bau alkohol.

“Mada,” bisiknya, jemari halusnya menyusuri dada Mada yang terbalut seragam. “Aku tahu kamu bukan orang biasa. Caramu menggendongku kemarin saat aku pingsan, cerita dari Romi tentang kekuatanmu yang tidak masuk akal, dan caramu melawan preman yang bulan lalu, semuanya mustahil dilakukan orang normal.”

“Badanmu juga!” Claire semakin memanas-manasi Mada.” Aku tidak pernah melihat satpam dengan badan sebagus dan seatletis ini. Apa yang kamu sembunyikan dariku, Mada?”

Pertanyaan itu sebenarnya merangsang sesuatu dalam tubuhnya bangkit.

Sosok alter egonya.

Sosok asli Mada yang sebenarnya.

Mada adalah Dewa Perang berjuluk Zero,  tentara paling kuat dari organisasi militer rahasia bernama Leviathan Army.

Keperkasaan dan kekuatan fisiknya yang membuatnya menjadi tentara bayaran paling kuat Leviathan Army.

Sayang, misi rahasia dua tahun lalu membuatnya terluka parah. Beruntung, ada Fasya, mantan asisten Claire, yang menyelamatkan Mada di tengah sekaratnya akibat jatuh dari tebing curam.

Ingatan Mada bisa pulih, tapi dia harus menjalani terapi selama dua tahun penuh.

Alasan dia menjadi satpam sebenarnya karena dia ingin tahu, siapa pembunuh Fasya. Motif balas dendamnya yang kuat membuatnya terus bertahan meski dihina sebagai satpam miskin dan rendahan.

Mada mengatupkan rahang, alter egonya memaksa bangkit, tapi Mada masih memegang kesadaran penuh. “Kalau Anda hanya mau melemparkan pujian itu, lebih baik saya pamit. Saya masih ada urusan dengan Pak Romi. Jam jaga saya juga masih lama.”

Baru saja ia berbalik, suara Claire terdengar lagi. “Yah, satpam miskin sepertimu mana paham tentang uang. Begini, aku beri dua pilihan!”

Langkah Mada terhenti.

Uang dan tubuh gadis itu sudah dia tolak, lalu pilihan apalagi yang akan diberikan Claire?

“Kamu bisa nolak uang, kamu bisa nolak tubuhku juga, tapi untuk pilihan ini, aku yakin kamu tidak akan bisa menolaknya!" ucapan Claire membuat Mada heran.

Apa mungkin Claire buka baju dan tiba-tiba memerkosanya?

Claire kan menggunakan gaun hitam polos dan hanya dibalut bra di dalamnya?

Bukan, bukan.

Itu hanya pikiran mesum Mada!

Atau jangan-jangan, Claire punya suatu rahasia yang selama ini dia ingin ketahui?

Pilihan kedua lebih realistis menurut Mada, apalagi selama diasuh oleh Fasya, wanita 49 tahun yang menyelamatkannya dari insiden dua tahun lalu, tiba-tiba meninggal tragis dan pembunuhnya masih belum diketahui. Sudah enam bulan berlalu, tapi pihak kepolisian tiba-tiba menutup kasus itu. Sampai akhirnya fakta terungkap dari tawaran yang diberikan Claire, membuat Mada bergejolak penuh amarah.

Claire berjalan ke laci dekat TV yang pecah, mengambil seutas foto, melemparnya ke kaki Mada. “Kau ingat dengan wanita paruh baya itu?” ucapnya yang disambut ekspresi shock Mada. “Pertimbangkan lagi pilihanmu sebelum kamu menyesal karena gagal menemukan pembunuh ibu asuhmu!”

Gorenganbasah

Saya janji minimal 3 bab sehari dan akan menjadi 5 bab per hari setelah mencapai 20K pembaca. Untuk itu, bantu share karya pertama saya, ya, agar target awal saya terpenuhi. Terima kasih dan mohon dukungannya, Sahabat.

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 6

    Tato seekor naga dengan sepuhan emas di segala sisinya.Tato kebanggaan yang hanya dimiliki tentara khusus Leviathan Army.Siluet kegelapan yang membelit tulang punggung, bersisik keemasan, dengan mata menyala.Ujung ekornya menusuk ke bawah belikat, kepala naga menganga di dekat bahu.Gigi-giginya tajam, lidahnya bercabang.Dunia tiba-tiba mengecil.Mada menghembuskan nafas.Dia sendiri lupa, kapan dan di mana dia membuat tato itu.Dia hanya ingat satu kata.Robby mundur selangkah. “A-apa itu…?”Nabila menelan ludah. “Tato? Sejak kapan kau—”Beberapa saat kemudian, angin sepoi berhembus.Woosh!Woosh!Udara di apartemen Mada berubah semakin dingin.Mada menunduk, pandangannya masih menatap serpihan baju yang robek di lantai. Saat mendongak, Robby kaget hingga terjengkang dua langkah ke belakang. Mata Mada berubah hitam sedikit merah dan aura tubuhnya membuatnya bergidik ngeri.Nabila yang masih belum paham perubahan tubuh Mada, menyuruh Robby segera mengusir laki-laki itu. "Apa yang

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 5

    Suara laki-laki itu samar, berat, dan santai. “Santai, Bil. Tenang. Dia satpam, kan? Katamu dia lembur juga. Paling juga kecapean, langsung tidur di pos. Dia ga bakal pulang. Udah, diem aja. Enak, kan?”Suara Nabila menyahut tumpul di sela tawa pendek. “Ssst… Robby, jangan sebut dia. Nanti mood-ku hilang.”Robby.Nama yang tidak asing di telinga Mada.Mada memutar telapak tangan, kemudian mengepalkannya kuat-kuat. Ingin sekali dia langsung menendang pintu kamar mandi, tapi dia masih ingin tahu, apakah cinta Nabila tulus atau tidak. Ia ingin tahu bagaimana sifat asli Nabila selama ini, apalagi Mada sudah menyiapkan cincin tunangan.Percakapan itu semakin membuat hati Mada memanas.“Gimana berkas pengajuan kerjamu?” tanya Robby. “Kalau kamu ikut aku, aku bisa taruh namamu di Marketing bagian event nasional. Komisi mengalir, bonus melimpah.""Aku masih belum tau. Mada pasti marah kalau aku kerja marketing, apalagi sampai harus nginep sama laki-laki.""Ayolah, Nabila, kamu mau sampai kapa

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 4

    “Bu-Bu Claire,” lirih Chandra. Keringat dingin mengucur di punggungnya.“Bu, ini bukan seperti yang ibu pikirkan.” Bayu ikut membela diri.Chandra dan Mada saling tatap, kemudian mengangguk paham. Chandra maju satu langkah, dia berdiri di hadapan Bu Claire sembari membungkuk, diikuti Bayu yang melakukan hal sama.Beda dengan Mada, dia hanya berdiri mematung. Menurutnya, aneh sekali dua satpam ini membungkuk di depan Bu Claire.“Heh anak baru, cepat beri hormat!” Bayu memukul kepala belakang Mada dan memaksanya membungkuk.“Bu Claire, maafkan anak baru ini. Kita sudah mengajarinya tata krama dan SOP satpam di sini untuk memberi hormat ke semua penghuni rumah 301-310 di Blok A. Maafkan saya, Bu, saya gagal mendidik anak baru.”Mada tahu, Chandra hanya cari muka di hadapan Claire.Dari cerita Pak Romi tadi, Mada paham motif Chandra cari muka adalah karena Claire suka bagi-bagi uang untuk satpam. Itu juga yang jadi alasan kenapa dia sangat disegani di komplek ini.“Heh, kamu tuli apa? Cep

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 3

    Degup nafas Claire semakin cepat dan bulu kuduknya berdiri, apalagi saat Mada berbisik pelan. “Kau mencariku, kan? Kenapa saat aku muncul, kau malah takut?”Suara itu sedikit menggema dan terdengar sangat berat, beda dengan suara Mada yang cenderung serak basah.Claire menarik nafas dalam-dalam sebelum melakukan mengambil satu langkah mundur.Antara takut dan khawatir akan keselamatannya, dia coba menyindir. “Kau mau melihatnya? Menjijikkan sekali kalau milikku dilihat satpam sepertimu!”Mada tidak menjawab.Tangannya merangul pundak Claire dan membawa wanita itu kembali mendekat. Dengan satu sentakan, bra hitam itu terlepas. Dada Claire terhempas bebas, penuh dan bulat, putingnya keras berdiri.Kemudian tangan Mada bergerak cepat ke pinggang Claire, siap menanggalkan sisa kain tipis yang masih melingkar di lengan kanan Claire.Saat Mada mau melepas semua pakaian Claire,tiba-tiba…Drrrttt!Getaran ponsel di meja membuat tubuh Mada berhenti seketika. Aura Zero seketika memudar ketiak

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 2

    “Fa-Fasya. Ini ibuku! Bagaimana Bu Claire bisa punya foto ibuku? Dia yang merawatku selama dua tahun ini. Dia juga yang menyelamatkanku dari insiden, meski aku tidak tahu apa insiden yang menimpaku.” Mada terengah-engah dengan nafas tak beraturan.“Aku tahu semua rahasia tentangmu. Aku juga yang selama ini membiayai terapi ingatanmu.” Claire mendekati Mada, dia juga jaga jarak karena memiliki feeling kuat bahwa akan ada sesuatu besar terjadi.Mada akhirnya tahu, kenapa Claire benar-benar menginginkannya datang. Ternyata dia yang selama ini berjasa dalam hidupnya. Namun, Mada tidak merasa hutang budi. Dia hanya merasa berhutang nyawa pada Fasya. Tapi ketika Claire tahu siapa pembunuh Fasya, maka Mada tidak bisa diam saja. Dia harus membalas!“Sial, katakan di mana dia!” bentak Mada.Woosh!Woosh!Mada berubah.Matanya menatap tajam ke arah Claire. Bola mata hitam pekat itu mulai memunculkan sorot pembunuh.Aura tubuh Mada yang mulanya hangat, berubah dingin dan menyeramkan. Tubuhnya pu

  • Tuan Mada, Ayo Kuasai Segalanya!   Bab 1

    Mada tidak pernah menyangka, jadi satpam di komplek elit justru mempertemukannya dengan Claire, CEO super kaya sekaligus istri konglomerat yang terkenal cantik dan misterius.Siang itu, baru saja ia duduk di pos jaga kompleks perumahan elit Waston, ketika suara ketua keamanan memanggil.“Mada! Sini sebentar!” seru Romi, pria setengah baya dengan rambut disisir rapi ke belakang, rokok menempel di bibirnya. “Kamu dipanggil Bu Claire. Kemarin dia pingsan pas jogging, kan?”Ternyata wanita cantik kemarin.Ah.Tubuh moleknya masih terngiang-ngiang di kepala Mada, apalagi saat membopong Claire dan posisi kepalanya tepat berada di antara dada dan perut Claire.“Aku ingetin, perempuan-perempuan cantik di sini, harganya mahal! Kesibukan mereka suka cari hiburan lain. kamu masih muda, ganteng, badan bagus, mereka pasti ngiler!”Mada mengangguk, lalu mengambil kartu akses masuk Blok A karena hanya satpam senior yang mendapat kartu itu.Rumah nomor 301 berdiri di ujung blok A, menjulang dengan ar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status