“Adakah di kelas ini bernama Hanz?” tanya seorang pria.
Dosen yang tengah memberikan kuliah tersentak karena pria tersebut terburu-buru masuk ke dalam kelas tanpa permisi terlebih dahulu.Hanz mengacung. Semua mata tertuju pada Hanz.“Silakan ikut aku dan langsung menuju ruangan Profesor Alexander. Penting sekali.”Liburan semester selama lebih dari dua bulan waktu itu, yang mana aktivitas kampus agak mengendur, dimanfaatkan oleh sekelompok hacker yang sengaja masuk ke server kampus untuk mencuri data ujian tes masuk. Setelah perkuliahan di tahun ajaran baru telah berlangsung selama beberapa hari, barulah hal tersebut disadari oleh pihak kampus.Soal beserta jawaban ujian masuk ETH tersebut lantas diperjualbelikan di sebuah situs terlarang yang jarang dijamah oleh orang pada umumnya, di darknet. Tidak sembarang orang mampu mengaksesnya.Setibanya di ruangan Profesor Alexander, Hanz si mahasiswa yang dianggap menyedihkan bagi orang-orang yang baru mengenalnya ini pun berbicara empat mata. Perlu diketahui bahwa Profesor Alexander merupakan salah satu guru besar yang sangat ahli dalam sains dan IT.“Maafkan saya Prof,” tutur Hanz agak lemah, namun berusaha kembali menegakkan bahu.Profesor Alexander memperbaiki posisi kacamatanya, lalu bersitatap sama Hanz. Sempat beliau menghela napas sejenak, lalu berkata, “Seratus lima puluh mahasiswa S1 dan dua puluh mahasiswa S2. Mereka lulus setelah membeli soal dan jawaban dari si pelaku.”Hanz memejamkan mata sambil menarik napas panjang, dadanya membusung, lalu menghembuskannya perlahan. Ada sebuah penyesalan dan rasa bersalah timbul di hatinya, terkesan bahwa dia telah gagal. “Waktu liburan kemarin saya terlalu sibuk. Jadi tidak memeriksa pekerjaan di ETH. Maafkan sekali, Prof.”Setelah menyelesaikan gelar sarjana, Hanz dan Avraam menikmati liburan panjang, betul-betul melepaskan segala sesuatu hal apa saja yang terkait dengan perkuliahan atau tugas lainnya. Full dua bulan mereka habiskan dengan menikmati sebuah hobi yang sangat jarang digemari banyak orang, yaitu menembak.“Kami pihak kampus, terutama saya selaku orang yang berperan sentral dalam penjagaan sistem keamanan, tidak bisa sama sekali menyalahkan kau, Hanz. Masalah ini terjadi murni karena keteledoran kami.”Hanz menegakkan kepalanya, sambil menatap mata Profesor Alexander, dia menjawab, “Prof, saya termasuk orang yang bertanggung jawab atas segala hal yang terkait dengan keamanan siber di ETH. Jika saya lalai, berarti saya tidak amanah dalam menjalankan tugas.”Profesor Alexander yang sudah berusia lebih dari lima puluh ini memajukan kursinya, lalu menjawab, “Kau tidak lalai sama sekali dalam menjalankan tugas, Hanz. Maksud kami mengundangmu secara mendadak adalah supaya kita mengambil tindakan cepat. Dikhawatirkan pelaku akan berulah lagi.”Namun, masih ada sebuah penyesalan di raut wajah Hanz. “Selama dua bulan saya tidak membuka komputer di rumah. Selama itu juga saya tidak mengecek dan mengontrol sistem. Maafkan saya, Prof.”Meskipun Profesor Alexander berulang kali menyampaikan bahwa Hanz tidak bersalah, namun Hanz tetap saja terpukul atas peritiwa tersebut. Selama empat tahun belakang, jika ada sebuah problem yang terkait dengan cyber-security dan dan apa saja hal yang terkait dengan IT, Hanz cepat mengatasinya dan tidak ada dampak buruk yang signifikan menimpa ETH. Semua aman terkendali.Maka dari itu, pada saat pihak kampus melaporkan telah terjadi pencurian data, apalagi data-data yang dicuri merupakan data-data rahasia yang berharga, Hanz merasa gagal dalam mengemban tugas. Profesor Alexander bilang kalau saat ini pihak kampus sangat membutuhkan bantuan Hanz.“Jadi kita harus segera mencari pencurinya, serta siapa saja mahasiswa kita yang telah membeli data-data tersebut.”Hanz menatap mata Profesor Alexander lurus-lurus. “Baiklah, Prof. Berikan saya waktu beberapa hari dalam melaksanakan tugas ini.”Sembari membolak-balik lembaran dokumen di atas mejanya, Profesor Alexander berkata, “Kami sarankan, kau berhenti saja bekerja di cafe, Hanz. Dan kami mohon, terimalah uang pemberian dari kampus. Bagaimana lagi kami bisa membalas jasa-jasamu?”“Pekerjaan, itu murni urusan pribadi saya, tidak ada kaitan dengan kuliah dan tugas saya sekarang. Uang pemberian dari ETH, maaf saya tidak bisa menerimanya, fasilitas yang telah diberikan semua sudah lebih dari cukup.”Profesor Alexander kian tercengang mendengarnya. Hanz malah mau menghabiskan waktu berjam-jam di sebuah kafe dengan cara melayani orang, lalu mendapat upah yang sangat kecil.Jika saja Hanz mau menerima uang bulanan dari ETH, uang itu jumlahnya sepuluh kali lipat dari penghasilan yang didapatkan dari cafe. Namun anehnya, Hanz malah berpikir terbalik. Bahkan orang sekelas Profesor Alexander saja sampai saat ini masih tidak mengerti apa yang sedang ingin dicapai oleh Hanz dengan bekerja di sebuah cafe.Hanz melanjutkan, “Apa yang telah dan akan saya lakukan di ETH, semata-mata untuk kampus, Prof. Biarkan saya punya jasa dan kenangan di sini. Lagi pula, terlalu banyak kebaikan dan manfaat yang saya dapatkan dari kampus, ketimbang hal-hal kecil yang telah saya lakukan.”Sekitar empat tahun lalu, di awal-awal perkuliahan S1, ETH dibuat geger oleh ulah seorang penjahat siber. Kasusnya adalah pria itu menyerang sistem keamanan ETH, sehingga semua jaringan yang ada mati total, tidak bisa beroperasi. Jadwal kuliah disetop selama satu pekan.Di saat sebagian orang ketar-ketir tapi tidak ada tindakan, terutama mahasiswa baru, anehnya ada seorang pemuda berusia lebih kurang tujuh belas tahun menawarkan diri dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut.Kehadirannya sempat dianggap remeh karena dia merupakan mahasiswa chemical engineering. Tidak ada kaitan apa pun dengan soal IT. Namun, pihak kampus waktu itu melihat kesungguhan dan keberaniannya, bukan dari background.Dengan bermodalkan pengalaman nonton film hacker dan buku-buku IT yang pernah dibaca, Hanz masuk ke dalam tim dalam penanganan kasus tersebut bersama para ahli. Hanz belajar kilat persoalan IT dan dunia ethical hacking bersama rekan-rekan di sana.Mengagumkan, dalam waktu beberapa jam saja Hanz mampu menguasai seluk-beluk persoalan hacking. Meskipun sempat diragukan karena tidak ada pengalaman sama sekali dalam mengusut sebuah kasus, Hanz waktu itu malah menjadi pahlawan.Hanz membongkar siapa pelaku dan apa motif kasus tersebut. Katanya, si pelaku merupakan mahasiswa dari salah satu kampus swasta yang ada di Swiss. Sebab pelaku melakukan tindakan terlarang itu adalah alasan kecemburuan.Selama ini ETH selalu lebih baik jika dibandingkan dengan kampus mana pun di Swiss dan ETH selalu bisa bersaing dengan kampus-kampus besar dunia seperti, Oxford, Harvard, dan lainnya. Oleh karena itu, kecemburuan dan kebencian merupakan motif dasarnya.Lalu, si pelaku yang memang sempat gagal dalam ujian masuk ETH, lantas melampiaskan semua kekesalannya meskipun perbuatannya tersebut sangat berbahaya bagi dirinya sendiri. Terang saja, tidak butuh waktu lama si pelaku segera diringkus.Nah, sejak itulah nama Hanz diperhitungkan oleh ETH. Hingga saat ini, kurun waktu lebih kurang empat tahun, Hanz terus mengasah kemampuan siber-nya, belajar dengan salah seorang temannya yang ahli, kemudian belajar otodidak sendiri di rumah dengan segala fasilitas yang diberikan oleh ETH.Profesor melihat wajah Hanz lurus-lurus, “Jika kau butuh tim, kami akan segera mencarikannya, Hanz.”Hanz memaksakan senyum. “Tidak perlu, Prof. Biarkan saya bekerja sendiri kali ini.”Ya, biarkan Hanz bekerja. Tapi nanti, setelah dia menghadiri acara spesial, undangan dari Tuan Dmitry Fadeyka, ayah kandungnya sendiri.Sejak awal pertama studi, Zahid terus memperhatikan dua orang Eropa itu. Mereka terlihat miskin karena baju dan celana mereka terlihat lusuh dan kusam padahal mereka merupakan mahasiswa calon magister di salah satu kampus terbaik dunia.Zahid kemarin membeli beberapa pakaian di sebuah toko di Zurich. Dia merasa kasihan. “Hanz, Avraam, aku punya hadiah buat kalian.”“Oh, My God,” Avraam terbelalak. “Kemarin-kemarin kau beberapa kali mentraktir kami berdua makan. Kau baik sekali.”“Terimakasih, Orang Indonesia. Lain kali tidak usah memberikan sesuatu kepada kami,” balas Hanz.“Agama dan keluargaku mengajarkan untuk berbuat baik kepada siapa pun. Terimalah.”Mereka bertiga duduk di halaman kampus.“Apa kegiatanmu selain dari mahasiswa di sini, Zahid?” tanya Avraam. Pria ini berambut pirang. Wajahnya putih kemerahan. Sekilas mirip Shevchenko.“Apa kau bekerja?” tanya Hanz. Sekilas Hanz mirip Eden Hazard.“Di Indones
Pesta pertunangan yang begitu meriah berlangsung dari sore hingga malam ini di Park Hotel Vitznau Swiss. Pemandangan berupa pegunungan dan hamparan Danau Luzern begitu menakjubkan.Tuan Dmitry Fadeyka hanya mengundang orang-orang tertentu saja di acara pertunangan anaknya, seperti pejabat negara, petinggi Fadeyka Energy, dan orang-orang terdekat. Hanz dan Avraam duduk di kursi bagian belakang, sengaja mengasingkan diri.Semua orang di Rusia dan beberapa negara di dunia tercengang mendengar Tuan Dmitry melangsungkan acara dadakan ini karena semua orang di dunia tahunya beliau tidak memiliki seorang anak pria.Secara diam-diam Stefan disekolahkan selama belasan tahun di Amerika Serikat. Di usianya yang ke dua puluh tiga, setelah lulus studi S2, dia baru diperkenalkan kepada dunia bahwa Tuan Dmitry punya seorang penerus.“Di hari pertunangan anak saya yang tampan dan gagah ini akan saya umumkan siapa yang bakal jadi CEO baru di Fadeyka Energy.” Tuan
Fadeyka Energy Holding Company merupakan perusahaan swasta terbesar di Rusia yang bergerak di bidang energi dan sumber daya mineral. Perusahaan induk tersebut mempayungi lebih dari enam puluh perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, seperti ONE Migas di Indonesia, English Petroleum di Inggris, Germany Electra di Jerman, Platonic Petroleum di Yunani, Yuan You Energy di China, Khan Energy di India, dan banyak lagi.Di antara kesemua itu, perusahaan paling besar dengan pendapatan tertinggi adalah Oilzprom di Rusia yang bergerak di bidang minyak dan gas. Dalam waktu satu tahun saja pendapatan Oilzprom bisa mencapai sekitar 110 billion US Dollar atau 1.500 triliun rupiah. Baru-baru ini menagement perusahaan mengumumkan penemuan cadangan minyak di Laut Pechora, Artik.Oilzprom berkantor di Lakhta Center, Saint Pertersburg. Oilzprom telah terintegrasi dan aktif di semua sektor industri minyak dan gas Rusia, termasuk eksplorasi, produksi, pemurnian, transportasi, distribusi, pemasaran, dan p
Sepulang dari acaranya Tuan Dmitry, Hanz langsung disibukkan dengan tugas berat. Kali ini dia harus bisa menemukan siapa pelaku yang telah berasil masuk dan menguasai server ETH sehingga si pelaku mampu mencuri beberapa data penting dan berharga.Semenjak libur kuliah, akhirnya Hanz kembali masuk ke dalam ruangan sepetak yang disebutnya sebagai warnet mini ini. “Menyalakan sistem!” ucapnya. Dan hanya butuh waktu seperkian detik, lalu komputer di ruangan ini langsung menyala.Setelah berjam-jam lamanya di depan komputer, akhirnya Hanz berhasil menemukan dua orang pelaku tersebut di darknet berdasarkan bukti data yang diterima. Cerdiknya, Hanz hanya berpura-pura menjadi seseorang yang nantinya akan ikut tes masuk ETH dan butuh soal serta jawabannya.Cukup dengan beberapa dialog dan transaksi, tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Hanz untuk membongkar siapa orangnya, bahkan Hanz tahu nama-nama 170 mahasiswa ETH yang membeli data dari mereka.Keesok
Tuan Harley menuju Libya. Dia menjemput sepupunya yang tepat pada hari ini keluar dari salah satu penjara seram Tripoli. Tuan Harley berkata dingin, “Dua puluh empat tahun adalah waktu yang sangat lama, Frank.”Pria itu merapikan topinya. Rambutnya hampir botak. Dia menjawab, “Sampai-sampai seorang staff sekarang bisa menjadi CEO di Red York. Apa kabar putriku, saudaraku?”“Putrimu Julya baik-baik saja.” Bagaimana tidak, semua biaya hidup Julya dari kecil hingga tamat kuliah, semua ditanggung oleh Tuan Harley. “Istrimu jahat, dia menelantarkan putrimu.”Frank Solonik adalah pembunuh anak dari Tuan Dmitry Fadeyka! Dan pada hari ini dia bebas. Frank sangat terkejut begitu tahu berita dari sepupunya bahwa ternyata Tuan Dmitry masih mempunyai anak laki-laki lain bernama Stefan.Dan yang mengejutkan lagi adalah saat ini putrinya Julya menjadi sekretaris Stefan Fadeyka di Fadeyka Energy. “Setahuku dia berhasil punya anak perempuan sebelum kematian istrinya.”Tuan Harley mengedikkan bahu, lal
Zahid kedatangan tamu spesial di rumahnya. Dia adalah Profesor Paul yang mengajar di Harvard dan salah satu anggota Royal Society.“Silakan masuk, Prof.” Zahit tersenyum ramah.Mereka duduk di ruang tamu.“Terimakasih. Saya cukup banyak tahu tentang kau, Zahid. Peraih Nobel Fisika dan bekerja di CERN merupakan prestasi yang luar biasa. Saya mewakili Royal Soceity ingin mengajak bekerjasama,” ungkap Profesor Paul dengan senyum kehangatan.“Dengan senang hati, Prof. Dalam hal apa kalau saya boleh tahu?” tanya Zahid penasaran.“Apa saja yang terkait dengan anti-matter dan partikel pengganti nuklir saat ini. Kami bekerja sama dengan sebuah lembaga di Inggris ingin menciptakan sebuah sumber energi baru yang belum pernah ditemukan.”“Kebetulan saya sedang mencari seorang rekan yang diharapkan bisa membantu pekerjaan saya. Tapi sayangnya orang itu tidak mau.”“Kau tidak perlu bantuan dari dia. Orang-orang di Royal Society bisa diandalkan dalam masalah ini. Kau tidak perlu khawatir. Jika kau
Keesokan harinya terjadi peristiwa yang jauh lebih menghebohkan di Rusia. Salah satu tempat penyimpanan minyak Oilzprom diledakkan oleh sekelompok orang yang tidak dikenal.Walaupun tidak ada korban jiwa, kerugian yang dialami oleh Fadeyka Energy sangat besar. Tuan Dmitry langsung menuju ke lokasi kejadian ditemani Stefan.Tuan Dmitry menghela napas berat sambil mengawasi puing-puing bekas ledakan. Beliau menggeleng tak percaya. “Stefan, kau harus bertanggung jawab. Bagaimana sikapmu menghadapi peristiwa ini? Apa yang akan kau lakukan terhadap Presiden Direktur Oilzprom yang merupakan sahabat dekatmu?”Stefan menguatkan diri dan menjawab, “Aku akan bicara dengan dia, Ayah. Aku akan mengadakan rapat penting terkait hal ini. Aku akan mencari tahu siapa dalang di balik peristiwa ini.”Sementara itu di ETH Zurich, pihak kampus mengumumkan kepada seluruh dosen, peneliti, dan mahasiswa, meminta kesediaan untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang menimpa CERN.Ada puluhan orang yang m
Ada pertemuan serius hari ini di kantor Fadeyka Energy guna membahas soal kejadian yang sangat menggepemparkan. Stefan selaku CEO Fadeyka Energy dituntut untuk segera mengusut kasus ini, jika tidak, posisinya sebagai CEO akan terancam.Stefan menggagahkan diri dan berkata, “Oliver, sebagai Presiden Direktur di Oilzprom, kau harus segera mengambil tindakan!”“Baik, Tuan Stefan. Saya sudah menghubungi dua mahasiswa ETH yang sudah berhasil memecahkan masalah ini. Kita akan bekerja sama dengan mereka berdua dalam mencari tahu siapa sebenarnya dalang di balik peristiwa ini.”Pak Louis ikut berkomentar, “Kita akan menuju kantor FSB. Di sana Pak William sudah menunggu. Sementara itu kita juga akan dibantu oleh Pak Altherr dan Profesor Alexander.”Stefan mengawasi semua peserta pertemuan. “Kalian semua berkumpul di sini atas perintah Tuan Dmitry dan Presiden Rusia. Saya selaku CEO Fadeyka Energy memohon kerjasamanya. Terimakasih.”Semua rombongan