Akhir pekan yang seharusnya menyenangkan, akan menjadi awal cerita kehidupan rumah tangga yang tidak pernah dibayangkan Azkia Grizelle. Takdir membawanya menjadi istri Tuan Muda yang berkuasa di negeri ini.
*********Seorang gadis dari keluarga cukup berada, namun tetap dipandang sebelah mata oleh ibu dari kekasihnya. Azkia yang tinggal bersama ayah kandung, ibu dan adik perempuan tiri. Perlakuan mereka terhadap Azkia yang membuat wanita paruh baya itu tidak menyetujui hubungan dengan anaknya."Aku tahu kamu anak Hendrawan, Ayahmu memiliki perusahaan cukup besar." Menghela napas. "Tapi, kamu itu seperti putri yang tidak dianggap di keluarga itu. Kamu saja kuliah mencari biaya sendiri, dan sekarang kamu bekerja di hotel orang menjadi karyawan biasa, saya malu dengan teman-teman arisan saya jika mempunyai menantu seperti kamu. Kalau Bella adik kamu yang jadi calon menantu, saya akan terima dengan senang hati," ujar ibu kekasihnya dengan senyum mengejek.Azkia yang duduk di depan ibu dan kekasihnya, di food court mall terbesar di negeri ini. Dia sedang menundukkan kepala, menggenggam erat jemari tangannya sendiri agar tidak gemetar.Dia sejak tadi menahan isak tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya, dan hinaan yang sedari tadi keluar, akhirnya berhenti di kalimat itu.Sang kekasih hanya diam tidak sedikit pun terlihat membela Azkia, dia lebih memilih menuruti ibunya, sudah cukup lama dia mempertahankan hubungan ini, namun apa daya ibunya lebih berkuasa.Lelaki itu hanya memandang dengan wajah penuh rasa bersalah, sedari tadi ia meminta ibunya untuk berhenti menghina tetapi tidak digubris."Maaf," sahut Azkia dengan suara sedikit bergetar, lalu kemudian dia menundukkan kepala sekali untuk memberikan hormat terakhir kali, dan setelah itu langsung bergegas pergi. Hatinya sudah tidak kuat mendengar yang lebih menyakitkan lagi.Azkia tidak menghiraukan panggilan kekasihnya yang meminta maaf, fokusnya hanya mengusap air mata yang terus menetes sambil berlari kecil menuju pintu keluar mall. Sampai akhirnya ....Bruukk ....******Tuan Muda Deffin Wirata, yang terkenal dingin, arogan, dan semua harus terjadi sesuai keinginannya.Namun, ada yang tidak diketahui oleh publik, dia memiliki sifat posesif, dan alergi terhadap wanita, dia menganggap itu kutukan dari nenek dan ibunya.Deffin dibesarkan oleh kakek yang suka bermain dengan wanita penghibur, ibunya meninggal setelah melahirkannya, membawa luka yang sangat dalam akibat sang suami yang menurun sifat ayahnya.Lalu tidak lama setelah ibunya meninggal, ayah Deffin kemudian meninggal karena kecelakaan, yang dalam keadaan mabuk sepulang dari rumah kupu-kupu malam.Deffin sempat merasakan diasuh neneknya, sang nenek yang juga orang kaya berniat akan mengasuh Deffin sendiri, karena tidak ingin kelak Deffin akan mengikuti jejak kakek dan ayahnya.Namun, ketika Deffin genap berusia dua tahun, sang nenek yang baru resmi bercerai dari sang kakek, karena kematian anak semata wayangnya, dan tidak ada lagi yang menjadi alasan untuknya bertahan, Beliau berniat membawa pergi Deffin kecil.Akan tetapi, dilarang oleh sang kakek, ancaman akan membunuh Deffin jika sampai dia di bawa keluar, membuat sang nenek mengurungkan niatnya.Deffin yang selalu dimanjakan dengan kemewahan, dia juga tumbuh terbiasa dengan kekerasan dan sifat kearoganan sang kakek, semua sikapnya meniru sang kakek, kecuali bermain wanita dan meminum alkohol.Deffin akan langsung mual jika berdekatan dengan dua benda itu, paling dekat jaraknya harus satu meter.Sang kakek yang mempunyai kerajaan bisnis, dan orang yang paling berkuasa di negeri ini, semua geng mafia juga bertekuk lutut atas kuasanya.Di usia Deffin yang ke dua puluh lima tahun, kakeknya meninggal dengan mewariskan seluruh kekayaannya, dan jika dijejerkan hampir separuh lebih dari negeri ini, sebab ditambah dengan kekayaan dari sang nenek yang setahun kemudian menyusul meninggal.Sudah dua tahun ini Deffin hidup tanpa keluarga, ibunya yang juga seorang yatim piatu, semakin menambah ketidakpunyaan keluarga di kehidupan Deffin.Hanya ada para pengawal dan pelayan setialah yang menemaninya tinggal di rumah megah ini.***********Deffin dan Sekretaris Roy sedang di mall milik Wirata Group, dibelakangnya beberapa pengawal mengikuti, mereka akan mengikuti acara undangan peresmian pembukaan toko terbesar di mall ini yang diadakan oleh koleganya.Deffin yang sedang sibuk berbicara dengan Roy tentang bisnis, dan para pengawal yang juga sibuk menoleh ke kanan dan kiri, mereka tidak menyadari kalau ada seorang gadis yang berlari kecil sambil menangis. Lalu kemudian...Bruukk...Untung tidak ada yang sampai terjatuh, Deffin yang dengan sigap menangkap tubuh gadis yang menabraknya, bahkan hampir terjungkal ke belakang karena gadis tersebut memiliki tubuh yang kurus dan tinggi badan yang hanya sebahu Deffin, yang jelas tidak sebanding dengan tubuh kekar dan tinggi Deffin.Deg ... deg ... deg ....Suara jantung Deffin ketika tanpa sengaja agak memeluk tubuh Azkia, Deffin sangat menikmati wajah cantik dan imut gadis di depannya ini, meskipun matanya bengkak dan hidung memerah karena menangis. Namun, itu tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.Pengawal yang terkejut, refleks langsung menarik Azkia mundur sejauh satu meter dari Deffin, sehingga membuat Deffin tersadar dari kekaguman itu.Sedangkan Azkia yang terlihat bingung. Namun, ia segera sadar dan meminta maaf, lalu kemudian Azkia pun langsung berlari keluar.Deffin reflek menoleh, pandangannya terus mengikuti langkah gadis itu hingga menghilang."Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Sekretaris Roy sambil menyodorkan sapu tangan yang sudah ditetesi aromaterapi, yang akan menghilangkan rasa mual Deffin ketika tanpa sengaja berdekatan dengan wanita.Deffin menolak sapu tangan itu. "Aku baik-baik saja, kamu cari informasi tentang gadis itu, pulang dari sini harus sudah ada laporannya," sahutnya sambil melanjutkan langkah."Baik, Tuan muda." Lalu Roy dengan cepat memberikan instruksi anak buahnya, untuk mendapatkan informasi secara detail tentang gadis yang menabrak Tuan Mudanya."Mungkinkah dia jodoh Tuan Muda?" gumam Roy.Roy yang melihat tidak ada reaksi mual dari Tuannya, ia berharap semoga saja memang benar, sebab Roy mengerti di sudut hati Tuannya, bahwa Deffin pasti ingin normal layaknya orang lain, yang bisa memiliki keluarga bahagia.*******Gedung Wirata Group.Sore hari di lantai paling atas, Deffin yang sibuk menandatangani berkas, ia diganggu oleh suara ketukan pintu dari Sekretaris Roy.Setelah menyuruhnya masuk, Sekretaris Roy memberikan amplop yang berisi informasi tentang Azkia, lalu kemudian Deffin langsung membacanya sembari tersenyum, ia merasa senang karena apa yang dibutuhkannya terpenuhi."Besok kamu pastikan perusahaan Hendrawan berada diambang batas kehancuran, lalu kemudian aku akan datang untuk melamar Azkia. Aku yakin setelah apa yang dialaminya tadi, dan sikap keluarganya, dia tidak akan menolak pernikahan ini. Dan juga, pecat Azkia dari hotel, lalu jangan ada satupun yang mau menerimanya bekerja, meskipun di toko paling kecil sekalipun. Awasi terus dia, dan tugasmu harus merealisasikan apa yang aku pikirkan!" perintahnya tegas kepada Roy."Baik, Tuan Muda." Menundukkan kepala, lalu ia pun keluar dari ruangan Deffin.Meski sudah terpikirkan, tapi tetap saja perintah dari Deffin membuat Roy terkejut, karena secepat itulah Tuan Mudanya ingin memiliki Azkia.Roy berjalan sambil mulai sibuk dengan ponselnya, mengintruksikan anak buahnya agar melakukan siasat sesuai rencana yang sudah ia pikirkan.Sedangkan Deffin yang berada di dalam ruangannya, ia tersenyum lebar. "Aku akan mendapatkanmu, dan tak 'kan kubiarkan selangkah pun kau jauh dariku," gumamnya.Deffin POV. Aku tersenyum ketika merasakan pelukan Azkia semakin erat, kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun aku masih malas untuk bangun, ingin rasanya hari ini cuti lagi dan hanya tidur sambil memeluk Azkia seharian, sampai kapan pun aku tidak akan pernah bosan memeluk istri cantikku ini. Kemarin sepulang dari kampus Reynand, kita tidak jadi pergi ke panti asuhan, karena aku mengurung Azkia di dalam kamar hingga saat ini. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Azkia ketika sadar jika aku membodohinya lagi, meski ia kesal setengah mati, namun dia tidak akan pernah bisa marah, karena aku selalu punya cara sendiri untuk menjaga suasana hati Azkia agar selalu bahagia. Rasanya aku tidak akan pernah puas memandangi wajah cantik wanita yang berada di dekapanku saat ini, meski usianya tidak muda lagi, namun aku melihatnya, dia tetap seperti gadis kecil yang pemberani, seperti saat pertama kalinya aku berjumpa dengannya. Aku ingat bagaim
Sesuai kesepakatan kemarin malam, pagi ini Azkia akan mengajak Deffin melihat sosok gadis yang akan menjadi calon menantu mereka. Saat ini pasangan suami istri itu sudah berpakaian rapi dan tengah menikmati sarapan mereka di ruang makan."Pagi, Ayah, Bu," sapa Reynand yang baru saja sampai di ruang makan."Pagi," sahut Azkia dan Deffin kompak."Tumben kamu berangkat pagi sekali?" tanya Azkia yang heran melihat Reynand akan berangkat lebih pagi dari biasanya."Iya, Erlena memintaku untuk menjemputnya, mobilnya sedang diperbaiki," sahut Reynand seraya mengambil piring berisi sandwich yang telah disiapkan Azkia."Kenapa tidak minta diantar sopirnya saja?" gerutu Azkia pelan, namun masih bisa didengar oleh Reynand."Ibu, Erlena meminta tolong, dan tujuan kita satu tempat, mana mungkin aku menolaknya? Lagi pula bukannya Ibu sudah menganggap Erlena putri Ibu sendir
Beberapa tahun kemudian... Memiliki anak dengan wajah tampan yang sama memang sebuah anugerah, namun bagaimana jika dia malah menjadi saingan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang kita sayang? Seharusnya memang bukanlah masalah, mengingat dia adalah anaknya sendiri, akan tetapi karena sang suami adalah sang tuan posesif, bahkan kelewat posesif, dia menganggap anaknya adalah saingannya, dan setiap hari hanya akan ada rasa cemburu yang menggerogoti hati Deffin, lalu apa solusinya jika seperti ini? Menikahkan anaknya adalah jalan satu-satunya bagi Deffin untuk menjauhkan anak semata wayangnya dengan Azkia, sudah berapa tahun Deffin harus mengalah mendapatkan kasih sayang Azkia yang harus terbagi dengan anaknya, dan Deffin sekarang sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa kesalnya lebih lama lagi, apalagi sekarang anaknya sudah bisa mengendarai mobil atau motor sendiri, dan itu malah dijadikan kesempatan anaknya untuk mendominasi Azkia. "Pokoknya setelah
Tiga tahun kemudian...Seorang anak lelaki tampak sedang duduk dengan angkuhnya di sofa kamarnya, sorot matanya yang tajam seolah sedang menguliti seorang pelayan yang sedang membersihkan tumpahan makanan yang tidak sengaja terjatuh sebab kakinya yang tersandung karpet mahal yang saat ini sedang dipijaknya."Kau membuat selera makanku jadi hilang!" protes anak lelaki tampan itu, wajahnya sangat tampan dan menggemaskan layaknya anak seusianya, namun tidak dengan sikapnya. Jika tidak ada ibunya di sampingnya, dia langsung berubah jadi iblis kecil yang arogan."Sekali lagi mohon maafkan saya, Tuan Muda," ujar pelayan itu bersimpuh di hadapannya."Saya akan membawakan Anda makanan yang baru, Tuan Muda," lanjutnya dengan suara bergetar sebab ketakutan. Bukan karena anak kecil itu mempunyai kekuatan super hingga membuatnya ketakutan, namun ayah dari anak itu adalah penguasa negara ini, jelas pelayan itu ketakutan karena sudah membuat anaknya kesal.
Tiga bulan kemudian. Setelah pernikahan Erwin dan Ellena yang digelar secara sederhana, selang beberapa hari kemudian Erwin sudah tidak bekerja lagi pada Deffin. Tidak hanya itu, Erwin juga sudah keluar dari dunia gelapnya, dia secara resmi memberikan Black World untuk dipimpin tangan kanannya, namun meski begitu Black World tetap melindungi anggota Wirata Group, sebagai sumpah setianya kepada mendiang kakek Deffin dahulu. Sekarang Erwin hanya fokus kepada bisnisnya yang bergerak di bidang restoran dan perhotelan. Sedangkan Roy tetap bekerja dengan Deffin, dia memutuskan pensiun jika Wirata Group juga sudah berpindah tangan ke tuan mudanya yaitu Reynand Wirata. Namun Deffin juga tidak membiarkan Roy sibuk seperti saat dia masih lajang, Deffin menyuruh Roy untuk memprioritaskan istrinya terlebih dahulu, karena Elma kini sudah hamil tua. Bukan hanya Elma dan Roy yang sedang menanti kehadiran buah hatinya, pasangan Ar
Tiga bulan sudah Ellena bekerja menjadi pengasuh Reynand, jika ditanya apakah Ellena betah kerja di rumah Deffin?Jawabannya pastilah betah, walaupun awalnya Ellena sangat tidak terbiasa dengan sifat posesif Deffin, bukan kepada Reynand, namun kepada Azkia sang istri tercinta.Deffin selalu menampakkan raut wajah 'tak suka jika Azkia terlihat asyik mengobrol dengan Ellena ketika Deffin sudah pulang bekerja. Deffin merasa kesal sebab Azkia sudah puas bersama Ellena dan Reynand mulai pagi hingga sore, namun Azkia masih mencuri waktu untuk mengobrol dengan Ellena di malam hari, padahal seharusnya malam hari adalah waktu giliran untuk bersama Deffin.Seperti saat ini, Deffin langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Azkia dan Ellena mengobrol santai di teras samping rumah, sedangkan Reynand tampak tertidur pulas di stroller nya."Kau bahkan sekarang sudah lupa menyambutku pulang," ujar Deffin terdengar sinis.Azkia dan Ellena kompak menoleh, Ellena
Setelah puas melampiaskan rasa kesalnya semalaman, akhirnya di pagi buta Erwin memutuskan kembali ke rumahnya, bayangan beberapa kepala yang terputus dari tubuhnya, mampu membuat Erwin menorehkan senyum tipis di wajah tampannya.Melihat para musuh yang mati secara mengenaskan membuat sensasi rasa menyenangkan tersendiri bagi Erwin, apalagi musuh-musuh itu adalah orang yang merugikan bagi masyarakat, maka Erwin merasa dirinya adalah dewa penolong bagi semua orang.Memang benar bisnis Erwin terbilang kotor, selain mengelola banyaknya tempat perjudian dan prostitusi di berbagai negara, Black World juga sering menjual organ dalam manusia kepada orang yang membutuhkan, begitu pun dengan berbagai jenis senjata. Namun mereka dianggap sebagai Robin hood para rakyat bawah, bantuan finansial per bulan yang mereka gelontorkan tidak bisa dikatakan sedikit untuk menghidupi rakyat bawah, terutama orang tua yang sudah uzur.Di saat Erwin sedang asyik mengemudi, ia menger
Azkia merasa menyesal karena tidak menyetujui ide Deffin dari awal untuk mencari jasa seorang pengasuh, ternyata meski hanyamenyetujuinya dan belum mendapatkan pekerjanya, itu berpengaruh besar terhadap Deffin.Deffin kini telah kembali seperti semula, dia malas membawa pekerjaan kantor untuk dibawa pulang ke rumah, baginya di rumah adalah waktunya bersama keluarga, jadi Deffin berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya di kantor.Jika dalam waktu sebulan ini, setelah membersihkan diri sepulang kerja, biasanya Deffin akan langsung pergi ke ruang kerjanya, dia hanya keluar untuk makan malam, lalu setelah itu dia kembali masuk ke ruang kerja hingga kantuk menyerang. Bukan tanpa alasan Deffin memilih bekerja daripada bersama keluarganya, melihat Azkia yang hanya sibuk dengan Reynand, lalu ikut tidur ketika Reynand juga tidur, hal itu membuat Deffin merasa kesal, namun ia tidak bisa protes sebab melihat ada gurat kelelahan di wajah istrinya, mana tega Deffin
Ada yang bilang jika kita mempunyai bayi, kita akan tahu ketika jam sedang berputar, meskipun saat kita sedang tidur di malam hari, dan itu sekarang telah dirasakan Azkia dan Deffin. Setiap dua jam sekali Reynand akan menangis, entah itu meminta ASI, ataupun merasa tidak nyaman karena popoknya penuh.Selama satu bulan ini Azkia diam-diam selalu tersenyum geli ketika melihat Deffin bangun di tengah malam dan mengganti popok Reynand. Suami posesifnya itu selalu mengomel di pagi hari, hal itu wajar sebab Deffin merasa di nomor duakan, namun saat mengganti popok Reynand, hanya ada pancaran kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.Jika di pagi hari, Deffin akan terlihat sangat kesal dengan anaknya, dia tidak akan mau menggendong Reynand meski di waktu dia sudah pulang bekerja, itu Deffin anggap sebagai sikap protesnya. Azkia yang biasanya membantu memasangkan dasi, menyisir rambutnya, dan memasangkan sepatu untuknya, sekarang di pagi hari akan selalu sibuk mengurus Reyna