Home / Fantasi / Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz / Bab 18. Apa yang Masih Coba Kau Sembunyikan

Share

Bab 18. Apa yang Masih Coba Kau Sembunyikan

last update Last Updated: 2025-11-24 01:27:46

Nathan tau betul jika kekasih pertamanya itu sedang memikirkan hal-hal indah, jadi dia melindunginya agar suasana tak menjadi makin canggung, dan membuat Rania malu.

Dengan cepat Nathan bangkit dari duduknya dan menarik Rania untuk pergi.

"Bil, kau istirahat saja. Aku akan pergi bersama Rania, Alana, dan Alena saja!" teriak Nathan dari pintu.

"Hei, tunggu dulu Nath. Bukannya kau tidak tahu cara menyetir mobil?" tanya Billy sedikit bingung.

Nathan langsung menghentikan langkahnya. Ah sial, aku lupa karena terlalu bersemangat, batinnya.

"Tapi Lana bisa menyetir, Kak Billy," sahut Alena cepat.

"Nah, itu maksudku," jawab Nathan tak menyia-nyiakan jalan keluar yang di tunjukkan Alena.

"Owh, baiklah kalau begitu kalian hati-hati ya," ujar Billy tak lagi merasa aneh.

Namun kali ini giliran Alana yang menatap Nathan tajam.

"Kak Billy, sebenarnya menurutku kakak ikut saja," ujar Alana.

"Kenapa begitu, Lan?"

"Iya kak, ada hal penting yang ingin aku bicarakan pada Kak Nathan. Jadi ak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 88. Gejala Tubuh yang Aneh

    Nathan memimpin semua orang kembali ke Cold Lake Manor, dan kali ini perjalanan mereka lebih singkat, karena mereka tidak perlu berhenti dimana pun, dalam waktu kurang dari satu jam, mereka sudah mendekati area Danau Dingin, yang artinya setelah menyebrangi jembatan di atas danau itu, mereka akan tiba di kediaman keluarga Middleton. Saat memasuki lingkungan Cold Lake Manor yang sangat dingin karena butiran salju yang turun di akhir tahun, ketika iturntari senja pun telah sepenuhnya terbenam menyisakan aroma basah dan pemandenhan gelap, srolah salju putih di sekeliling mereka mulai menghitam. Saat itu Nathan justru berkeringat deras, keanehan di tubuhnya yang sejak pagi tadi berusaha ia redam, perlajan terasa semakin menghimpit jiwanya. Wajah Nathan memerah, suhu tubuhnya naik dan seluruh tubuh Nathan gemetar hebat. "Kak Nathan, kakak kenapa? " tanya Mila panik, "Jangan buat mila takut kak." ucapnya lagi. Saat itu ketiga mobil itu sudah terparkir di halaman kediaman keluarga

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 87. Teman yang Lembut dan Manis

    Setelah melihat keakraban Nathan dengan orang tua Rania dan juga Mila, Nasha merasakan sedikit ceburu dan kesedihan di hatinya. Jika saja kedua orang tuanya masih ada, pasti mereka juga akan sangat akrab dan sangat bahagia bertemu dengan Nathan. Melihat riak kesedihan terpancar di wajah cantik Nasha, Nathan segera menggenggam tangan lembutnya dan berbisik, “Kau kenapa? Apa kau merindukan orang tuamu?” “Tidak,” jawab Nasha pelan. “Aku hanya sedikit iri pada Kak Rania dan Mila. Jika saja orang tuaku masih ada, mereka pasti akan sangat bahagia jika tahu aku bersama suami yang baik,” ujarnya lirih. “Sudahlah, jangan bersedih. Kau kan masih punya aku,” ucap Nathan tulus. Lalu, tanpa memedulikan siapa pun, Nasha langsung membenamkan kepalanya di dada Nathan. “Eh…” ujar Laila tersentak. Pasalnya, ia dan Brian belum tahu kalau Nathan bukan hanya bersama putrinya, tetapi juga beberapa gadis lain. “Apa yang terjadi di sini?” tanya Brian tampak bingung. “Ayah, Ibu, aku lupa mengatakan p

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 86. Sambutan Hangat Mertua (bagian 2)

    “Tunggu sebentar, Bu. Di belakang masih ada beberapa orang lagi,” kata Mila pada ibunya. Tak lama kemudian, mobil Richard muncul dan empat orang lagi keluar. “Di mana Billy?” tanya Nathan. “Saat di jalan masuk ke sini, Billy tidak mengikuti mobilku. Dia hanya memberitahuku alamat rumah ini dan bilang dia serta Laras akan menunggu kita di rumahnya, Bos,” jawab Richard cepat. “Laras?” tanya Laila dengan ekspresi kaget. “Iya, Bu. Itu Kak Laras. Dia dan Kak Billy…” ucapan Mila terhenti di tengah kalimat. “Ibu tahu,” potong Laila sambil tersenyum lembut. “Semoga saja mereka segera bersama. Ibu ikut bahagia untuk mereka. Billy adalah pria yang baik. Mari semuanya masuk. Sebentar lagi ayahmu akan datang. Ibu juga harus menelepon Bibi Maria, sekalian memberinya kejutan dan memintanya menjaga keponakan ibu,” ujar Laila bersemangat. Setengah jam berlalu. Mereka semua akhirnya makan siang di kediaman keluarga Smith. Tak lama kemudian, mobil Brian tiba. Ia terkejut melihat dua mobil lain t

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 85. Sambutan Hangat Mertua (bagian 1)

    “Tentu saja, Bibi. Aku akan menjaga Rania dengan baik, aku janji bi,” jawab Nathan meyakinkan. “Coba ceritakan, bagaimana bisa seseorang memusuhi pria sopan sepertimu?” lanjut Naina bertanya. “Tunggu dulu! Apa tadi aku tidak salah dengar? Kau adalah tuan muda keluarga Middleton?” tanya Paul penasaran. “Bibi, Paman, bisakah kalian bertanya satu-satu? Aku jadi bingung harus menjawab yang mana dulu,” ujar Nathan tak berdaya. “Lihatlah, karena kau terlalu banyak bertanya, menantu kita jadi bingung, kan!” tegur Naina. “Baiklah… baiklah, kau jawab saja pertanyaannya lebih dulu,” ujar Paul mengalah. “Sebenarnya bukan musuh seperti itu, Bi. Maksud Nasha tadi, takutnya ada orang yang tidak suka denganku. Bukankah mereka akan mencoba berbuat jahat pada orang-orang di dekatku juga,” jawab Nathan mencoba meredakan ketegangan Naina. Jika dia mengatakan semuanya dengan jujur, mungkin menantu perempuannya itu akan pingsan seketika karena ketakutan. Secara bersamaan, Nasha juga menger

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 84. Sumpah Agung Para Gadis Ras Naga Kuno

    Saat mereka berdua keluar dari akar pohon tempat mereka tinggal, mereka melihat seorang pria sedang tergeletak di tanah, dengan darah yang mengucur deras dari luka di dadanya. Tanpa banyak bicara, mereka langsung bergegas mencoba menyelamatkan pria itu. ... Kembali ke masa sekarang... Nathan hampir saja memasuki alam jiwa karena merasakan kegelisahan Ravina, sampai saat sebelum ia memejamkan mata sepenuhnya, tiba-tiba saja ia teringat pada taruhan di antara mereka. Hari ini tepat tiga tahun sejak taruhan itu ditetapkan, dan tinggal beberapa jam lagi sampai saat kemenangan Nathan tiba. “Hahaha, aku tahu kau pasti memancingku untuk masuk ke alam jiwa, kan?! Jangan terlalu yakin pada dirimu, Kak. Hal terbaiknya adalah kau menganggap remeh diriku, dan sekarang aku bisa meminta tiga hal penting darimu,” batin Nathan. Meskipun mereka tidak berkomunikasi, namun Ravina dapat merasakan gejolak emosi kebahagiaan dari jiwa Nathan. Dia benar-benar cemas sekarang, karena tantangan ya

  • Tuan Muda Tersembunyi Pulau Alcatraz   Bab 83. Pertaruhan yang Mengikat Takdir

    “Kakak, kau itu terlalu percaya diri! Aku sama sekali tidak membutuhkan bantuanmu untuk apa pun,” gumam Nathan sinis. “Bocah mesum, kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan membutuhkan bantuan lebih dulu,” tantang Ravina. “Baik, kau lihat saja,” jawab Nathan acuh. “Tampaknya kau yakin sekali. Bagaimana kalau kita bertaruh sesuatu? Apa kau berani melakukannya?” tantang Ravina lagi. Jika saja Nathan sedikit lebih peka, seharusnya dia sadar jika Ravina menginginkan sesuatu darinya. Tapi sayangnya, Nathan hanyalah remaja enam belas tahun yang polos, jadi dia sama sekali tidak waspada saat itu. “Baik, apa taruhannya?” tantang Nathan balik. “Begini saja… siapa pun yang kalah harus mengikuti perintah yang menang sebanyak tiga kali, dan dia harus melakukannya tanpa batas dan tanpa syarat. Apa kau berani?!” “Tentu saja aku berani, karena aku sama sekali tidak akan membutuhkan bantuanmu. Mulai sekarang aku tidak akan pernah lagi memasuki alam jiwa dan juga altar kuno ini,” uja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status