Share

bab 3. Syok

Author: Dewi
last update Last Updated: 2024-03-09 20:49:15

Akhirnya pun Vania memutuskan pergi ke luar negeri,

Di luar negeri dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya yang tertunda,

Hari-harinya di isi dengan kerja untuk mengembangkan bakatnya.

Meskipun perjuangannya begitu amatlah berat dan sulit.

Kali ini dewi fortuna sedang menghampiri dirinya,

takdirnya sangat begitu mulus itu semua karena yang semangat yang luar biasa dan didukung dengan kemauan yang sangat tinggi membuat dirinya sangat begitu dipercaya oleh beberapa perusahaan yang menaungi dirinya,

Kini wanita yang berusia 23 tahun bisa berdiri sendiri, menghidupi dirinya sendiri dengan kekutaan dan kemauan yang sangat tinggi.

"Sekarang aku bisa berdiri di kaki ku sendiri." ujar Vania si wanita yang pantang menyerah. "Aku sudah sangat tak sabar menjemput kesuksesan ku." lanjutnya sambil tersenyum sinis di bibirnya dengan tangan kanan membawa sebuah gelas.

Tak di pungkiri Vania berjuang sangat keras itu semua di karenakan dendam yang sangat membara di hatinya,

Dendam yang ingin segera di lampiaskan olehnya sesegera mungkin.

Malam-malam yang dingin menusuk tulang Vania yang baru saja sepulang dari kerjanya dia mesuk ke dalam kamar dan melemparkan badannya di atas tempat tidur.

Wanita yang berkulit putih nan mulus itu teringat malam-malam panas saat diri tak sengaja menjalin hubungan panas dengan laki-laki misterius yang tak lain adalah laki-laki kaya raya.

"Emmm dia sangat mempesona, erangannya masih teringat jelas di benak ku." gumam Vania di dalam hati lalu dia tersenyum tipis di bibirnya.

Entah apa yang di pikirkan Vania, perasaan bersalah atau justru perasaan jatuh cinta mengingat momen-momen itu.

Tak terasa akhirnya dia pun terlelap tidur.

Keesokan harinya dia berangkat untuk bekerja,

Dia mengawali hari-harinya dengan penuh semangat untuk melewati batas pencapaiannya. "Yok, yok semangat kamu harus bisa bersaing supaya karya mu bulan ini yang rilis." ujarnya dalam hati.

Dan Vania pun yang menaiki transportasi umum melihat di balik jendela orang-orang yang sukses yang sedang berlalu lalang dengan kendaraan pribadinya yang memiliki harga yang mahal.

"Aku harus bisa seperti mereka."

Saat Vania sedang membayangkan dirinya untuk masa depannya,

Kepalanya terasa sangat begitu berat, dia merasa jika perutnya merasakan mulas yang teramat yang membuat dirinya ingin muntah.

"Ahhh kenapa ini ya? Apa jangan-jangan aku mau sakit? " tanyanya pada dirinya sendiri.

Dan Vania adalah wanita yang memiliki mental yang kuat dia tak pantang menyerah dia pun melanjutkan untuk tetap pergi bekerja.

Dan selama bekerja dia harus berusaha menahan rasa sakitnya...

Namun entah kenapa kekuatannya kini mulai berkurang dan dia pun sudah tak kuat lagi,

Dan akhirnya dia pingsan.

Dan selama dia pingsan dia di bawa ke rumah sakit oleh sahabatnya yang bernama Thalia,

Dia adalah seorang sahabat dan juga atasannya,

"Vania bangun, ini aku Thalia." bisik Thalia di telinga kanan Vania.

Lalu Thalia pun memberikan sebuah obat minyak gosok di hidung Vania,

Dan tak lama Vania pun terbangun.

"Aku di mana ini?" tanya Vania sambil memegang kepalanya, dan dia pun beranjak dari tidurnya untuk duduk setengah berbaring.

"Sebentar.. sebentar aku bantu." sahut Thalia sambil membantu Vania.

Dan Thalia pun menatap Vania dengan tatapan yang sangat mendalam.

Seolah wanita yang berambut panjang itu mengetahui apa yang tengah terjadi, dia pun memeluk Vania. "Sabar sebentar lagi dokter datang nanti dokter akan menjelaskan." jawabnya sambil memeluk Vania.

Tak lama dokter paruh baya itu masuk ke kamar rawat inap Vania.

"Selamat siang nona Vania, ini adalah hasil pemeriksaannya." ujar dokter tersebut sambil memberikan selembar kertas hasil pemeriksaan Vania.

Dan Vania pun meraih kertas yang berada di tangan kanan dokter tersebut.

Dan membukannya.

Betapa terkejutnya, ternyata dalam secarik kertas tersebut menyatakan kalau dirinya sedang hamil.

"Haaahhhh saya hamil dok?" tanya Vania dengan terkejut sekaligus syok.

Dokter yang sedang berdiri di depan Vania pun menganggukkan kepalanya sambill tersenyum.

"Selamat ya sebentar lagi menjadi seorang ibu, untuk obatnya silahkan di tebus di depan." jawabnya dengan senyum yang merekah.

Dan dokter tersebut pun berpamitan untuk pergi dan meninggalkan ruang rawat inap Vania.

Dan Vania yang sedang duduk setengah berbaring itu sudah tak mrnghiraukan dokter yabg memeriksannya,

Dia syok dia pun langsung memeluk Thalia dan menangis meronta-ronta.

Matanya begitu sembap,

Thalia yang membalas pelukan Vania dan berusaha untuk menenangkan Vania dengan pelukan hangatnya.

"Sudah, sudah Vania. Ini sudah jalan takdir mu, kamu harus menerimanya, kasihan dia." jawab Thalia sambil mengelus rambut Vania bak seorang ibu yang sedang memeluk anaknya.

Dan Vania pun melepaskan pelukannya, lalu menatap Thalia dengan tatapan dalamnya.

"Aku harus bagaimana sekarang?" tanya Vania yang merasa putus asa.

Thalia pun mengusap air mata Vania, "Sudah ya Vania, terima anak ini, dia akan menjadi anak yang akan menjaga mu kelak. Aku akan bantu kamu ke depannya. Aku janji." jawab wanita yang bernama Thalia.

Vania pun menganggukan kepalanya, dan mau tak mau harus menerima anak yang berada dalam kandungannya.

Kini dalam hidupnya semakin berat.

Dia harus berjuang lagi ekstra keras untuk menyambut kelahiran bayi yang tak di inginkannya.

Hari demi hari Vania lalui.

Tak terasa bulan berganti bulan, perutnya semakin terlihat membesar,

Nafasnya mulai terengah-engah.

Beban di perutnya semakin berat membuat dirinya tak kuat untuk pergi bekerja,

Vania pun duduk di kursi dia pun meraih ponselnya dan menelpon sahabatnya.

"Hallo Thalia," sapa Vania membuka obrolan di telepon dengan Thalia.

Thalia yang berada di sebrang telepon merasa penasaran. "Iya ada apa Vania tumben pagi-pagi telepon." tanya Thalia sahabatnya sekaligus atasanya.

"Bolehkan aku izin untuk gak masuk kerja hari ini, aku gak kuat berangkat bekerja rasanya badan ku gak kuat untuk jalan." ujar Vania yang menjelaskan kepada Thalia dengan nafas yang sudah naik turun.

Thalia pun menghembuskan nafas panjangnya, dia merasa sangat kasihan dengan nasib sahabatnya saat ini.

"Kamu gak usah khawatir, mulai sekarang kamu bisa kerja dari rumah, kamu bisa mengirim ke surel ku saja. Yang terpenting sekarang kesehatan mu." jawab Thalia yang sangat membantu Vania.

Vania pun meneteskan air matanya mendengar itu, dia sangat terharu.

menutup teleponnya.

Dia pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk mendekati sebuah almari yang terdapat sebuah kaca besar menempel di lemari tersebut.

Dia menatap tubuhnya yang kian membengkak,

Perutnya membesar.

Dan dia memutar tubuhnya.

Dan dia pun mengangkat kaosnya terdapat garisan stretch mark yang melilit sebagian perutnya,

Dari pantulan cermin tersirat sebuah raut wajah yang sayu, sedih dan putus asa.

Dan kehamilannya sudah menginjak 8 bulan.

Vania pun memeriksakan kehamilannya untuk mengetahui keadaan anaknya di dalam perutnya.

"Hem mau bagaimana lagi ini, semua sudah takdir yang harus ku jalani." ucapnya sambil berjalan di tengah terik matahari.

Dan dia pun mengusap keringat yang keluar dari dahinya dengan punggung tangannya.

Sampailah dia di sebuah rumah sakit yang berada di tengah-tengah kota.

Wanita yang sedang hamil itu langsung mencari dokter yang di rekomendasikan oleh sahabatnya itu.

"Selamat siang dok, saya Vania saya di suruh ibu Thalia." ujar Vania yang membuka obrolan dengan dokter separuh baya tersebut.

Dan dokter pun tanpa basa-basi langsung menyuruh Vania berbaring lalu memeriksanya.

Dokter laki-laki itu tersenyum, "Selamat ya ibu memiliki dua anak laki-laki." ujarnya sambil mengamati monitor yang terpasang besar di dinding ruangan tersebut.

"Hahhh yang benar dok?" tanya Vania yang terkejut.

Vania tak menyangka jika ternyata di dalam perutnya terdapat dua janin yang tumbuh dan berkembang begitu sangat baik.

Vania pun syok.

Membuat Vania duduk terdiam dia tak bisa membayangkan jika dia harus merawat dua anak secara bersamaan dan dia harus juga bekerja. "Ya tuhan aku harus bagaimana ini?" tanyanya dalam hati yang bingung akan kedepannya.

Dan ternyata kehamilannya juga membawa rezeki yang tak terduga.

Semenjak itu Vania selalu menghasilkan karya dan karyanya selalu rilis di pasaran dengan nilai yang sangat tinggi membuat kehidupannya mulai berubah berangsur menjadi lebih baik.

Bulan berganti bulan tahun berganti tahun.

7 tahun kemudian Vania yang terkenal memiliki nama VA dalam dunia desainer,

Kini memiliki pondasi ketahanan ekonomi yang kuat dan dia pun kembali ke negara asalnya bersama dengan kedua anaknya untuk melanjutkan karirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   hidup bahagia

    "Ya sudah kalau begitu ikut saya ke kantor polisi, aku ingin kalian menjadi saksi atas peristiwa ini, dan saya akan melindungi privasi kalian." ucap Hans.Dan mereka pun yang tengah duduk langsung terkejut mereka membulatkan mata mereka masing-masing karena mendengar hal tersebut."Hah kenapa ke kantor polisi pak?" tanya wanita yang memakai baju berwarna merah.Dan Hans menjelaskan apa yang tengah terjadi, dan menjelaskannya secara perlahan terhadap mereka.Dan atas dasar itu juga Vania memberikan sebuah kompensasi diantara mereka karena mereka sudah mau memberikan kesaksian di kepolisian."Ya sudah semua kesepakatan sudah kita atur saatnya kita pergi ke kantor polisi," sahut Vania yang tak ingin mengulur-ngulur waktu.Dan mereka malam itu juga langsung membuat laporan terhadap Sisilia dan juga Cantika atas dasar pencemaran nama baik, Dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam mereka keluar dari kantor polisi, dan mereka yang tengah berdiri di parkiran saat ini tengah menerima amplop

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status