Home / Rumah Tangga / Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai! / Bab 1 - Tamu Yang Tak Dikehendaki

Share

Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!
Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!
Author: Lunoxs

Bab 1 - Tamu Yang Tak Dikehendaki

Author: Lunoxs
last update Last Updated: 2024-07-17 11:56:31

“Ah!”

Suara desahan yang terdengar dari dalam kamar tidurnya membuat Amanda terperanjat.

Di dalam sana, seharusnya hanya ada sang suami, sementara dia—Amanda, sedang menemani tamu undangan di acara pesta ulang tahunnya.

Dengan jantung yang berpacu, Amanda mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam kamar. Tanpa sadar, pergerakannya menimbulkan suara yang cukup gaduh.

"Mas!"

Pintu kamar Amanda buka dengan cukup kasar. Suasana kamar nampak temaram sebab lampu utama dimatikan. Dia tak bisa melihat dengan jelas seisi kamar ini.

Amanda lantas masuk lebih dalam dan menyalakan lampu.

"Apa yang sedang mas Evan lakukan?" tanya Amanda. Keningnya berkerut dalam ketika melihat sang suami terduduk di sofa sendiri dengan gestur gelisah.

Tidak hanya itu, Amanda juga bisa melihat penampilan sang suami yang nampak berbeda, juga nafas yang terengah dan keringat di dahi. Seperti seseorang yang baru saja beraktivitas berat.

"Tidak ada, tadi aku tertidur dan cukup terkejut saat kamu memanggil," jawab Evan dengan suara yang terdengar tenang.

Mendengar hal itu, sebuah napas panjang Amanda keluarkan. Seketika, dia menjadi merasa tidak enak hati.

"Maaf Mas, kamu pasti lelah sekali. Tapi harus tetap hadir di pesta ulang tahunku," balas Amanda, seketika hilang sudah semua prasangka buruknya setelah mendengar jawaban sang suami.

Kini, Amanda berpikiran, Evan pasti telah lelah dengan semua pekerjaan di kantor, sampai tertidur di sofa dan sekarang dia mengagetkannya. Bangun dengan terkejut membuat sang suami sampai berkeringat seperti ini.

Evan lantas bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Amanda, membelai lembut puncak kepala sang istri, "Tidak apa-apa,” katanya dengan senyum tipis. “Apa tuan Austin sudah datang?" tanya Evan lagi, menyebut seorang tamu agung yang mereka tunggu. Amanda mengangguk.

"Tunggu sebentar, aku akan cuci muka lebih dulu," ucap Evan dan lagi-lagi Amanda hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

Kemudian, Evan bergerak menuju kamar mandi dengan mata Amanda yang terus mengawasinya. Tidak lama, setelahnya Evan kembali keluar dengan keadaan yang lebih segar.

Kedua pasangan itu kemudian bergandengan tangan dengan mesra, turun ke lantai satu di mana acara pesta berada.

Dengan posisi yang begitu dekat, samar-samar Amanda mencium aroma parfum lain di tubuh sang suami.

Amanda sontak menoleh ke belakang, melihat pintu kamar yang telah tertutup. Dia bertanya-tanya lagi dalam benaknya, ‘Apa mungkin ada orang lain di dalam sana?’

Namun, dia buru-buru menggelengkan kepala. Malam ini terlalu penting untuk dia kacaukan dengan keraguan yang tidak pasti.

Menjadi menantu konglomerat, membuat Amanda menjadi wanita yang berkelas. Termasuk seperti saat ini, di mana dia harus mengesampingkan pikiran-pikiran buruknya karena acara pesta ulang tahun dan juga acara donasi untuk Yayasan yang dia pimpin.

“Tuan Austin, selamat datang.” Evan menyapa Tuan Austin, salah satu donator terbesar untuk Yayasan Amanda. “Terima kasih telah bersedia hadir di pesta ulang tahun istriku,” lanjutnya sambil mengeratkan tangannya yang melingkari pinggul Amanda.

Secara kasat mata, pernikahan mereka memang nampak begitu sempurna, tapi tidak seorang pun tahu di dalamnya begitu rusak.

Mereka sudah tidak pernah lagi bermesraan, terhitung sejak mereka kehilangan anak mereka. Amanda yang masih trauma menolak disentuh, hal itulah yang membuat mereka tidur di ranjang berbeda meski masih tetap berada di kamar yang sama.

"Tentu saja aku harus datang.” Tuan Austin menyambut tangan Evan. Senyum pria itu melebar, terlebih kala melirik ke arah Amanda. “Datang ke sini merupakan kehormatan untukku.”

Sayangnya, di saat dua pria itu berbincang, tatapan Amanda tengah tertuju ke arah tangga. Dia melihat sesosok wanita yang dia kenal turun dari lantai 2.

'Seria,' batin Amanda, wanita itu adalah sekretaris sang suami. 'Kenapa dia dari atas? Apa yang dia lakukan di sana?' batin Amanda penuh tanya.

Tatapan Amanda terus mengikuti ke mana arah perginya Seria, ternyata wanita itu menemui mama mertua dan juga adik iparnya.

Amanda menghela napas panjang. Memang, dibandingkan dia yang merupakan menantu keluarga Sanjaya, Seria-lah yang justru lebih dekat dengan keluarga ini.

Tidak jarang, Amanda selalu dibanding-bandingkan dengan Seria yang katanya lebih baik darinya.

"Amanda, kenapa malah melamun?" tanya Evan yang akhirnya menyadari bahwa sang istri tidak fokus.

Teguran itu membuat Amanda sontak tersenyum kikuk. “Ah, bukan apa-apa.”

"Mungkin dia lelah, hari ini pasti hari yang sibuk untuknya, mempersiapkan pesta dan juga donasi untuk yayasan. Istri Anda benar-benar wanita yang hebat," puji Austin tak habis-habis, dia bahkan menatap Amanda dengan lekat, dengan tatapan penuh kekaguman.

"Anda terlalu berlebihan, Tuan," balas Amanda pula.

Rupanya, tatapan kekaguman dari Austin untuk Amanda membuat Evan tak nyaman. Tanpa aba-aba, dia mengetatkan pelukannya di pinggang sang istri dengan posesif.

Percakapan ketiga orang itu terus berlangsung hingga pesta usai pada pukul 11 malam.

Ketika semua tamu telah pulang, masih ada seorang ‘tamu’ yang tak Amanda kehendaki tengah duduk santai di tengah ruang keluarga.

"Seria, kamu tidak pulang?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Juhaina R
Hay kak ............
goodnovel comment avatar
Juhaina R
astaga punya laki kek gtu amat boongin bininya ......... gak takut kualat...
goodnovel comment avatar
enur .
aq curiga Selia sebener ny berselingkuh dengan Evan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 71 - Seperti Dilindungi

    "Kamu serius akan datang?" tanya Kaginda setelah Amanda mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang mertua."Hem, konferensi pers akan diadakan malam nanti. Sekarang aku masih bisa bekerja, jadi tidak menganggu waktuku," balas Amanda, lalu tersenyum seperti biasa.Kaginda seperti melihat jika sekarang Amanda memiliki dua kepribadian, satu Amanda yang dia kenal selama ini sementara satu sisi Amanda yang penuh dengan dendam."Aku akan mendampingi mu," ucap Kaginda lalu menghela nafasnya dengan kasar."Tidak apa-apa, datanglah saat pukul 7 malam di Sanjaya Group. Kita bertemu di sana," jawab Amanda dan Kaginda menganggukkan kepalanya setuju.Kaginda juga bangkit berdiri siap pergi dari sana, namun sebelum benar-benar pergi dia kembali menatap Amanda dengan intens. Memastikan sekali lagi benarkah Amanda baik-baik saja. Benarkah semua luka itu telah sembuh, karena pengkhianatan keluarganya tak main-main."Aku baik-baik saja, berhenti menatapku dengan tatapan mengasihani seperti itu," ucap

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 70 - Kembali Terulang

    "Amanda," panggil Kaginda yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja.Luna yang awalnya tengah berbincang dengan atasannya itu pun sontak mundur, berniat keluar dan meninggalkan dua wanita ini."Ada apa? kenapa mendadak datang ke sini?" tanya Amanda pula, menatap bingung atas kedatangan sahabatnya tersebut. Biasanya mereka selalu membuat janji temu lebih dulu sebelum ada pertemuan. Tapi kini secara mendadak Kaginda muncul di hadapannya."Ada apa? katamu ada apa? Astaga," Kaginda sampai kehabisan kata-kata. "Aku bahkan sangat sulit untuk masuk ke sini tadi, di depan sana banyak wartawan yang mengerubungi Yayasan," jelas Kaginda kemudian, raut wajahnya nampak cemas.Menatap Amanda dengan begitu intens, menelisik kesedihan macam apa yang dirasakan oleh sang sahabat. Hancur yang mungkin sampai membuatnya sesak untuk bernafas.Sementara Luna telah benar-benar keluar dari ruangan ini, Kaginda berdiri di depan meja kerja Amanda. Dan malah melihat Amanda yang masih sibuk dengan semua pekerjaan

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 69 - Tetap Bekerja Sesuai Jadwal

    "Seria! Keluar kamu!" pekik mama Geni, dia juga langsung masuk semakin dalam ke rumah tersebut tanpa memerlukan izin. Sampai akhirnya mama Geni melihat Seria yang berdiri di ruang tengah rumah ini.Tatapan mereka saling terkunci, seperti tak ada yang ingin mengalah dalam perselisihan ini. Meski semuanya nampak kacau bagi Seria, namun dia tak ingin mengaku salah. Apalagi sampai menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.Tidak, Seria tidak akan pernah melakukan itu. Sebab baginya ini semua sudah benar.Saat itu bertepatan dengan mama Seria yang juga mendatangi ruang tengah kerena mendengar keributan."Dasar wanita tidak tahu diri! Berani-beraninya kamu mempermalukan Evan!" bentak mama Geni, suaranya yang menggelegar bergema di dalam rumah tersebut. Mama Geni maju dengan cepat dan menjambak rambut Seria."Hentikan Geni! jangan sakiti anakku!" ucap mama Seria, dia juga berusaha keras melepaskan perkelahian, menarik Geni agar melepaskan jambakannya sampai akhirnya Seria yang terlempar ke s

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 68 - Padahal Dulu Saling Mencintai

    Evan sudah lebih dulu memutus sambungan telepon tersebut karena dia tak ingin kembali mendengar bantahan dari sang mama. Sejak beberapa waktu lalu dia memang sudah memutuskan untuk tidak mengikutsertakan sang mama dalam tiap keputusan yang akan dia ambil.Di masa lalu, Evan telah begitu patuh pada mama Geni. Semua hal yang diperintahkan oleh mamanya pasti dia teruti. Evan tak pernah berpikir panjang, asal sang mama yang memberinya perintah pasti akan dia lakukan.Tapi sekarang dia tidak ingin hidup seperti itu lagi, terlebih setelah menyadari bahwa semua hal yang dilakukan oleh Mama Geni selama ini adalah salah.Demi memperbaiki hidupnya yang sudah hancur, Evan akan memilih jalan yang baginya sendiri adalah yang terbaik.Hari ini Evan memutuskan untuk tetap datang ke perusahaan di tengah-tengah kondisi yang semakin memanas. Namun dia masih memilih untuk diam, tidak mengeluarkan satu katapun sebagai pembelaan."Tuan, beberapa klien membatalkan kerjasama karena skandal ini. Apa yang har

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 67 - Bagaimana Dengan Aska?

    Saat pagi menjelang Evan masih juga belum mampu terpejam. Dia tetap duduk di sofa kamarnya dan melihat sang istri mulai bersiap untuk pergi bekerja.Evan sampai melupakan tentang keberadaan Aska di rumah ini, pikirannya benar-benar buntu. Dia sampai tak berani membuka ponselnya sendiri."Sayang," panggil Evan lirih saat Amanda mulai duduk di meja riasnya."Semalaman Mas tidak tidur?" tanya Amanda pula, berlagak seolah tidak tahu apapun. Tapi siapa yang peduli, dulu pun Amanda berusaha sembuh sendiri dari semua trauma."Bagaimana bisa aku tidur, pagi ini pemberitaan pasti semakin menjadi-jadi. Bisakah kamu membantah berita itu lagi?" tanya Evan, berpikir bahwa ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa terbebas dari jeratan Seria."Mas, sekarang aku tidak mau ikut campur lagi. Kamu yang memulai untuk memiliki hubungan dengan Seria, jadi sekarang selesaikanlah semaunya sendiri," balas Amanda dengan kalimat yang terdengar begitu tegas.Sorot matanya tak mampu diajak untuk bernegosiasi.

  • Tuan Presdir, Nyonya Tidak Ingin Bercerai!   Bab 67 - Tidur Dengan Nyenyak

    Evelyn yang sejak tadi menguping semua kejadian dan pembicaraan sampai gemetar sendiri dibuatnya. Sebab Seria benar-benar mengirimkan bukti perselingkuhannya dan mas Evan ke sebuah media.Bingung apa yang harus dilakukannya juga, akhirnya Evelyn reflek masuk ke dalam kamar sang kakak."Mbak Amanda, aku mohon bantu mas Evan," pinta Evelyn setelah berhasil berdiri di hadapan sang kakak ipar. Mulai merasa bahwa Seria lah parasit yang sesungguhnya di keluarga Sanjaya.Wanita itu tidak menghasilkan apapun kecuali, Aska. Tapi bermimpi bisa jadi bagian dari keluarga ini."Kamu ingin lihat apa yang dikirim Seria pada Dream Media? lihatlah," balas Amanda, dia memutar laptopnya dan diarahkan pada sang adik ipar.Mulut Evelyn ternganga, lalu dengan cepat dia tutup menggunakan kedua tangan. Bagaimana bisa Seria menyebar foto yang begitu intim."Tersebar atau tidak, pihak Dream Media sudah melihat foto-foto ini. Pasti sudah melakukan pemeriksaan pula apakah foto ini asli atau palsu. Aku tidak bisa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status