Share

23. Ayah dan Cinta Pertamanya

“Panggil aku ibu!” sahut Jenar meninggikan nada bicaranya.

“Aku adalah ibu kamu sekarang, Jasmine!” Mata menyorotkan kemarahan yang berlebih. “Hargai aku.”

Jasmine malah tertawa. “Kamu berharap terlalu berlebihan, Jenar.” Dia berjalan mendekati Jenar. “Sudah aku katakan, mama aku hanya Mama Luce dan tidak akan ada yang bisa menggantikannya.”

Jenar menghela nafas. Ternyata memang gadis ini punya tingkat keras kepala yang begitu tinggi. Entah dia mirip dan mewarisi sikap siapa.

“Kamu tidak bisa menyaingi dia. Kamu tidak bisa menggantikan dia,” ujar Jasmine. Dia berjalan semakin dekat dengan Jenar.

Matanya menelisik. “Aku dengar dari mama, kamu mengintimidasi mamaku, Jenar.”

Keduanya saling diam satu sama lain. Tak ada yang berbicara. Jenar menemukan lawan tandingnya, Jasmine sama kerasnya dengan dia.

“Jangan berani lagi mengintimidasi dia. Kamu tidak boleh memandang matanya apalagi sampai memaki-maki dia.” Jasmine memberi penekanan. Dia serius dengan kalimatnya.

“Aku tidak akan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status