Share

Bab 234

Author: Frands
last update Last Updated: 2025-03-04 23:08:22

Alisa menepuk bahu Juned dengan penuh semangat. “Mas, kenapa nggak mulai pijat lagi aja? Ini kan keahlian Mas Juned. Daripada bingung mau ngapain, kan lebih baik buka pijat lagi di kehidupan baru ini?”

Juned terdiam, tampak mempertimbangkan saran itu. “Aku memang suka memijat, dan itu satu-satunya yang paling aku kuasai...”

Namun, sebelum Juned bisa melanjutkan kata-katanya, Tania langsung menyela dengan nada datar, “Menurutku nggak perlu.”

Alisa menoleh cepat ke arah kakaknya, matanya menyipit curiga. “Lho, kenapa, Kak? Bukannya itu hal yang bagus?”

Tania tetap berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang. “Aku Cuma mikir... mungkin Juned bisa mencoba hal lain. Nggak harus balik ke dunia pijat.”

Alisa tersenyum licik, seperti baru saja menemukan sesuatu yang menarik. “Atau... Kakak sebenarnya nggak mau Mas Juned mijat orang lain?”

Tania langsung merasakan wajahnya memanas, tapi dia tetap berusaha bersikap biasa saja. “Bukan itu alasannya.”

Namun, Alisa tak begitu saja percaya. Dia bersa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tukang Pijat Super   Bab 402

    Mereka bertiga pergi meninggalkan makam kedua orang tua Devina. Membawa pertanyaan masing-masing di pikiran Juned dan Tania.Mobil mewah meluncur pelan meninggalkan gerbang pemakaman, kabut malam menyapu kaca jendela. Devina menatap keluar jendela, matanya yang tadi basah kini berbinar dengan tekad baru. “Apa aku boleh melanjutkan kuliah?” Ujarnya tiba-tiba, suara mantap yang mengejutkan kedua Juned dan Tania. Tania memutar badan dari kursi depan, alisnya melengkung penuh minat: “Jurusan apa?” “Hukum,” jawab Devina tegas, tangannya mengepal di atas pangkuan, “Aku ingin jadi pengacara perempuan yang membela orang-orang seperti ibuku... seperti diriku yang dulu.” Juned tersenyum, tangannya yang besar menyentuh lembut bahu Devina: “Kau bebas melakukan apa saja. Aku akan membantumu untuk hal itu.” “Dan biaya hidup semasa kuliah serta buku-buku—” Tania menyela dengan nada bos, tapi seketika berubah jadi tawa ringan, “Ah, sudahlah. Anggap saja ini investasiku pada pengaca

  • Tukang Pijat Super   Bab 401

    “Berhenti sebentar!” Suara Devina seketika membuat sang sopir menginjak rem secara mendadak. “Devina.. kenapa–”Ujar Juned lirih ketika Devina turun dari mobil lalu mendekati salah satu baris pusara.Juned dan Tania mencoba mengikuti langkah Devina dari belakang.Mereka melihat Devina berlutut di antara dua nisan, tangannya gemetar menyentuh batu marmer yang dingin. Air mata jatuh tanpa suara, menembus tanah kering di bawahnya. “Mereka... pergi seminggu setelah pernikahanku,” suaranya parau, hancur. Tania dan Juned berdiri beberapa langkah di belakangnya, terkunci dalam keheningan yang berat. “Ibu... meninggal karena kanker paru yang tak terobati,” Devina menghirup napas dalam, “Ayah... ayah gantung diri tiga hari kemudian di dapur rumah kami.” Angin sore berhembus, membawa daun kering mengitari mereka. “Surat terakhirnya... isinya hanya satu kalimat,” Devina memejamkan mata, “Maafkan Ayah, Devi.”Juned tidak tahan lagi, langkahnya mendekat, tapi Tania menghentikannya de

  • Tukang Pijat Super   Bab 400

    Pak Haryo tersedak, wajahnya berubah dari merah menjadi pucat pasi. “D-Devi... jangan—“ Tapi Devina sudah menengok ke Bu Ratna di telepon, kepalanya tegak: “Aku terima tawaran kalian. Tapi ada syaratnya—aku hanya wanita biasa, jangan libatkan aku dengan konflik kalian yang lebih besar.”“Baiklah.”Suara Bu Ratna terdengar singkat dan tegas sebelum telepon dimatikan. Devina menghela napas panjang, lalu dengan gerakan penuh wibawa, ia memunguti bajunya yang terserak di lantai. Satu per satu, ia mengenakan kembali pakaiannya.Tania tersenyum kecil, lalu berbalik menuju pintu, hak tingginya berdetak tegas di lantai. Juned masih diam sejenak, matanya menatap Haryo yang terpaku di sudut ruangan. “Semoga kau belajar sesuatu hari ini,” ucapnya dengan nada datar, sebelum mengikuti kedua perempuan itu. Pintu tertutup perlahan hanya menyisakan Pak Haryo yang terduduk lemas di lantai. Dengung suara alat bantu yang masih bergetar lemah di atas meja menjadi penanda kekalahan Pak Haryo

  • Tukang Pijat Super   Bab 399

    Layar ponsel menyala, memperlihatkan rekaman di kamar Bu Ratna yang remang-remang.Dalam video itu Pak Haryo tergeletak lemas di kasur, baju terbuka, dada masih berkeringat. Sementara Bu Ratna duduk di tepi kasur, wajahnya pucat tapi matanya tajam. Tiba-tiba terdengar jelas suara Pak Haryo yang mengigau. “Aku akan menghamili Ratna agar aku bisa menguasai perusahaannya. Setelah itu, Anton akan memberi bonus besar setelah aku hancurkan Cakra Buana dari dalam.”Ruangan itu mendadak senyap ketika rekaman itu berlangsung.“HAHAHAHA—!” Tawa Bu Ratna menggema keras dari speaker ponsel Tania, mengisi ruangan yang sempat hening. “Kau naif sekali, Haryo berkata kau mau menghamiliku?” suaranya penuh sarkasme, “Tapi... Selamat ya... karena aku memang hamil sekarang.” Pak Haryo tiba-tiba tersenyum lebar, matanya berbinar-binar. “Aku TAHU! AKU TAHU!” teriaknya dengan euforia, melompat kegirangan. “Akhirnya rencanaku berhasil! Kau hamil anakku, Ratna!” Ruangan kembali senyap sejen

  • Tukang Pijat Super   Bab 398

    Pak Haryo berdiri seperti patung, wajahnya yang tadi memerah kini pucat pasi. “A-Apa?” Devina mengangkat kepala dengan susah payah, matanya berkaca-kaca tapi penuh keyakinan. “Kau dengar aku,” desisnya dengan suara serak, “Aku tidak bisa lagi... hidup dengan lelaki yang bahkan tidak bisa memuaskan istrinya sendiri.”Pak Haryo menggeram seperti binatang terluka, tanpa peringatan ia melompat ke depan—tangan terkepal siap menghantam wajah Juned yang masih berada di atas istrinya. “KAU—!” Tapi Juned bereaksi dengan cepat. Dengan gerakan terlatih, ia menangkis serangan Pak Haryo sambil tetap mempertahankan posisinya di antara paha Devina. Satu tangan Juned dengan mudah menangkap pergelangan Pak Haryo, memelintirnya hingga pria itu meringis kesakitan. “Jangan jadi konyol, Pak Haryo,” Juned menggerutu dengan nada dingin, sambil menekan lebih kuat hingga Haryo terpaksa berlutut di lantai. “Kau pikir bisa mengalahkanku? Meski dalam keadaan seperti ini?” Devina terdiam, tubuhnya masih

  • Tukang Pijat Super   Bab 397

    “Deal,” ujar Tania pendek, tangan terulur untuk bersalaman profesional. “Tanpa syarat tambahan. Kau dapat akses penuh pada Juned, kapan saja, di mana saja.” Juned tersedak. “Tunggu, apa—” “Diam, Sayang,” Tania menepuk paha suaminya tanpa menoleh, fokus tetap pada Devina. “Tapi ingat—” Suaranya tiba-tiba dingin seperti baja. “Ini murni transaksi. Tidak ada cinta, tidak ada drama.”Devina mengangguk, genggaman tangannya mantap. “Aku hanya butuh tubuhnya, bukan hatinya.” Tiba-tiba, Tania menarik tangan Devina mendekat, memaksanya membungkuk hingga wajah mereka hanya terpisah beberapa inci. “Dan satu hal lagi,” bisik Tania dengan nada yang membuat bulu kuduk berdiri. “Kalau kau sampai jatuh cinta pada suamiku...” “Jangan khawatir,” Devina menyela, senyumnya getir. “Aku sudah belajar tidak pernah mencintai pria yang tidak bisa memuaskanku sepenuhnya.” Tiba-tiba, Tania meraih vibrator berbentuk lingga dari lantai, mengusapnya dengan handuk basah sebelum menyerahkannya ke Devina.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status