Short
Saat Aku Mati, Pacarku Sibuk Menolong Wanita Lain

Saat Aku Mati, Pacarku Sibuk Menolong Wanita Lain

By:  NirmalaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
9Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hujan deras datang tanpa henti, banjir mulai menggenangi parkiran bawah tanah, dan aku segera menghubungi pacarku. "Tolong aku … Wibi, aku terjebak di parkiran! Pintu darurat terkunci!” Suara Wibi di telepon terdengar kesal, "Yuni, cukup sudah! Kucing Maya naik ke pohon dan nggak bisa turun. Kami sedang sibuk sekarang!" Dia menutup telepon tanpa peduli permohonanku, membawa tim penyelamat terdekat untuk menyelamatkan seekor kucing, dan meninggalkanku tanpa jalan keluar.

View More

Chapter 1

Bab 1

Air di parkiran naik dengan cepat, pintu darurat terkunci, dan aku memanjat ke atas mobil. Baterai ponselku tinggal satu garis.

Setelah Wibi menutup telepon, ponselku mati total. Putus asa, aku berteriak sekuat tenaga, "Apa ada orang? Tolong aku!"

Aku melambaikan tangan ke arah kamera pengawas di atas, berharap seseorang memperhatikanku.

Namun, tidak ada yang menyadari keberadaanku.

Banjir perlahan menelan tubuhku, hingga akhirnya aku sepenuhnya tenggelam.

Rasa sesak dan sakit memenuhi dadaku. Aku melihat kalung di leherku, menariknya dengan sekuat tenaga, lalu semuanya menjadi gelap.

Ketika aku membuka mata lagi, aku melayang di atas langit-langit parkiran. Dari luar, terdengar suara orang memanggil, "Apa ada orang?"

"Nona Yuni!"

Manajer gedung datang bersama tim, berjalan menembus air dan lumpur. Saat mereka tiba di jalur darurat, mereka semua terdiam.

"Siapa yang mengunci pintu ini?"

"Nggak tahu, biasanya pintu ini selalu terbuka. Selain itu, ini bukan kunci kami!"

Dari atas, aku melihat wajah sang manajer berubah pucat. Perasaan dingin menyelimuti hatiku.

Ada yang ingin aku mati.

"Cepat cari korban!"

"Yuni!"

"Yuni!"

Mereka tahu aku terjebak di parkiran?

Rasa penasaran membuat jiwaku mengikuti mereka.

Aku tinggal di kompleks apartemen baru, dan pihak pengelola biasanya cukup bertanggung jawab.

Saat hujan deras, mereka sudah mengingatkan aku bahwa parkiran mulai tergenang air dan memintaku untuk memindahkan mobil.

Aku teringat kejadian tahun lalu, parkiran ini juga terendam dan banyak mobil yang rusak.

Mobil kecilku baru kubeli tahun ini. Begitu mendengar kabar itu, aku langsung turun. Namun, saat masuk, air sudah mencapai betisku.

Aku bergegas menuju mobil dengan niat memindahkannya, tetapi tiba-tiba ada aliran air besar yang masuk. Aku langsung berbalik dan berlari.

Sayangnya, pintu darurat tertutup oleh angin.

Aku tidak bisa membukanya, apa pun yang kulakukan.

Sekarang aku tahu, ternyata seseorang sengaja mengunci pintu itu. Siapa yang ingin aku mati?

Jiwaku melayang keluar, dan aku melihat bahwa di luar sudah banyak tim penyelamat.

Pakaian oranye mereka mencolok, dan aku mencari-cari Wibi di antara mereka.

Dia adalah ketua tim penyelamat kota ini dan kebetulan sedang patroli di dekat sini untuk berjaga-jaga.

Namun, hari ini, sialnya, dia pergi membawa seluruh timnya yang terdiri dari tujuh atau delapan orang.

Ambulans juga sudah datang. Begitu mendengar aku terjebak, mereka langsung memulai operasi penyelamatan.

Namun, parkiran bawah tanah itu sudah terendam lebih dari tiga meter. Manajer gedung dan timnya harus menggunakan perahu untuk masuk. Dasarnya dipenuhi lumpur; setiap langkah membuat kaki mereka terbenam.

Proses penyelamatan sangat sulit, dan tidak ada yang tahu di mana tubuhku berada.

Saat itu, Wibi baru tiba dengan tergesa-gesa, diikuti oleh Maya Sudiro di belakangnya.

"Wibi, apa dia akan baik-baik saja? Ini semua salahku, aku menghambat penyelamatan."

"Tenang saja, dia selalu merepotkan aku dengan hal kecil. Sudah ada peringatan untuk nggak keluar saat hujan deras. Dia nggak mungkin sebodoh itu keluar di waktu seperti ini!"

Wibi berkata tanpa berpikir, tetapi langsung disambut oleh atasannya, Kapten Cipto.

Melihat Wibi, wajah Kapten Cipto penuh amarah, "Tim kalian yang paling dekat, tapi kalian terlambat setengah jam. Ke mana saja kalian?"

"Kapten Cipto, ini semua salahku. Kucingku lari ke atas pohon, dan Wibi membantuku mencarinya."

Maya menjelaskan sambil memasang wajah bersalah.

Kapten Cipto makin murka, "Wibi! Kamu tahu nggak, ini soal nyawa! Apa pun alasannya, aku akan menjatuhkan sanksi padamu kali ini!"

Wajah Wibi berubah masam. Dia sama sekali tidak menyangka, di tengah cuaca seperti ini, seseorang bisa terjebak di parkiran bawah tanah.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-23 09:43:49
0
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status