Short
Cinta yang Telah Menjadi Masa Lalu

Cinta yang Telah Menjadi Masa Lalu

By:  HontaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Keributan pecah di rumah sakit. Keluarga pasien mengamuk, pisau terhunus dan diayunkan membabi buta. Refleks, aku mendorong suamiku, Elvano Wiratama, agar selamat. Namun, bukannya menghindar, dia justru menarik tanganku, menjadikanku tameng hidup demi melindungi adik juniornya. Pisau itu menembus perutku. Dan seketika… bayi kecilku yang baru saja terbentuk, hilang untuk selamanya. Saat para rekan dokter histeris berusaha membawaku ke ICU, suamiku malah menarik tubuhku jatuh dari brankar. Wajahnya dingin tanpa rasa iba. “Selamatkan dulu juniorku!” bentaknya bengis. “Kalau dia sampai celaka, kalian semua…akan kupecat!” Suasana membeku. Semua mata terbelalak, kaget sekaligus marah. “Elvano, kamu sudah gila! Lihat dia… dia cuma lecet sedikit, sementara istrimu… dia sekarat!” Aku menahan darah yang terus mengalir dari perutku. Aku mengangguk pasrah. “Nggak apa-apa… lakukan saja… begitu,” ucapku lirih, nafasku berat. Elvano, setelah utang ini terbayar, aku tak lagi berutang apa pun padamu.

View More

Chapter 1

Bab 1

Kesabaranku… hanya dibalas dengan ejekan dingin Elvano.

“Aruna, hentikan sandiwara menyedihkanmu itu! Luka kecil begitu bukan masalah besar, kamu sendiri tahu, ‘kan!”

Begitu kata-kata itu terucap, dia menarikku dengan kasar, lalu melemparkan tubuhku ke lantai, tanpa peduli pada belati yang masih menancap di perutku.

Rasa sobekan di perutku membuatku meraung kesakitan. Darah mengalir deras, meresap ke kain pakaianku, sekaligus merenggut paksa janin kecilku yang tak berdosa.

Sementara aku berlumuran darah, dia justru dengan lembut menggendong adik juniornya, Maira Safira, lalu meletakkannya di atas brankar.

“Maira, jangan takut. Ada aku di sini. Kamu pasti baik-baik saja.”

Padahal hanya ada goresan tipis di lengannya, tapi Maira menangis seolah dunia runtuh.

“Sakit banget, Kak Elvan. Kalau sampai kena saraf, terus aku nggak bisa lagi pegang pisau bedah… aku harus gimana?”

Elvano menatapnya penuh iba, suaranya lembut.

“Bodoh… jangan khawatir, aku sendiri yang akan merawatmu. Aku juga akan pastikan orang yang melukaimu mendekam di penjara!”

Wakil direktur rumah sakit yang berdiri di dekatnya tampak mengerutkan kening.

“Pak Direktur, istri Anda sedang hamil! Luka itu sangat dalam. Kalau nggak segera ditangani, nyawa istri dan anak Anda nggak akan tertolong!”

Namun, yang kudapat hanyalah tatapan jijik dari Elvano.

“Itu semua cuma sandiwara. Pasti dia menaruh kapas dan kantong darah di perutnya. Dia pasti sudah bersekongkol dengan perusuh itu untuk menipuku! Aku nggak akan tertipu!”

Dokter-dokter lain terdiam, tercengang sekaligus marah. Bagaimana mungkin kata-kata itu keluar dari mulut seorang direktur rumah sakit?

Dan lebih menyakitkan lagi… dia adalah suamiku, yang sudah tujuh tahun menikahiku.

Elvano mengejek dengan senyum sinis, lalu menendang perutku dengan keras dua kali.

“Kamu memang licik, Aruna! Sampai-sampai semua dokter di rumah sakit ini membelamu. Wanita kampung sepertimu memang berhati busuk! Demi merebut perhatian, kamu sampai melakukan hal sekotor ini. Seharusnya dulu aku nggak perlu menuruti nenek untuk menikahimu!”

Mendengar semua itu, aku tanpa sadar menoleh ke Maira yang terbaring di brankar. Tak salah lagi, matanya memancarkan kilasan kepuasan.

Aku masih ingat jelas… saat pisau tajam itu mengarah padaku, dia berbisik lirih, “Aruna, mau taruhan? Di hati Kak Elvan cuma ada aku. Meski kamu mati di depannya, dia nggak akan goyah sedikit pun.”

Dan nyatanya, Elvano benar-benar mempercayai tipu daya Maira.

Wakil direktur sudah tak tahan lagi, kembali ingin membelaku. Tapi aku menggeleng lemah, menghentikannya.

“Sudahlah… selamatkan dia saja.”

Aku menopang perutku yang sakit luar biasa, berusaha bangkit dan meninggalkan ruangan. Namun, begitu mengangkat kaki, rasa sakit menghantam hingga aku terjatuh berlutut lagi. Aku menggigit bibir menahan derita, perlahan-lahan merangkak keluar ICU, langkah demi langkah, meninggalkan jejak darah panjang di lantai.

Dari belakang, suara dingin Elvano terdengar menusuk telinga.

“Berhenti berakting, Aruna! Pulang sana, ganti pakaianmu, lalu kembali ke sini untuk meminta maaf pada Maira. Dia terluka karena ulahmu!”

Dulu, setiap kali dia salah paham dan lebih percaya pada Maira, aku pasti mati-matian membela diri.

Tapi kali ini… tidak lagi.

Di ambang pintu, tubuhku nyaris tak kuat menopang. Aku sempat menoleh sekali… yang kulihat hanyalah tangan Elvano dan Maira yang saling menggenggam erat.

Dengan tangan gemetar, aku melepas cincin kawin dari jariku, lalu melemparkannya ke dalam tong sampah.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status