Share

Bab 2

Penulis: Evi
Saat Katie kembali membuka matanya, langit di luar sudah gelap. Melihat ruangan rumah sakit yang kosong dan sunyi, seulas senyuman sinis perlahan muncul di sudut bibirnya.

Tak lama kemudian, seorang perawat masuk sambil membawa hasil pemeriksaan. Dia menjelaskan kondisi Katie secara singkat, lalu memberi tahu bahwa besok dia bisa keluar rumah sakit setelah menyelesaikan pembayaran.

Katie memandangi hasil pemeriksaan itu tanpa ekspresi. Di sebelahnya, ponsel terus bergetar tanpa henti. Ada pesan dari Nayo. Dia mengirimkan belasan pesan dan foto untuk pamer.

Markos menggendongnya pulang. Fadil mengenakan celemek dan memasakkan makanan untuknya. Kedua pria itu mengelilinginya dengan tatapan penuh kasih, sementara di kaki Nayo terlihat tumpukan hadiah mewah.

[ Kak, Kak Fadil dan Markos benar-benar memanjakanku .... Aku merasa jadi gadis paling bahagia di seluruh dunia! ]

Begitu isi pesannya, diikuti deretan emoji senyum dan hati.

Katie hanya melihat sekilas, lalu tidak membalas satu pun pesan.

Setelah beristirahat semalam, keesokan harinya dia mengurus administrasi dan keluar dari rumah sakit. Katie akhirnya pulang ke rumah. Begitu membuka pintu, pemandangan yang menyambutnya seperti pisau yang langsung dihunuskan ke jantungnya.

Di ruang tamu, Nayo duduk nyaman di tengah-tengah. Fadil dan Markos duduk di sisi kanan dan kirinya sambil menonton film bersama. Fadil menyuapkan buah ke mulut Nayo dan Markos menyerahkan minuman padanya.

Bekas darah yang dulu menggenang di lantai sudah bersih tak bersisa. Seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Tak seorang pun peduli.

Katie mengalihkan pandangan tanpa mengatakan apa pun. Dia langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Di sana, dia mengambil sebuah kotak karton besar, lalu mulai mengisi kotak itu dengan berbagai benda. Semua kenangan masa kecil, hadiah, foto, surat, semuanya dia lempar ke dalam kotak.

Setelah kotak penuh, dia mengangkatnya dan turun ke bawah.

Tak lama kemudian, nyala api besar membubung di halaman rumah. Situasi ini menarik perhatian Fadil dan Markos. Mereka langsung bangkit karena merasa ada yang aneh. Begitu keluar rumah, pemandangan itu membuat keduanya terdiam.

Katie berdiri di depan tungku besar yang menyala sambil melemparkan benda-benda dari kotak ke dalam api satu per satu. Hati kedua pria itu tiba-tiba terasa berat.

"Katie! Kamu lagi apa?"

Katie tidak menjawab. Dia mengambil sebuah benda dari dalam kotak. Sebuah kerudung tipis seperti hiasan pengantin, lalu memandang ke arah Markos.

"Markos, ini adalah kerudung yang kamu berikan padaku waktu kita masih tujuh tahun. Waktu itu kita main rumah-rumahan dan kamu bersikeras bilang aku cuma boleh jadi pengantinmu. Lalu kamu berikan ini padaku .... Kamu bilang, ini adalah kerudung yang akan kupakai di pernikahan kita nanti."

Setelah berkata begitu, tanpa ragu sedikit pun, Katie melemparkan kerudung itu ke dalam api.

Detik berikutnya, di tengah tatapan terkejut dari semua orang, dia kembali merogoh kotaknya dan mengambil sebuah jimat keberuntungan.

"Kak, ini kamu berikan padaku saat usiamu 15 tahun. Waktu itu aku sering sakit-sakitan dan demam tinggi terus menerus. Kamu begitu cemas, sampai dengar kabar kalau berdoa di Gunung Amnan paling manjur untuk kesehatan. Kamu mendaki ribuan anak tangga, menundukkan badan di setiap langkah, dan memohon agar aku sehat."

Tanpa jeda, Katie kembali melempar jimat itu ke dalam api.

Selanjutnya, sepucuk surat cinta dari Markos. Isinya adalah pengakuan perasaan pertamanya pada Katie. Lalu, sepasang sepatu kaca yang diberikan Fadil. Dan kemudian, gaun putri berenda putih yang dulu diberikan oleh Markos.

Satu per satu, semua kenangan masa kecil dan simbol cinta serta kasih sayang, semuanya dia lemparkan ke dalam kobaran api yang menari-nari dengan buas. Bahkan foto-foto dari kecil hingga dewasa pun tak luput dari amukan api.

Melihat semua itu dibakar habis, Markos akhirnya tak bisa menahan diri. Dia melangkah maju dan mencengkeram lengan Katie.

"Katie! Aku tahu kamu masih marah soal kemarin. Tapi Nayo itu anak angkat, dia memang nggak merasa aman. Sebentar lagi dia bahkan akan menggantikanmu menikah ke Keluarga Hardaya. Hari-harinya yang bahagia sudah hampir habis, kamu memang berutang padanya! Apa kamu harus bersikeras melawannya juga?"

Fadil juga menatapnya dengan ekspresi kecewa, suaranya mulai terdengar keras.

"Katie, kamu cuma luka di kepala, itu pun sudah diobati. Tapi Nayo? Dia akan kehilangan kebahagiaannya seumur hidup! Sepertinya Nayo memang benar .... Kamu ini terlalu dimanja, bahkan nggak bisa dibandingkan dengan kedewasaannya sedikit pun!"

Katie hanya menggeleng pelan. "Nggak ... kalian yang salah."

Yang akan menikah ke Keluarga Hardaya ... adalah dia, bukan Nayo!

Namun, Katie tak menjelaskan apa-apa lagi. Sambil menatap abu yang tertinggal dari api yang mulai padam, dia hanya diam, lalu berbalik masuk ke kamarnya.

Tanpa memberikan penjelasan apa pun.

Keesokan paginya, saat Katie hendak keluar rumah, matanya melihat tumpukan besar kotak hadiah di depan pintu. Dia tahu, semua itu dari Markos dan Fadil.

Dulu, setiap kali kedua pria itu membuatnya kesal, mereka tidak pernah membiarkannya merasa sedih hingga hari berikutnya.

Fadil bahkan sering berdiri dengan mata memerah di depan pintunya dan menunggu seharian penuh sambil berkata, "Dik, kalau kamu nggak mau maafin Kakak .... Kakak nggak akan pergi dari sini."

Dulu, Markos akan muncul sambil membawa setumpuk hadiah di pelukannya dan menatap Katie dengan tatapan memelas. "Katie, kalau kamu masih marah, kamu boleh pukul aku, marahi aku ... asal jangan sampai kamu sendiri yang terluka karena menahan emosi."

Namun sekarang, tak satu pun dari mereka muncul. Hanya ada tumpukan benda mati yang dingin dan tak berarti. Akan tetapi, Katie tidak lagi peduli.

Dia hanya tersenyum sinis pada dirinya sendiri, lalu mengangkat semua hadiah itu dan membuangnya ke tempat sampah tanpa ragu.

Kebetulan, saat itu Nayo baru bangun dan turun dari lantai atas. Melihat adegan itu, dia pura-pura terkejut lalu menutup mulut dengan dramatis. "Aduh, kok dibuang semua sih? Kakak, kamu nggak suka ya sama hadiah-hadiah itu?"

"Aku 'kan sudah bilang ke Kak Fadil dan Markos, kamu itu terbiasa dimanja sejak kecil, mana mungkin tertarik sama hadiah-hadiah biasa begini. Aku sempat nyaranin mereka kasih kamu koleksi barang-barang asli yang aku punya, tapi mereka malah memaksaku mengambil semuanya."

"Aku ini cuma anak angkat yang nggak punya siapa-siapa .... Kamu yang seharusnya tuan putri di keluarga ini. Tapi lihat, mereka malah lebih sayang aku ...."

Katie hanya tersenyum tipis, sudut bibirnya terangkat tanpa emosi. "Kalau begitu, selamat ya. Mulai sekarang ... rumah ini sepenuhnya milikmu."

Setelah berkata demikian, tanpa memedulikan ekspresi terkejut yang perlahan berubah jadi bingung di wajah Nayo, Katie berbalik dan pergi begitu saja.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 26

    Hari saat Nayo dinyatakan bersalah oleh pengadilan, salju pertama pun turun di Vermont.Katie yang sejak kecil tumbuh di daerah selatan, sangat jarang melihat salju setebal itu kecuali saat berwisata. Oleh karena itu, dia sangat bersemangat hari itu. Dia menarik Flora bermain perang salju di taman, membuat si gadis kecil cemberut dan mulai melempar protes pada Hafiz yang hanya menonton dari samping."Kalau dekat sama orang baik, ikut jadi baik. Dekat sama orang jahat, ya ikut jahat! Kak Katie jadi berubah karena kelamaan sama kamu, makanya sekarang nggak mau ngalah lagi sama aku sebagai adiknya! Semua salah Kak Hafiz!"Si gadis kecil menggenggam bola salju dan melemparkannya ke tubuh Hafiz. Tadinya Hafiz ingin menghindar, tapi melihat Katie tertawa sampai nyaris tidak bisa berdiri, dia pun membiarkan dirinya jadi sasaran.Begitu Flora puas dan lari masuk ke dalam rumah, Hafiz berjalan mendekati istrinya dengan wajah pasrah. Kemudian, dia menggenggam tangan Katie yang memerah karena ked

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 25

    Kabar tentang putusnya hubungan antara Keluarga Hardaya dan Keluarga Tandean segera menggemparkan seluruh kalangan. Apalagi belum lama ini, kedua keluarga baru saja menjalin pernikahan aliansi.Semua orang mulai bertanya-tanya, sebenarnya kejadian sebesar apa yang bisa membuat Hafiz yang baru saja sadar dari koma, begitu murka dan langsung mengambil tindakan setegas itu.Entah dari mana asalnya, beredar desas-desus bahwa Keluarga Tandean telah memperlakukan Katie dengan semena-mena demi memanjakan anak angkat mereka. Konon, Hafiz yang begitu protektif terhadap istrinya pun marah besar dan memutus semua hubungan dengan keluarga mertuanya.Diskriminasi terhadap anak perempuan bukan hal asing di kalangan elite. Namun, memperlakukan anak kandung lebih buruk daripada anak angkat adalah hal yang baru pertama kali didengar semua orang. Maka tak butuh waktu lama, isu ini pun menyebar dengan cepat.Insiden yang ikut mencuat ke permukaan adalah kejadian heboh di pesta ulang tahun beberapa bulan

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 24

    Kali ini, sebelum Katie sempat menyelesaikan kalimatnya, Hafiz sudah lebih dulu memotongnya."Katie, sekarang kamu adalah istriku. Masalahmu adalah masalahku juga dan juga masalah semua Keluarga Hardaya. Nenek hanya sedang membela keluarga kita. Kamu nggak perlu minta maaf.""Soal memutus hubungan dengan Keluarga Tandean, itu adalah keputusan yang sudah dibicarakan oleh Ayah dan Nenek semalam. Kerja sama itu memang sejak awal bergantung pada hubungan pernikahan.""Kalau mereka sendiri nggak bisa memperlakukan putri kandung mereka dengan baik, di dunia bisnis mereka juga nggak mungkin bisa dipercaya. Mengakhiri kerja sama lebih awal hanyalah bentuk pencegahan risiko. Jangan menanggung semua kesalahan sendiri, ya?"Setelah mendengar penjelasan itu, hati Katie perlahan terasa lebih lega. Dia pun berhenti menangis. Hafiz mengeluarkan tisu dan menghapus air mata di wajahnya dengan sangat lembut.Melihat tatapan penuh kepedulian di mata Hafiz, hati Katie menjadi sedikit luluh. Dia tidak bisa

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 23

    Setelah melihat langsung sikap asli Keluarga Tandean, Hafiz akhirnya benar-benar mengerti seperti apa penderitaan yang pernah dilalui Katie. Dia menggenggam tangan Katie erat-erat dan menariknya ke belakang untuk melindunginya.Sambil menatap pandangan Keluarga Tandean yang penuh amarah, dia berkata dengan nada dingin, "Katie sekarang sudah menjadi menantu keluarga kami. Mulai hari ini, dia nggak ada hubungan apa pun lagi dengan Keluarga Tandean."Melihat kedekatan keduanya, Keluarga Tandean langsung tahu bahwa laki-laki itu pasti adalah Hafiz.Dimaki di depan umum oleh generasi yang lebih muda, Alzham dan Senia jelas merasa kesal. Namun karena Miyano berada di sana, mereka terpaksa menurunkan ego sebagai orang tua dan mencoba bicara secara rasional."Meski sudah berganti nama belakang, darah yang mengalir di tubuhnya tetap darah Keluarga Tandean! Kami punya hak untuk menegur dan mendidiknya!"Tatapan Hafiz langsung menggelap. Dia hendak membalas, tetapi Katie menahan tangannya dan men

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 22

    Setelah bekerja keras selama lebih dari setengah bulan, pernikahan akhirnya terlaksana dengan lancar. Beban terbesar di hati Miyano pun akhirnya terangkat.Dalam perjalanan pulang, dia tengah memejamkan mata untuk beristirahat. Namun, tiba-tiba terdengar keributan yang membuatnya tersentak. Dia mengerutkan kening dan menoleh ke luar jendela. Tepat saat itu, sang kepala pelayan datang melapor dan menjelaskan kronologi kejadian secara lengkap."Nyonyah, setengah jam yang lalu ada sekelompok orang datang ke luar vila. Katanya mereka dari Keluarga Tandean dan ngotot ingin bertemu dengan Anda."Keluarga Tandean?Begitu mendengar nama itu, Miyano langsung teringat pada hal-hal yang pernah diceritakan Hafiz. Wajah yang tadinya penuh kebahagiaan langsung menggelap.Dari kursi belakang, Jericho dan Giana juga menunjukkan ekspresi tidak senang dan ikut turun dari mobil mendampingi Miyano.Dari kejauhan, Alzham dan Senia melihat kembali sosok kerabat yang sudah bertahun-tahun tak mereka jumpai. A

  • Tumbal Keluarga, Menikahi Pria Koma   Bab 21

    Tepat pukul dua belas siang, pernikahan yang tidak diumumkan ke publik ini pun resmi dimulai. Meskipun para wartawan dilarang mengambil foto, sejak pagi beberapa media sudah menerima bocoran. Mereka memotret dari luar hotel dan langsung memuat beritanya.[ Hafiz pulih dari koma, hari ini resmi menikah dengan putri Grup Prosper. ]Fadil yang berada jauh di Kota Modu baru saja bangun ketika melihat berita itu masuk daftar trending. Seketika, dia terpaku.Hafiz sudah sadar? Lalu kenapa Katie tidak memberi tahu mereka?Alzham dan Senia bilang pernikahan mereka seharusnya diadakan dua minggu lagi. Kenapa sekarang sudah muncul berita? Kalau memang benar menikah hari ini, kenapa tidak mengundang keluarga dari pihak perempuan untuk hadir?Dengan berbagai pertanyaan menggantung, Fadil mencoba menghubungi Katie untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun saat dia menelepon, barulah dia sadar bahwa dirinya sudah diblokir.Fadil terkejut, sekaligus marah. Namun, Katie berada di tempat ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status