Home / Romansa / Two Sides Of KIRANA / Bab 4 – Lembur dan Penilaian Baru

Share

Bab 4 – Lembur dan Penilaian Baru

Author: Agnes
last update Huling Na-update: 2025-04-14 12:42:21

Jam sudah menunjukkan pukul 20:35. Kantor mulai sepi. Beberapa lampu lantai bawah sudah dimatikan. Tapi di lantai delapan, ruang kerja divisi strategi masih terang. Hanya dua orang yang tersisa.

Kirana dan Ares.

Ares sedang duduk di depan dua layar monitor, men-scroll data panjang berisi perilaku pengguna aplikasi e-commerce milik perusahaan. Matanya fokus, tangan kirinya sesekali mencatat di iPad kecil yang selalu dia bawa.

Kirana berdiri di sebelahnya sambil memegang mug kopi kedua malam itu.

“Segmen 25–34 paling aktif buka aplikasi jam 9–11 malam. Tapi yang klik konten edukasi justru usia 30 ke atas. Kamu lihat juga?” tanya Kirana.

Ares mengangguk. “Iya. Gue juga nemu anomali di sini,” ujarnya sambil menunjuk grafik. “Konten video pendek durasinya paling sering di-skip setelah 15 detik. Tapi yang bentuk artikel dibaca sampai habis, malah lebih disukai.”

Kirana menaikkan alis. “Berarti orang-orang ini bukan cari hiburan. Mereka beneran mau belajar.”

Ares melirik Kirana. “Mungkin mereka mirip lo.”

Kirana menatap. “Maksudnya?”

Ares nyengir. “Keliatannya cuek, tapi sebenernya haus ilmu.”

Kirana mendesis pelan. “Jangan sok kenal.”

Ares tertawa pendek. “Baru satu hari kerja, tapi udah bisa tebak vibe lo, Boss.”

Kirana meletakkan kopinya di meja dan bersandar di pinggiran meja Ares. “Kamu tahu banyak, tapi belum tentu bisa kerja cepat.”

Ares menatap layar, lalu memutar laptopnya sedikit ke arah Kirana.

“Gue udah bikin chart ini. Breakdown user behavior by device, waktu, jenis konten, dan durasi konsumsi. Gue lagi mau cross-compare sama funnel user journey di halaman utama aplikasi.”

Kirana menatap layar itu, matanya membulat sedikit. Analisisnya rapi. Segmentasinya tepat. Bahkan dia belum minta data ini.

“Ini lo bikin barusan?”

“Gue suka main data, Kir. Eh—Bu Kirana,” ujarnya cepat sambil nyengir, sadar keceplosan.

Kirana pura-pura tidak dengar. Tapi dalam hati, dia harus mengakui: ini di luar ekspektasi.

Dia pikir Ares cuma titipan. Anak bos yang ditaruh biar ‘ada kerjaan’. Tapi cowok ini… tajam. Pinter. Dan tahu main strategi.

“Besok kamu ikut aku presentasi ke Divisi Produk,” kata Kirana akhirnya.

Ares menoleh cepat. “Serius? Hari kedua kerja langsung diajak presentasi?”

“Kalau kamu bisa handle materi ini dan jawab pertanyaan mereka dengan tenang, saya bisa percaya kamu.”

Ares tersenyum lebar. “Challenge accepted.”

Mereka kembali fokus ke layar masing-masing. Beberapa detik berjalan dalam keheningan, sampai Kirana melirik jam tangan.

“Udah jam sembilan. Kamu nggak mau pulang?”

Ares mengangkat bahu. “Gue anak malam. Jam segini baru pemanasan.”

Kirana mengerutkan kening. “Kamu anak dugem, ya?”

Ares meliriknya. “Kenapa? Keliatan banget?”

Kirana diam. Lalu berkata, “Selama kamu bisa kerja kayak gini tiap hari, saya nggak peduli kamu ngedance di atas bar sekalipun.”

Ares tertawa. “Lo keren juga, Kir.”

“Stop manggil saya kir.”

“Oke, Bu Manager Kirana yang galak tapi jago kerja,” ucapnya sambil memberi hormat pura-pura.

Kirana memutar bola matanya.

Dan malam itu, meski mereka tak saling bicara selama beberapa menit, ada sesuatu yang berubah. Untuk pertama kalinya… Kirana merasa punya partner kerja yang benar-benar bisa diandalkan.

Dan Ares?

Dia merasa... penasaran. Bukan cuma soal kerjaan. Tapi soal perempuan bernama Kirana Larasati—yang hatinya terasa jauh lebih rumit dari data yang sedang ia analisa. 

Ini tidak seperti dirinya, masa membuat senyum kecil saja sesulit itu. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 51 – Seperti Biasa, Tapi Tidak Biasa

    Senin, 08.48 – Ruang Divisi Strategy, Mahendra GroupSuasana di ruang kerja pagi ini tenang. Beberapa orang sudah membuka laptop, menyeduh kopi, atau diskusi pelan. Kirana masuk seperti biasa: rambut diikat rapi, blouse putih dan celana hitam dengan potongan tegas, langkah mantap tanpa basa-basi.Ares sudah datang lebih dulu. Dia berdiri ke depan meja Kirana, membawa dua gelas kopi dari kafe langganan kantor.“Good morning, Boss.” ucap Ares santai seperti biasa “Pagi. Udah segar?” jawab Kirana, sekilas menatap Ares.“Segar... tapi agak kurang tidur.” “Salah siapa?” “Mungkin... yang ngajak joget semalam.” “Gue gak ngajak,” Kirana angkat alis. “Tapi juga gak nolak.” jawab Ares dengan nada sedikit becandaKirana hanya tersenyum kecil lalu duduk. Membuka laptopnya tanpa menanggapi lebih jauh. Percakapan selesai di situ. Bukan karena canggung. Tapi karena Kirana tahu persis batasan antara dunia malam dan dunia kerja. Dan sekarang Kirana di setting dalam keadaan kerja. Dan Ares...

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 50 – Hening yang Berisik

    Minggu, 08.30 – Apartemen KiranaSinar matahari masuk dari celah gorden yang setengah terbuka. Kirana menggeliat di atas kasur, lalu duduk. Rambutnya acak-acakan, mata masih sedikit berat. Tapi tubuhnya terasa tenang.Dia berjalan ke dapur, membuat kopi dengan langkah lambat. Menyalakan musik instrumental seperti biasa. Minggu adalah hari di mana dunia tidak boleh ribut. Termasuk isi kepalanya sendiri.Semalam... bukan pertama kalinya dia berdansa dengan seseorang. Tapi memang jarang ada yang membuatnya diam lebih lama dari dua lagu.Ares...Dia menghela napas, tapi tidak sambil memikirkan terlalu dalam. Ada sebersit rasa penasaran, iya. Tapi tidak cukup kuat untuk membuatnya menunggu kabar. Tidak cukup dalam untuk membuatnya berharap apapun.“Mungkin cuma karena dia tahu mainnya. Cuma itu.”Setelah menyeruput kopi, Kirana mengambil matras yoga. Dia memilih untuk kembali ke zen zone-nya. Fokus pada dirinya sendiri. Seperti biasa. Seperti semua Minggu sebelumnya.Minggu, 10.12 – Apartem

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 49 – Retakan Kecil di Malam Panjang

    Sabtu, 23.47 – Velvet GigsKirana belum kembali ke mejanya. Dia dan Ares masih berada di area dansa, tapi sudah bergeser ke sisi yang lebih tenang, agak dekat dinding dengan lampu lebih redup. Musik tetap kencang, tapi entah bagaimana... ruang itu terasa berbeda.Mereka sudah tidak banyak bicara sejak lagu ketiga. Tapi bahasa tubuh mereka bicara banyak. Jarak yang tadinya dijaga kini hanya setipis udara. Setiap gerak tubuh serasa mengikuti ritme yang sama, seperti dua orang yang sudah biasa berdansa bersama—padahal belum lama saling bersentuhan dunia.Walaupun perhatian mereka tertuju satu sama lain, namun pesona Kirana memang cukup menganggu sekitar jika hanya di diamkan saja. Sejak tadi Ares melihat lebih dari satu pria, sekitar 4 pria yang memang sengaja mendekat dengan gesture mengoda atau pun sengaja menyenggol.Baru kali ini Ares merasa tidak dilihat dan itu membuat dia cukup geram, apakah orang orang tidak tahu jika Kirana menari dengannya kenapa masih saja mengambil kesempatan

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 48 – Bukan Lagi Pengamatan

    Sabtu, 22.10 – Velvet GigsLampu neon ungu dan merah muda menyapu ruangan yang mulai padat. Musik sudah mengguncang lantai, dan DJ malam ini memainkan set yang familiar. Nada-nada elektronik bercampur groove yang menyenangkan membuat atmosfer cepat panas.Ares masuk dari sisi bar. Hoodie gelap dan celana jeans slim fit membuatnya nyaris tidak mencolok. Tapi niatnya malam ini jelas—dia bukan ke sini untuk menikmati musik.Dia menelusuri kerumunan. Matanya menyapu cepat. Dan… ada dia. Kirana.Berdiri tak jauh dari sisi panggung, bersama dua temannya. Dress putih halus dengan sepatu platform membuatnya terlihat lebih ringan, lebih berpendar di tengah ruangan penuh bayangan.Kirana tidak melihat Ares. Dia sedang tertawa—entah karena apa, tapi wajahnya terlihat lega. Malam ini Kirana ada di elemennya. Tapi Ares tahu, dia tak akan sekadar mengamati dari kejauhan seperti malam-malam sebelumnya.Dia bergerak pelan ke arah bar. Tidak memesan apa-apa—dia hanya menunggu. Menunggu saat Kirana dan

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 47 – Sabtu yang Terasa Panjang

    Sabtu, 13.05 – Apartemen Ares Lagu jazz mengalun pelan dari speaker di sudut ruang. Ares duduk di balkon apartemennya, kaos putih dan celana training, laptop terbuka tapi tidak disentuh. Kopi dingin di tangan kiri, sedangkan di pikirannya—ada potongan gerakan dari semalam. Tatapan Kirana. Cara dia bicara dengan tenang saat di bar. Dan jawaban terakhirnya... “Karena lo gak perlu gue hindari.” Kalimat itu berulang-ulang di kepala Ares. Mungkin bisa dimaknai biasa saja. Tapi Ares tahu... itu adalah pintu. “Dia ngasih celah. Sedikit. Tapi jelas.Dia mau tau pilihan gue dari statement yang dia keluarkan. Menarik ” Ares laki laki normal dia tidak mungkin bisa baik baik saja setelah semua gerakan yang dia lihat dari Kirana. Bukan gerakan mengoda tapi jelas memperlihatkan keahlian lain Kirana selain bekerja. Definisi perempuan yang tidak pernah Ares temukan selama ini, handal bekerja atau pun handal menikmati dunia. Kebanyakan perempuan yang Ares kenal akan menjujung tinggi pergaulanny

  • Two Sides Of KIRANA   Bab 46 (lanjutan) – Yang Tak Dihindari

    23.25 – Area BarAres memperhatikan Kirana berjalan perlahan ke bar. Langkahnya tenang, tapi teratur. Dress hitam itu memantulkan sedikit cahaya dari lampu langit-langit, membuat siluet tubuhnya terlihat begitu... tak terbantah.Biasanya, Ares akan melihat Kirana dengan beberapa perempuan lain—kadang tertawa, kadang ngobrol sambil main HP. Tapi malam ini, tidak satu pun dari wajah yang dikenalnya tampak. Sejak tadi Ares memperhatikan dia pikir Kirana datang lebih dulu dari pada teman - temannya yang lain. Namun sudah hampir tengah malam dia tetap sendirian. “Dia datang sendiri?” batin AresAres sempat berdiri dari sofa bar, tapi belum melangkah. Masih memastikan. Matanya masih fokus mengamati dari kejauhan. Tangannya menggenggam gelas berembunnya, tapi tak lagi meminum isinya. Matanya masih ke arah yang sama. Kirana. Beberapa detik kemudian, seorang pria dengan jas tipis mulai mendekati Kirana. Gaya jalannya terlalu percaya diri, dan senyumnya menyiratkan niat lebih dari sekadar bas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status