Share

06 - Kekesalan Sarla

Author: Di_evil
last update Last Updated: 2021-04-29 22:08:10

Menyerah dengan mudah bukanlah sesuatu yang akan dilakukan. Ia pun bertekad untuk  terus menunjukkan perlawanan.

Tidak ada yang menolong menyelamatkan dirinya. Ia tengah sendiri di rumah Wilzton. Tak akan diraih bantuan dari siapa pun. Hanya ia seorang yang mampu melakukannya.

"Bisakah kau berhenti bergerak? Kau pikir jika badanmu tidak berat, Miss Sarla?"

"Aku tidak peduli!" Sarla berseru dengan kencang. Amarahnya semakin meningkat.

Kedua telinga pun tambah memanas karena ejekan dilontarkan oleh Wilzton Davis. Ia tak senang dikomentari tentang bobot dari tubuhnya. 

Hal yang baginya sensitif. Tidak akan suka diejek gemuk. Sebab, selama ini sudah dilakukan berbagai macam program menjaga beratnya. Tak bisa diterimanya.

"Lepaskan aku sekarang! Jangan kau pernah berpikir kau akan bisa memaksaku unt--"

Sarla harus menghentikan perkataan akibat dilanda kekagetan besar dirinya dihempas ke kasur Wilzton yang empuk. Ia pun berada dalam posisi berbaring. Sedangkan, pria itu beranjak ke atasnya secara cepat. 

Sarla merasa semakin terancam, segera coba untuk bangun. Namun, gagal dilakukannya akibat tubuh didorong kembali. 

Bahkan, dua tangan sudah ditekankan dengan kuat oleh pria itu ke kasur. Meski, tak menimbulkan rasa sakit. Tetap saja, harus tetap melawan.

"Mau apa kau, hah? Sudah aku bilang tidak akan mau bercinta denganmu!"

"Kau jangan berani memaksaku! Kau akan kuberi pel--"

"Hahaha. Kau kira aku begitu sangat ingin mencicipi tubuhmu?"

"Kau begitu percaya diri ternyata, Miss Sarla. Tapi, aku tidak akan menampik jika kau membuat diriku menjadi semakin tertarik kepadamu. Aku serius."

Sarla menajamkan tatapan. Namun, ia tidak melontarkan balasan apa pun atas ucapan Wilzton yang bernada godaan kental. 

Belum lagi sorot mata nakal ditunjukkan pria itu ke dirinya terang-terangan. Membuat rasa jijik dan muak semakin bertambah. 

Andai saja ia tak dibuat kesal, maka kemungkinan untuk memberikan sedikit kekagumannya akan paras pria itu bisa dilakukan. 

Dirinya wanita normal. Ketampanan lawan jenis pun dapat diidentifikasikannya masih dengan baik.

"Kenapa kau bengong, Miss Sarla? Wah, kau apakah sedang memikirkan kita berdua bercinta panas?"

"Aku menghujam milikmu yang basah dengan keras. Begitu yang kau fantasikan di dalam kepalamu sekarang?"

Sarla memelototkan mata seraya pandangan yang dipalingkan dari Wilzton, sebab pria itu kian mendekatkan wajah hingga napas berembus di lehernya. 

Namun, tidak akan lama. Ia pun kembali memandang Wilzton. Justru semakin tajam menatapnya. Hendak ditunjukkan bahwa ia tak merasa gentar.

Lalu, keterkejutan melanda karena pria itu menempatkan tangan kanan di keningnya. Kehangatan yang nyata akan rasa telapak Wilzton menjalar ke bagian tubuh lainnya. Menimbulkan sensasi aneh juga baginya.

"Kau melakukan apa? Jauhkan tanga--"

"Ternyata aku salah sangka. Aku kira wajah kau pucat karena sedang demam. Tapi, kau tidak panas. Aku bisa bernapas lega."

Sarla menaikkan salah satu alis. Sebab, tak paham akan kalimat-kalimat Wilzton. Tidak bisa dipahami dengan benar. "Apa yang ka--"

Tidak dapat dilanjutkan ucapan untuk yang sekian kali akibat tubuhnya sudah diangkat oleh Wilzton. 

Tentu perlawanan langsung saja dilakukan. Namun, tetap tak berhasil. Ia kalah. Tenaganya lebih kecil dari Wilzton.

"Lepaskan aku, Bajingan! Kau akan memaksaku untuk memuaskan rasa penasaranmu akan diriku."

"Kau tidak akan pernah mendapatkan apa yan--"

Sarla kembali harus memotong ucapannya karena terkaget dengan aksi Wilzton yang tiba-tiba menurunkannya di depan ruangan tidur pria itu. 

Sarla benar-benar tidak menyangka. Meski demikian, kelegaan semakin besar menaungi. Wilzton pun tak seburuk yang dipikirkannya. 

Bukan berarti juga kesiagaan diturunkan. Harus tetap dilakukan mengingat hubungan yang terjadi di antara mereka masih memanas. 

Tidak akan luluh hanya sedikit sikap Wilzton bersahabat kepadanya. Bisa saja kelicikan pria itu akan bertambah nantinya.

"Aku akan membuat semua aturan perjanjian. Kau hanya tinggal menerima. Tidak ada protes darimu."

"Tentu, semua akan lebih menguntungkanku. Kau tidak boleh protes. Aku pastikan kau tidak terlalu rugi."

Wilzton menyeringai. "Aku yakin kau tidak akan mengalami hal-hal buruk juga. Tapi, kenikmatan dan kepuasan sebagai wanita."

"Tidak mungkin kau tidak paham dengan apa yang aku maksudkan, Miss Sarla."

"Kau pasti sering mendapatkan dari pria yang kau ajak tidur bersama. Aku tidak kalah hebat."

Sarla membelalak. "Kau akan memutuskan sendiri? Apa kau juga akan menaruh syarat aku harus mau bercinta denganmu? Sungguh, liciknya kau!"

Sarla jelas tambah muak melihat bagaimana seringaian di wajah Wilzton. Ingin sekali ia menggoreskan cakaran-cakaran dengan kuku panjang yang dimiliki. Namun, baru sebatas keinginan terpendamnya saja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   25 - Godaan Saudara Wilzton

    "Aku kira kau akan menginap di sana."Sarla langsung berhenti mengunyah kentang di dalam mulut. Hanya sesaat, ketika menggelengkan kepala guna menjawab pertanyaan kakaknya.Sarla pun kembali memasukkan sepotong tomat, tentu selepas menelan kentang. Diperhatikan lekat sosok Christoper. Senyum kakaknya tampak aneh."Apa yang kau pikirkan?" Sarla bertanya curiga."Tentang kemalanganmu, Adikku. Kau pasti merasa kecewa karena tidak bisa bercinta dengan Wilzton."Sarla langsung mendelikkan mata. Menunjukkan bahwa jawaban sang kakak sudah membuatnya jadi begitu terkejut. Memang, tak disangka-sangka.Reaksi yang diberikan sudah pasti menyebabkan tawa sang kakak keluar. Jelas, ia semakin jengkel. Harus diakui Christoper mudah mencandainya."Aku masih tidak percaya adikku ini sekarang tidak anak kecil lagi. Tapi, wanita dewasa yang sudah bisa bercinta. Padahal, dulu kau itu cengeng."Sarla menambah delikan mata. "Kau juga sering bercinta

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   24 - Tangisan Rindu Sarla

    Waktu berjalan cepat karena Sarla mengisi harinya dengan kesibukan bekerja. Tak terasa sudah dua minggu, sejak ia kembali ke New York.Sarla menempati lagi mansion miliknya yang telah ditinggali selama enam tahun belakangan ini. Tak jauh dari kediaman orangtua dan kedua kakaknya.Sarla lebih banyak berada di kantor, datang pukul delapan. Dan, baru pulang lewat dari jam sepuluh. Pernah juga hingga dini hari, satu minggu lalu.Bukan diakibatkan karena pekerjaan benar-benar banyak atau menumpuk. Hanya saja, memanglah dengan sengaja membuatnya dirinya sibuk.Bertujuan agar tidak terus memikirkan hal lain kurang penting yang dapat menyebabkan timbul perasaan gundah, menyerang kenyamanan.Tentu sangat berkaitan dengan hatinya. Ya, lebih tepat sosok Wilzton. Selalu dapat diingatnya pria itu. Terus muncul begitu saja di dalam benaknya.Sudah berupaya untuk tak memikirkan apa pun yang ada hubungan akan Wilzton. Namun, ia gagal melakukannya. Kenangan

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   23 - Kesempatan Mantan Kekasih

    Ayah dan juga ibunya sudah berangkat ke bandara, pukul tiga pagi untuk penerbangan ke Swedia. Akan di sana selama hampir tiga minggu kedepan.Sarla sudah tentu kecewa karena kebersamaan dengan orangtuanya kurang dari 24 jam. Masih tersisa rasa rindu besar pada ayah dan sang ibu.Namun, Sarla memilih mengalah. Ia bukanlah lagi anak kecil. Sudah mendekat ke usia tiga puluhan sebentar lagi. Jadi, harus diutamakan kedewasaan dalam bersikap ataupun berpikir untuk segala hal.Lagi pula, ia telah berjanji akan berubah menjadi sosok wanita yang lebih baik dan berprestasi dalam dunia bisnis. Dengan tekad kuat diwujudkan."Sarla …,"Suara berat yang memanggilnya sangat dikenali dengan betul. Maka, langsung saja bangun dari sofa dan berlari ke arah kakaknya, Charlem.Memeluk dengan erat, saat sudah berada di depan saudara sulungnya itu. Tawa keluar. "Aku rindu.""Aku juga sama. Kau baik-baik saja?"Sarla mengangguk sekali. La

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   22 - Peninggalan Wilzton

    Sarla sadar semangatnya hari ini begitu besar. Ia mempelajari semua buku dan file-file yang diberi oleh Wilzton sebelum pergi dari rumah.Sarla pun merasa bangga sekaligus takjub dengan kemampuannya sendiri karena hampir keseluruhan bahan materi. Banyak ilmu baru didapatkan.Bahkan, ketika masih di universitas, rasanya tidak kompleks dan juga lengkap seperti yang sedang dipelajari, kini. Atau mungkin dirinya tak terlalu bisa menyerap semua pembelajaran dari para dosen.Sarla percaya diri bahwa akan bisa pebisnis yang lebih cakap serta juga cerdik nantinya. Ia ingin ikut mengembangkan beberapa perusahaan ayahnya bersama dengan Christoper dan Charlem.Memang, pengalamannya masih kalah dibanding kedua kakak laki-lakinya. Namun, Sarla yakin akan bisa memanfatkan kesempatan dan peluang.“Selain tampan, dia benar-benar cerdas.”Sarla langsung menutup mulutnya yang baru saja selesai melontarkan pujian untuk Wilzton. Tak disebabkan karen

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   21 - Pengurangan Hukuman Sarla

    Wilzton segera meluncur ke kantor, selepas dikabari oleh sekretaris barunya tentang kedatangan Badav Parker. Ya benar, orangtua Sarla. Sekaligus juga mitra bisnis ayahnya.Sudah, tiga tahun belakangan ini, Wilzton mengambil alih tugas sang ayah meladeni para rekanan dan perusahaan. Kedua kakaknya tentu turut andil. Mereka saling membantu.Hanya saja, kunjungan Badav Parker hari ini terasa cukup berbeda. Tidak akan menyangkut soal kerja sama. Pasti punya kaitan dengan Sarla. Wilzton yakin tebakannya benar.Bukan jadi masalah jika memang tak salah. Ia sudah siap melaporkan perkembangan dan perubahan yang ditunjukkan oleh Sarla. Kecuali, fakta tentang mereka sudah bercinta.“Hai, Nak.”

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   20 - Kian Panas Gairah (Mature Content)

    Sarla sudah bangun sejak pukul enam. Tidurnya tak dapat nyenyak. Bukan karena pikiran disita oleh banyak hal, tetapi disebabkan keberadaan Wilzton.Mereka masih tidur bersama di kasur yang sama, walau percintaan telah selesai sejak tengah malam. Wilzton bahkan terus memeluk dengan erat. Pria itu sudah lama jatuh ke alam mimpi.Wajar jika Sarla merasa begitu gugup dan tak bisa larut dalam tidur yang lelap. Terlebih, mereka telah melewatkan malam panas nan membara.Rasa lelah serta kantuk pun dengan mudahnya hilang oleh kegugupan. Degupan jantung semakin mengalami peningkatan dalam dekapan Wilzton.Dan, tak muncul niatan untuk melepas pelukan pria itu. Karena, begitu hangat. Meskipun, tidak akan terlalu baik bagi ketenangan irama jantungnya.Sarla belum bisa memahami betul bagaimana rasa yang sesungguhnya ia punya untuk Wilzton. Cinta atau sekadar kekaguman dengan tingkat tinggi?Pria itu pantas untuk diidolakan. Kelebihan Wilzton banyak. Mula

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status