Share

BAB 27 | Khawatir

"Nikah yuk!" 

Ajakan itu bukan pertama kalinya Rayyan lontarkan, tapi berhasil membuat Kinanti tak berkutik. Kenapa? Bukankah ini yang ditunggu sedari tadi? Apa karna kali ini Kinanti menantikannya?

Jika yang mengucapkannya itu Gibran, pasti Kinanti akan lebih terkejut sekaligus senang berkali-kali lipat. Tapi tidak, Ia tidak boleh memikirkan lelaki itu lagi. Sudah dapat berlian, kenapa harus memungut batu? 

Akhinya, dengan percaya diri, Kinanti berkata, "Ayok!"

Rayyan mengalihkan pandangan sambil mengulum senyum, "Jangan senyum seperti itu." perintahnya. Setengah terkejut karna baru sekarang Kinanti tersenyum, saat di mobil tadi hanya diam saja.

"Kenapa? Aku cantik ya?" 

Rayyan mengeratkan genggamannya seraya tertawa lepas.

Ledekan demi ledekan mereka terima sepanjang hari. Baik itu berasal dari dosen, maupun para mahasiswa.

_

Rayyan tersenyum melihat Kinanti yang tengah fokus dengan ko

restianiastuti48

Jangan lupa vote, komen dan berlangganan ya!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status