Tentang tiga cinta dengan kisah manis masing-masing. Chaira dan Lee Jun Ki yang punya cerita cinta jadi benci, Yasmin yang menikah muda dengan seorang arsitek yang masih dihantui masa lalunya, lalu Kinanti dan Rayyan yang terjebak di suatu posisi, yang akhirnya menyatukan mereka. Chaira berjuang keras untuk membiayai kuliah dan hutang ayahnya. Banyak cerita yang dilewatinya hingga bisa menikahi cowok Korea bernama Lee Jun Ki yang polos dan humoris. Chaira mempunyai teman bernama Yasmin, yang dijodohkan oleh ayahnya karena suatu hal. Awalnya Yasmin tidak percaya diri, namun ia mampu melangkah jauh dari kehidupan seharusnya. Rayyan, seorang dosen yang cukup lama melajang, sengaja menciptakan gosip antara dirinya dan asisten dosen. Yaitu Kinanti, gadis cantik yang pintar dan ceria. Namun, siapa sangka di balik sikapnya itu, justru mereka berdua menyimpan sisi lain dari diri masing-masing. Hingga waktu mempertemukan mereka, lalu saling menget ahui sisi lain yang tersembunyi.
View MoreCerita cinta ini, sama sekaligus berbeda
dengan kisah lainya.
Tentang rindu yang mengumpul menjadi satu, tentang cinta yang tak urung berliku-liku.
***
"Yasmin!!"
Gadis manis berjilbab hitam itu melambai pada temanya, lalu menghampirinya.
"Chaira, kamu senang banget, ada kabar apa?"
Seolah baru saja dapat jackpot, gadis yang bernama Chaira itu tak dapat lagi menyembunyikan kebahagiaan di binar matanya.
"Aku diterima di kampus AA!!" ucapnya dengan gembira.
Melihat temannya yang sangat bahagia, Yasmin tersenyum lebar, ikut bahagia juga. Walau di sisi lain, ia merasa sangat sedih karena tidak bisa kuliah seperti teman-temannya yang lain.
"Yasmin, kamu harus janji, setelah kamu mengumpulkan uang, kamu juga akan kuliah sama sepertiku ya?" pinta Chaira dengan wajah cerianya.
"Aku tidak bisa janji, doakan saja ya ..."
Chaira sedikit cemberut mendengar tuturan sahabatnya itu. Ia berpikir, nanti ia akan sendirian tanpa teman.
Sangat disayangkan, Yasmin adalah gadis yang pintar dan cerdas. Sayang jika sekolahnya tidak dilanjutkan. Pikir Chaira, jika saja ia punya uang banyak, ia pasti sudah membantu sahabatnya itu agar bisa sekolah lagi bersamanya.
Yasmin mengusap punggung tangan Chaira.
"Sudahlah, jangan cemberut. Ini kan kabar bahagia buat kamu, harusnya kamu seneng dong. Ayo senyum." hiburnya.
"Lalu, apa yang mau kamu lakukan sekarang? Kamu sudah dapat pekerjaan?"
"Chaira, sebenarnya aku ..."
Chaira merasakan remasan kecil di tangannya. Seiring dengan suara Yasmin yang melemah.
"Kamu kenapa, Yasmin?"
Dengan cemas, Chaira balik mengusap tangan temannya dengan lembut.
"Hiks... aku sudah dijodohkan ..."
"APA?!?"
Perjodohan tidak selalu solusi yang mengerikan. Ada yang mendapat akhir bahagia, ada juga yang akhirnya mendapat jalan buntu.
Kata orang, seiring kita menjalani hari-hari dengan orang yang tidak kita kenal, akan ada kemistri di antara keduanya. Hal itulah yang membuat perlahan cinta tumbuh.
Namun, bagaimana kasusnya dengan Yasmin? Anak delapan belas tahun yang baru lulus SMA, yang bahkan pacaran saja tidak pernah. Bukan tidak ada yang mau, tapi karena prinsip yang diterapkannya. Tidak mau pacaran sebelum menikah.
Lantas, apakah jalan cerita yasmin selanjutnya akan berakhir bahagia seperti sinetron atau drakor yang sering ditonton Chaira?
***
"Oke adik-adik, itu saja yang Kakak sampaikan, terima kasih atas partisipasinya, semoga apa yang kalian impikan dapat tercapai."
Amanat dari kakak pembimbing ospek adalah acara terakhir dari sekian kegiatan para calon mahasiswa beberapa hari ini.
Ah, rasanya melelahkan sekaligus lega bagi Chaira. Karena kini ia tak perlu sibuk setiap malam bahkan sampai paginya hanya untuk persiapan ospek di kampusnya.
Kini ia sudah menjadi mahasiswa di kampus impiannya itu. Chaira tidak terlalu pintar, itulah kenapa ia merasa sangat senang bisa memasuki kampus itu.
Tentunya dengan bantuan Yasmin, temanya. Ia rela belajar setiap hari dengan di gurui oleh sahabatnya yang cerdas itu.
Matanya menyusuri pemandangan yang ada di ruangan itu.
Ia tampak memperhatikan kakak pembimbingnya yang bernama Kinanti. Mungkin ini aneh, tapi Chaira memang kerap memperhatikan perempuan cantik. Seperti Kinanti contohnya, dengan gestur tubuh tinggi semampai, ditambah wajahnya yang imut, manis dan cantik, mengingatkan Chaira pada aktris-aktris Korea yang sering ditemuinya di drama korea.
Tenang, ia sangat normal, masih memimpikan oppa-oppa Korea untuk kriteria pasangannya. Entahlah, menurutnya, perempuan cantik memberikan energi positif padanya.
Sementara itu, Kakak Pembimbing yang bernama Kinanti itu tengah mengobrol ria dengan beberapa mahasiswa senior.
Di samping itu, di balik jendela tampak seorang pria juga tengah memperhatikan Kinanti dengan senyum di bibirnya.
Kinanti memang idola!
"Cepat siapkan mobil saya Pak!" perintah Arsen yang langsung dituruti Pak Adi.Adi melajukan mobil sambil bercerita. "Tadi saya lagi nongkrong tuh Pak, di pangkalan sini, dekat mamang penjual sate. Tiba-tiba Non Yasmin telpon, tapi ternyata itu orang lain, bilang kalo yang punya HP kecelakaan di lampu merah jalan Purnama sakti." jelasnya."Kenapa orang itu gak telpon saya?" tanya Arsen penasaran. Teman-temannya tidak ikut serta karna sudah larut. Apalagi Ardi yang sudah berkeluarga."Saya kurang tau Pak, tapi biasanya kan yang dihubungi itu nomor panggilan terakhir. Saya ingat tadi waktu mau ngantar teman-temannya Pak Arsen, Non Yasmin sempat telpon saya untuk jemput. Tapi saya sudah disuruh antar teman Pak arsen, jadi saya tidak bisa." tutur Adi.Arsen merutuki kebodohannya. Kalau sudah seperti ini, hanya penyesalan yang dirasakannya sekarang. Dalam hati, ia terus menggumamkan maaf untuk Yasmin. Tangan kanannya mengusap wajah kasar. Bi Narti tidak ikut serta karna wanita itu di rumah
"Apa kabar Bu?" Yasmin berhambur ke pelukan ibunya. Menyalurkan rasa rindu sekaligus perasaan sedih yang tengah dialaminya saat ini. Yah, suasana hatinya sedang tidak baik.Fatimah-Ibu Yasmin, membalas pelukan anaknya setelah menaruh barang. "Ibu baik, kamu sehat?" Ia menatap wajah putri semata wayangnya itu dengan baik. Sudah dewasa. Fatimah bahkan lupa kapan terakhir kali ia memandang putrinya seperti ini.Hampir tujuh tahun lamanya Fatimah merantau di negeri orang. Dengan tekad yang kuat, ia memaksakan keinginannya meski suaminya tidak mengizinkan. Saat itu Yasmin masih duduk di kelas enam SD. Posisinya waktu itu, ia tidak terlalu mengerti mengapa Ibunya harus pergi sangat jauh hanya untuk bekerja. Namun semakin dewasa, Yasmin mengerti, semua dilakukan untuknya juga.Mereka sudah berada di dalam taksi. Fatimah bersandar pada kursi mobil, tangannya tak henti mengusap kepala Yasmin dengan sayang. "Ibu hanya pergi lama, tapi tidak cukup membe
"Nikah yuk!" Ajakan itu bukan pertama kalinya Rayyan lontarkan, tapi berhasil membuat Kinanti tak berkutik. Kenapa? Bukankah ini yang ditunggu sedari tadi? Apa karna kali ini Kinanti menantikannya? Jika yang mengucapkannya itu Gibran, pasti Kinanti akan lebih terkejut sekaligus senang berkali-kali lipat. Tapi tidak, Ia tidak boleh memikirkan lelaki itu lagi. Sudah dapat berlian, kenapa harus memungut batu? Akhinya, dengan percaya diri, Kinanti berkata, "Ayok!" Rayyan mengalihkan pandangan sambil mengulum senyum, "Jangan senyum seperti itu." perintahnya. Setengah terkejut karna baru sekarang Kinanti tersenyum, saat di mobil tadi hanya diam saja. "Kenapa? Aku cantik ya?" Rayyan mengeratkan genggamannya seraya tertawa lepas. Ledekan demi ledekan mereka terima sepanjang hari. Baik itu berasal dari dosen, maupun para mahasiswa._ Rayyan tersenyum melihat Kinanti yang tengah fokus dengan ko
Tidak ada hari yang indah. Bagi Kinanti, tidak ada lagi hari yang indah setelah semua keinginannya melebur. Setelah takdir ternyata tak berpihak padanya. Wanita itu berdiri tepat di depan jendela kamar yang terbuka, menatap kosong apapun di hadapannya. Sial, bahkan di saat seperti ini, kenangan itu terus keluar menyeruak dari ingatannya, masuk ke dalam pikirannya yang sedang kosong. "Kamu cantik sekali. Kamu tau, kata teman-temanku, kamu adalah idaman semua pria. Aku beruntung memiliki kamu." Gibran mengecup lembut tangan Kinanti seraya menatap matanya. Mengerling dengan pandangan nakal. Kinanti mengalihkan pandangan, semburat merah bisa menjelaskan sipu malu yang dirasakannya. "Kamu tidak berniat menjadi model?" Seharusnya Kinanti sadar dengan pertanyaan sederhana yang dilontarkan Gibran waktu itu. Lelaki itu berharap Kinanti menjadi model? Kenapa seseorang yang mencintainya rela mem
"Hih, dasar anak Korea! gitu aja marah. jadi laki kok gak ada pengertiannya." Chaira terpaksa bejalan sendirian, karna Jun Ki meninggalkannya. Tak lama, Bian dan Sandi menghampiri Chaira."Ra, emang kalian benean pacaran ya?" Chaira menoleh sekilas, tidak tertarik dengan pertanyaan yang dilontakan Bian. Mereka berjalan beriringan ke tempat parkir. "Harus ya, aku kasih tau?" jawab Chaira dengan malas. "Jelas dong, kalau kalian menutupi sebuah hubungan, efeknya gak akan baik." jelas Sandi. Chaira mengernyit, "Kenapa?" Sandi sampai berhenti bejalan sebentar untuk menjelaskan masudnya. Chaira dan Bian ikut berhenti."Presentasi orang ketiga akan meningkat. Menutupi sebuah hubungan akan membuat kalian didekati banyak orang, tanpa tau kalau kalian sudah punya pasangan." "Susah ya jelasinnya, tapi aku ngerti kok. Makasih ya." tutup Chaira.Ia menyadari perkataan Sandi memang ada benarnya. Memangnya Chai
"Kamu ngapain sih, masih di sini?" Chaira berkacak pinggang, sambil terus memperhatikan lelaki yang duduk di sampingnya. Ini kali pertamanya Jun ki menemani Chaira bekerja, lebih tepatnya sih merecoki. Bahkan cowok itu dengan lantangnya mengatakan, bersedia menemani Chaira setiap hari. Hmm, pacarnya itu membuat pusing saja. Masalahnya, bukan bantuan yang dia berikan, tapi gangguan. Selain merecoki saat Chaira meracik, Jun ki kerap digoda oleh pelanggan wanita. Menambah Chaira kesal, sehingga membuat bibirnya maju beberapa senti. Jelas hal itu sangat mengganggu Chaira, bagaimana kalo bosnya datang? Jun ki tidak tau saja watak bosnya Chaira yang sangat tegas dan nyaris tidak pernah tersenyum. "Sayang, kalau kamu cemburu bilang saja ... nanti kalau ada gadis pelanggan, aku akan bersembunyi." "Apa kamu bilang?" Chaira duduk kembali di kursinya. Sial, Jun ki selalu mengatakan hal-hal yang tidak biasa didengar oleh Chaira. Ia bing
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments