Share

Bah 5

Alvin pun bangkit dari kursinya, ia menatap Diva lekat-lekat lalu setelah itu mengalihkan pandangannya pada Airin. Tatapan Alvin terlihat sangat beda pada keduanya. Ketika Alvin menatap Diva ia benar-benar menatapnya lekat-lekat tapi berbeda dengan Airin, ia hanya dilirik saja lalu mengedarkan pandangannya ketempat lain. Mungkinkah Diva dan Alvin ada hubungan spesial???

"Gausah banyak omong. Cepet ajarin gue tenis." ucap Alvin datar. Sontak Diva mendengar nya dengan tidak percaya. Alvin mau latihan teniss??? Kenapa?

"Kan ada Rian. Kenapa harus minta tolong sama Airin?" sahut Diva cepat. Airin buru-buru menyenggol lengan Diva. 

"Bukan urusan lo." jawab Alvin santai. Alvin langsung beralih dan menjauh, ia membuka jaketnya dan menyisakan kaus putih yang menutupi bagian dada bidangnya. 

Airin pun dengan segera melepaskan tasnya dan cardigan miliknya lalu membuntuti Alvin di arah belakang. Airin tampak sangat bahagia karna sedekat ini dengan Alvin. 

"Diva..." panggil Rian. Diva pun menoleh, ia tau apa yang akan Rian ucapkan.

"Jangan sampai Airin tau. Ngerti??" jawab Diva cepat dan Rian hanya mengangguk paham. 

Di sisi lain, Airin tampak sangat bersemangat mengajari Alvin. Mulai dari cara memegang bet (raket untuk memukul bola) hingga cara memukul bola. Dan Alvin? Jangan tanya orang itu dia malah acuh tak acuh. Ia tidak berniat untuk belajar tenis tapi ini semua ia lakukan semata-mata untuk seseorang. Agar ia bisa lebih dekat dengan orang itu. 

"Mukulnya yang bener dong, agak keras gitu." tegur Airin. Alvin hanya mengangguk paham dan sial! Ia tidak bisa melakukan hal seperti ini. Ini sangat sulit.

"Lebih baik belajar fisika gue ketimbang hal kayak beginian." lirih Alvin.

"Lo bilang apa?"

"Gak." sahut Alvin cepat. Airin hanya menghela nafas kasar. 

Sekitar 30 menitan mereka berdua latihan, Airin memilih untuk menyudahinya dan beristirahat sebentar. Airin melihat raut wajah letih di wajah Alvin. Keringatnya bercucuran deras. Ia merasa kasihan. (Gitu aja lemah ih). 

"Yaudah kita istirahat dulu bentar." ucap Airin sambil meletakkan betnya di meja tenis.  Alvin pun menurut, ia juga ikut melakukan itu dan segera menuju kursi untuk minum. 

"Gila. Latihan kayak gini buang tenaga banget sih. Mending main futsal atau gak belajar." ucap Alvin sembari membuka botol minum. Rian dan Dion yang tengah mengamati Alvin hanya menggelengkan kepalanya saja. 

Disisi lain Airin tengah duduk sambil terus mengamati wajah Alvin dari kejauhan. Alvin terlihat sangat manis saat letih. 

"Kita pulangnya jam berapa sih?" tanya Diva tiba-tiba hingga membuat Airin menghentikan aksinya menatap Alvin. 

"Jam 9. Udah tenang ajaa, ini bentar lagi kok." sahut Airin. Diva hanya memutar bola matanya malas. Bukan waktu kapan atau bagaimana ia akan pulang tapi ia merasa sangat malas ada disini dan melihat wajah pria itu. Tidak menunggu lama Alvin memanggil Airin untuk segera latihan lagi. Entahlah apa yang membuat laki-laki itu sangat bersemangat latihan tenis. 

*****

Setelah selesai latihan, Dion menawarkan pada Airin untuk mengantarnya pulang. Kebetulan mereka bertiga menaiki mobil jadi bisa pulang bersama. Tapi Diva menolak. Ia tidak mau. 

"Lo kok nolak sih?" tanya Airin cepat.

"Gue udah minta tolong sama bang Arkan buat jemput kita. Dan dia udah otw kesini. Bentar lagi nyampe." jawab Diva sambil terus mengamati Alvin dari kejauhan. 

"Aelah. Yaudah deh, Dion lu balik dluan aja. Ntar kita di jemput sama Abang gue." Dion hanya mengangguk dan segera masuk ke mobil.

Tidak menunggu lama, Arkan pun tiba dengan menggunakan mobil. 

"Sejak kapan Diva sedeket itu sama bang Arkan sampai minta dijemput segala." ucap Airin membatin. 

****

Keesokan harinya, Airin dan Diva berangkat kesekolah lagi-lagi diantar oleh bang Arkan. 

"Bang, tumben mau naik mobil ke kampus." tegur Airin di sela-sela perjalanan.

"Gua ntar mau hang out bareng temen-temen jadi bawa mobil." sahutnya beralasan. Airin tau itu hanya alibi saja, bilang saja kalau memang ingin caper pada Diva. Dasar abang gada akhlak! 

"Rin, nanti pulangnya kita ga bareng yah. Gue mau ke tempat less." Airin langsung menoleh kearah Diva. Tidak seperti biasanya ia ketempat less pas pulang sekolah.

"Bukannya lo kalau less itu jam 4 yah. Kok buru-buru banget." tanya Airin heran. Alasan Diva tidak masuk akal menurut Airin. Karna Aorin tau semua jadwal less Diva. Dan mereka kalau pulang sekolah itu jam stgh 2. Bukankah itu masih memiliki waktu sekitar 2 setengah jam yah?

"Dipercepat." sahut Diva. Airin hanya ber-oh ria saja. Ia tidak ingin menanyakan hal lain lagi pada Diva, ia takut merubah mood sahabatnya itu. 

Tanpa mereka sadari mereka telah sampai di sekolah. Airin segera turun dari mobil disusul oleh Diva. Setelah itu berjalan bersama sambil bergandengan tangan. Yah, mereka sangat dekat sekali. Airin tidak pernah menyembunyikan apapun dari Diva dan entahlah, Diva terkadang susah untuk dimengerti. Banyak hal yang Airin tidak tau dari Diva karna ia terbilang cukup tertutup soal percintaan dan Airin juga tidak berani untuk mencari tau semuanya karna menurutnya, Diva akan bicara atau menceritakan semuanya sendiri ketika dia sudah benar-benar siap atau percaya pada Airin. Dam Airin tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Ia hanya akan diam saja dan tidak berani mengusik hal yang membuat Diva tidak nyaman. Airin baik 'kan? Haha.

"Gue pengen sarapan dulu, lo mau ikut gak?" tanya Airin pada Diva. 

"Gue gak nemenin dulu yah, gue mau ke toilet. Nanti kalau udah selesai gue langsung nyusul lo di kantin. Okey?" ini pertama kali Diva menolak ajakan Airin. Tapi tidak masalah, ia masih bisa pergi ke kantin sendiri kok. Ini masalah toilet, dan ia tidak bisa memaksa Diva untuk menemaninya nanti dia pup di kantin kan gak lucu. Airin selalu positif thinking. (Buat para temen-temen biasain dong setiap apa-apa itu positif thinking jangan nethink mulu yah gaiss, ini saran dari mbak Airin loh.)

Disisi lain, Diva tengah berlari melewati koridor untuk menemui seseorang. Ia harus bergegas. Ia tau pria itu pasti ada di kelasnya dan tentunya lagi belajar pasti.

"Gue tunggu lo di tempat biasa nanti pas pulang sekolah." ucap Diva. Pria itu hanya mengangguk saja, ia tau jika Diva pasti akan seperti ini jika tau ia mendekati wanita lain secara terang-terangan. 

"Mau ngomongin apa?" tanya pria itu. Diva terdiam cukup lama. Pria ini tidak berubah, ia selalu saja mendesak seseorang. Sedangkan Diva? Ia tentu bingung harus menjawab apa. Bagaimana bisa ia mengatakan tujuan aslinya mengajaknya bertemu 

"Gue mau bahas soal Airin!" sahut Diva.

*********

Hayoloh. Mau bahas apa nih kira-kira. 

Jangan lupa Stay tune yah gais.

Author juga pengen tau deh mereka bakalan bahas apa yah. 

Bye-bye 

Happy Reading!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status