Bandung, 07.00 WIB.Riski tengah bersiap untuk menghadiri pertemuan dengan klien bersama Alex dan Kenzo. Cinta memasangkan jas pada Riski dan merapikan dasi kekasihnya yang sedikit berantakan. Setelah itu dia menepuk pelan bahu kekasihnya sambil tersenyum."Semangat, kamu pasti bisa menjadi pria yang sukses. Tunjukkan pada dunia kamu bisa," ucap Cinta menatap kekasihnya."Terima kasih, Cinta. Doakan terus Riski ya," jawab Riski memeluk erat Cinta yang sudah selalu setia menemaninya hingga saat ini. Saat ini lah peluang untuk membalas kebaikan Cinta dengan menjadi pria yang sukses dan bisa memberikan semuanya untuk gadis yang sangat ia cintai, walau masih dalam keadaan yang belum memungkinkan baginya."Jika sudah mendapatkan hasilnya, aku akan membeli rumah untuk tempat tinggal kita. Setelah itu kita akan menikah, dan punya Dede bayi, hehe." sambung Riski sambil terkekeh.Cinta membalas pelukkan kekasihnya dan bahagia mendengar perkataan Riski. Ia langsung melepaskan pelukkan itu, kare
Di Perusahaan James.James tengah asik memainkan ponsel-nya, kemudian ia terkejut, saat melihat sebuah artikel yang tersebar di internet hari ini. Pria itu melempar ponsel miliknya ke arah sofa yang ada di ruang kerjanya."Sial! Kenapa si brengsek itu harus keluar dari penjara?! Padahal kesalahannya sangat fatal, dan harus di hukum mati! Tapi kenapa dia dibebaskan! Ini benar-benar sangat tidak adil! teriak James.Salah satu Karyawan yang bekerja di kantornya masuk ke ruangan James, ketika mendengar teriakan sang atasan. Pria itu langsung terdiam dan menatap ke arah Karyawan yang sedang berdiri di hadapannya sekarang."Ada apa, Pak? Saya mendengar Bapak tadi berteriak. Apa ada salah satu pekerjaan saya yang membuat bapak kesal?" tanya Karyawan."Ah, tidak kenapa-napa. Kembalilah bekerja, semua pekerjaanmu sangat bagus." jawab James.Karyawannya pun keluar dan tiba-tiba Riski masuk ke dalam ruang kerja sahabatnya. Riski duduk di depan James, ia meletakkan dokumen yang ada nama perusahaan
Di kediaman keluarga Tuan Bima.Adam dan Indah sedang duduk di taman depan rumah mereka. Saskia menghampiri sang Kakak dan meminta nomor Yogi, karena sudah lama ia tak bertemu dengan pria tampan itu."Berikan nomor Yogi padaku, kak." ucap Saskia."Untuk apa?" tanya Indah menatap sang Adik."Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, aku minta dijodohkan kamu tak mau. Aku cinta pada Yogi, Kak." sambung Saskia dengan wajah yang sangat datar."Huh! Lupakan dia, cari yang lebih baik dari Yogi. Asal kamu tau Yogi it--," terpotong saat ia menatap Yogi berjalan ke arahnya.Saskia menghampiri Yogi dan memeluk pria tersebut. Namun, malah ditepis oleh Yogi, karena merasa jijik dengan Saskia."Kak, kamu tau aku merindukanmu..." ucap Saskia memegang tangan Yogi. "Lepas," jawab Yogi menepis tangan gadis yang ada di hadapannya. Ia menghampiri Adam dan menatap datar ke arah sepasang suami istri tersebut."Sudah tau di mana keberadaan Riski?" tanya Yogi dengan wajah dingin menatap ke arah Adam."Belum,
Di Taman Kota Bandung.Mereka tengah duduk sambil menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain di taman. Cinta tersenyum sendu, ketika melihat kebahagiaan anak-anak yang tengah bermain bersama Ayah dan Ibu mereka. Riski mengecup pipi kekasihnya, gadis itu terkejut dan menatap Riski yang tersenyum ke arahnya."Membuat aku kaget saja," ucap Cinta memegang dadanya yang berdetak kencang, karena terkejut saat dicium oleh Riski."Kamu rindu dengan, Bi Minah?" tanya Riski.Cinta mengangguk dan menundukkan kepalanya. "Aku merindukan Bibi yang sudah membesarkan ku. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Bibi. Aku benar-benar sangat merindukannya." jawab Cinta."Aku akan menghubungi Bi Minah, jadi bersabarlah. Aku perjanjian akan mempertemukan kamu dengan Bi Minah," sambung Riski sambil memeluk Cinta yang sudah meneteskan air matanya.Cinta mengangguk dan membalas pelukkan kekasihnya. "Terima kasih," ucap Cinta. Riski melepas pelukannya dan menatap kekasihnya dengan tatapan serius. "K
Cinta sudah emosi melihat semuanya, gadis itu akhirnya mengambil sapu dan menghampiri dua sahabatnya yang bertengkar."Oke, sebentar lagi dimulai." ucap James."Stop!" teriak Cinta yang sudah sakit kepala, melihat Alex dan Kenzo yang selalu bertengkar.Tentunya dua pria itu langsung terdiam dan berlari menjauhi Cinta. James masih asik memakan popcorn dan menatap kepergian temannya."Berhenti atau aku pukul!" tegas Cinta menatap kedua sahabatnya tersebut dengan tatapan kesal.Alex dan Kenzo langsung berpelukkan, karena takut dengan Cinta yang sudah sangat marah. Mereka masuk ke dalam kamar dan mengunci kamar masing-masing. James yang tadinya asik memakan popcorn pun keluar dari rumah, karena tidak mau mendengar amukan Cinta."Cinta, lebih baik aku pulang dulu." ucap Adam mengecup kening sang Adik.Cinta hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, sedangkan Riski mengantar sang Kakak ke depan rumah. Setelah itu, ia kembali menghampiri kekasihnya dan memeluk erat tubuh Cinta."Jangan mar
Di ruang terapi.Riski selalu memegang tangan kekasihnya. Dokter sudah terbiasa dengan sikap Riski, sehingga ia memperbolehkan Cinta untuk masuk ke dalam ruangan. Wahyu masuk ke dalam ruangan sambil tersenyum ke arah Dokter Joshua."Selamat datang, Dokter Wahyu." sapa Dokter Joshua dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan."Terima kasih, Dokter. Ada apa anda memanggil saya ke ruangan ini?" tanya Wahyu."Bisakah anda mengantikanku untuk sementara memberi terapi pada Riski. Karena saya ada urusan mendesak," sambung Dokter Joshua."Tentu saja, Dok. Aku akan menggantikan mu," balas Wahyu."Baiklah, saya permisi dulu.." ujar Dokter Joshua."Hati-hati di jalan," sambung Wahyu."Ah, satu lagi. Ini data-data tentang keadaan Riski selama dia terapi," sambung Dokter Joshua."Baiklah, Terima kasih." jawab Wahyu lagi.Dokter Joshua membalas dengan senyuman, lalu ia keluar dari ruangan terapi. Wahyu pun berjalan dan menghampiri Riski yang tengah tertidur di atas brankar, karena mengantuk. Ci
Taksi yang ditumpangi Riski dan Cinta berhenti di depan mall kota Bandung. Mereka turun dari taksi, kemudian masuk ke dalam mall sambil bergandengan tangan. Riski membawa kekasihnya ke toko perhiasan dan melihat-lihat cincin yang indah untuk dipasang'kan pada jari Cinta."Kak, ngapain kita ke sini?" tanya Cinta yang benar-benar sangat kebingungan."Ya beli perhiasan, Sayang." jawab Riski tersenyum manja ke arah Cinta."Untuk apa?" tanya Cinta lagi."Untukmu, ayo pilih cincin yang kamu suka..." sambung Riski menatap kekasihnya dengan penuh Cinta."Tap--," Ucapannya terpotong saat Riski menarik pelan tangan Cinta menuju ke arah karyawan yang berjalan menghampiri mereka."Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan itu dengan sopan."Saya mau membeli cincin untuk kekasihku," jawab Riski."Kebetulan, ada beberapa cincin yang baru datang. Tuan dan Nyonya bisa memilih cincin mana yang kalian suka," sambung karyawan toko perhiasan sambil berjalan ke arah lemari cincin.Riski dan Cinta
Malam hari pukul 22.00 WIB.Alex, Kenzo dan James tengah berkumpul di ruang tamu. Riski keluar dari kamar miliknya dan menghampiri sahabat yang sudah membantunya. "Wah, kakak sepertinya lagi bahagia..." sapa Alex yang tersenyum ke arah Riski."Iya nih, wajahnya bersinar seperti bulan purnama yang indah..." sambung Kenzo dan diberikan hadiah pukulan pada bahunya dari James."Sehari gak lebay bisa? Jijik tau liat lo bicara lebay banget..." ujar James menatap datar sahabatnya."Iri! Bilang bos!" teriak Kenzo ke arah telinga James. Tentunya satu pukulan lagi mendarat di bahu milik Kenzo."Males ah, main pukul." Ucap Kenzo yang langsung duduk di samping Riski."Aku tadi membelikan cincin untuk Cinta, hehe." jawab Riski yang begitu bahagia."Wih," ucap ketiga pria tersebut sambil bertepuk tangan.Wajah Riski tiba-tiba memerah, karena malu dan ia menutup wajahnya dengan kedua tangan miliknya. Alex tertawa kecil dan langsung terdiam."Riski, apa kamu dan Cinta tadi ke kantor Polisi?" tanya Al