Share

5. Blue Light Entertaiment

.....

Setelah pernyataan cinta dari Azumaya, aku segera pamit dari hadapannya sambil menarik koperku keluar. Tak baik untukku belama-lama di sana. Aku tak sepolos itu sampai tak bisa berpikir kalau aku baru saja menghancurkan hatinya dengan penolakan.

Selama perjalanan menuju losmen, aku tak merasa aman sama sekali. Aku terus berusaha menutupi diriku dan menunduk. Aku takut rentenir itu mengikutiku sampai losmen dan membuat kekacauan di sana.

"Elina? Kenapa sudah kembali? Apa ada hal buruk yang terjadi?" Lucy memanggilku ketika dia tak sengaja melihatku berjalan di gang samping restoran menuju losmen.

Aku mengusap lenganku. "Sherry tak ada di sana, jadi aku kembali."

Lucy melirik koper yang kubawa. "Kau sudah melakukan hal yang benar. Tak baik tinggal bersama orang yang bertempramen buruk. Kau membawa seluruh barang berhargamu juga 'kan? Jangan tinggalkan sepeserpun untuknya. Dia tak berhak menerima kebaikanmu."

Aku mengangguk. Tak mungkin aku menceritakan hal yang sebenarnya pada Lucy. Dia akan khawatir. Aku malu kalau harus berhutang budi lebih banyak lagi padanya.

"Oke, karena hari ini kau libur, beristirahatlah. Gunakan waktumu sebaik mungkin. Kita bertemu lagi besok pagi." Begitu ucap Lucy sambil berlalu dari hadapanku.

Aku kembali menarik koperku dan melangkah. Pikiranku bercabang sekarang. Dimana aku bisa menemukan Sherry, bagaimana caraku melunasi hutang dalam waktu seminggu, bagaimana kalau rentenir itu berhasil mengikutiku sampai ke sini, bagaimana kalau mereka mengganggu karyawan di restoran. Aku tak mau membahayakan nyawa mereka.

.....

Telah ditemukan potongan mayat dengan organ dalam yang hilang di pusat pembuangan sampah di kota Buffalo. Dari sidik jari dan barang bukti yang dikumpulkan, diketahui kalau korban merupakan seorang gadis berusia 25 tahun yang bernama Elina Katarina. Sampai saat ini, polisi setempat masih melakukan penyelidikan lebih dalam lagi."

.....

Aku tak bisa tidur nyenyak semalaman. Setiap memejamkan mata, aku akan memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi di masa depan. Ketika berhasil tidur, aku akan bermimpi buruk sekali dan membuatku bangun dengan keringat yang bercucuran. Aku takut para rentenir itu memburuku. Aku takut mereka membunuhku. Aku takut mati. Aku bahkan memimpikan tubuhku dicincang, organ dalamku diambil, lalu tubuhku yang bernilai dibuang ke selokan.

Kalau sudah berpikir seperti ini, aku akan merasa mual. Mulutku seolah dipaksa mengeluarkan sesuatu, meskipun pada akhirnya aku tak mengeluarkan apapun, selain saliva.

"Elina? Mau kemana?"

"Ke ruang ganti."

"Tak makan bersama kami?"

"Terimakasih. Aku akan menyusul nanti, Lucy."

Ini sudah jam makan siang. Seperti biasa, beberapa karyawan akan berkumpul di taman belakang. Namun, saat ini yang aku butuhkan adalah menyendiri di keheningan. Aku butuh ketenangan. Namun, suara-suara di dalam kepalaku tak mau berhenti dan terus membuatku berpikir keras.

Bagaimana caraku melunasi hutang? Bagaimana caraku mendapatkan uang dalam waktu singkat? Siapa yang bisa kumintai bantuan? Keluarga? Aku tak bisa merepotkan mereka. Sedari awal mereka bahkan tak merestui perjalananku ke kota. Azumaya? Aku tak yakin dia mau meminjamkan uangnya dalam jumlah besar, terlebih aku sudah menolaknya. Kalaupun dia mau, mengapa dia tak langsung menawarkannya saat kami bertemu?

Lucy? Dia sudah terlalu banyak membantu. Rasanya malu dan enggan kalau harus meminta tolong kepadanya lagi. Dia pasti punya masalahnya sendiri untuk diselesaikan.Teman-teman di restoran? Lebih tidak mungkin lagi. Mereka sudah berkeluarga. Aku tak bisa meminjam uang pada mereka.

Kalau saja aku tak melawan ibu dan mendengarkannya untuk tetap di desa, apakah nasibku akan lebih beruntung? Kalau aku masih di negaraku sendiri, apa mungkin semuanya akan baik-baik saja? Kalau saja aku lebih peka terhadap Sherry, tidak, kalau saja aku tak pernah bertemu dengannya dan mempercayainya, mungkinkah semuanya berbeda?

Aku menengadahkan wajahku, menatap langit-langit yang berwarna gading polos. "Apa yang harus kulakukan?" Aku memejamkan mataku. Rasanya melelahkan.

.....

"Maaf, aku tak bisa menemanimu, Diana."

"Oh, tak apa-apa, Elina. Masih ada yang lain. Sebaiknya kau segera beristirahat, wajahmu pucat sekali seharian ini."

Aku kembali ke losmen secepatnya setelah berpamitan pada Diana. Biasanya aku akan menemani wanita itu menunggu suaminya menjemput di depan restoran. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk memutar kembali otakku.

Jendela losmen sudah kukunci, begitu pula dengan pintu. Demi menghalau dingin yang menyengat tulang, penghangat ruangan kunyalakan.

Tadi sore ketika aku mengantarkan makanan ke meja nomor tiga, aku mengingat para gadis yang membicarakan sesuatu tentang mendapatkan uang dengan cara instan. Sesuatu seperti merekam diri saat masturbasi dan mendapatkan uang sebagai gantinya. Barter yang menjijikan, tapi aku harus mencobanya.

Dengan kuota yang terbatas, aku mempertimbangkan beberapa situs yang mirip dengan apa yang gadis-gadis itu pernah bicarakan. Aku harus menahan malu dan risih saat potongan-potongan adegan tak senonoh tertampang bebas di hadapanku. Kemudian kutemukan satu situs yang sepertinya cukup layak untuk kucoba.

bluelight.co.id milik Blue Light Entertaiment.

Sebuah rumah produksi yang menggarap film dan iklan dewasa berdurasi pendek. Kulihat jangkauannya cukup besar sebab ada jutaan netizen yang berkunjung setiap tahunnya dari berbagai negara.

Di antara poster dan biodata pemain yang diperkenalkan, tak kutemukan satupun orang yang berasal dari negaraku. Paling dekat adalah orang-orang Korea dan Jepan. Melihat mereka membuatku pesimis. Apakah tempat ini akan memberikan kesempatan untukku? Aku tak berkulit putih dan tak bertubuh semampai.

Namun pertanyaan itu dengan cepat menguap saat kusadari aku harus bergerak cepat. Tak ada waktu berpikir kritis. Lagipula aku tak akan selamanya bekerja di tempat itu. Setelah aku melunasi hutangku, akan akan keluar dari industri itu dan kembali ke kampung. Maka aku menekan tombol 'apply career' di pojok kanan bawah.

Kemudian aku dibawa ke halaman lain. Halaman itu mengharuskan aku mengisi biodata diri dan mengunggah satu foto seluruh tubuh menggunakan bikini. Aku juga diharuskan mengunggah fotoku yang tanpa make up dari jarak dekat.

Aku tak memiliki bikini, jadi aku mulai melepas pakaianku, dan menyisakan dalamanku saja. Aku berdiri di depan cermin dan mengambil fotoku sendiri. Aku hanya mengambil satu foto karena aku tak sanggup melakukannya lagi. Rasanya memalukan.

Sebelum mengunggah foto itu di situs, aku memperhatikan penampilanku baik-baik. Wajahku terlihat bodoh dan tubuhku tak seksi seperti Klan Kardashian. Keyakinanku tak lebih dari 50% saat mengunggahnya. Kalau aku diterima, itu adalah sebuah keberuntungan. Jadi aku mulai mencari beberapa situs lagi sebagai cadangan. Sialnya kuota yang kumiliki habis di tengah jalan.

.....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status