Home / Rumah Tangga / Unwilling Bride / Sebuah kesalahan

Share

Sebuah kesalahan

last update Last Updated: 2021-09-01 16:39:06

Seorang lelaki turun dari mobil dan menghampiri Cinta.

Mengapa anda masih disini?" Lelaki itu bertanya dengan tatapan penuh tanya.

"A-aku tidak mendapatkan angkot atau ojek untuk pulang." Cinta menjawab ketakutan.

"Di mana rumah mu?Aku akan mengantarmu pulang!" ucap lelaki itu.

"Ti-tidak perlu. A-aku akan menunggu ojek saja." Cinta menolak ajakan tersebut dengan lembut.

"Hmmm. Apa anda yakin? hujan deras seperti ini, angkot atau pun ojek tidak akan ada yang lewat. Anda seorang perempuan. Dan tempat ini sangat sepi." Lelaki itu masih bersikeras menawarkan bantuan.

"Rumah saya sangat jauh. Saya tidak ingin merepotkan anda.terima kasih atas tawarannya." Cinta pun masih menolak dengan halus.

"Baiklah. Kalau rumah anda sangat jauh. Bagaimana kalau anda saya antar ke hotel terdekat?" ujar lelaki tersebut.

"Apa? Tidak. Saya bukan perempuan murahan!" Cinta marah mendengar tawaran pemuda tersebut.

"Tenanglah nona, Saya bukan orang jahat. Saya hanya tidak tega meninggalkan anda sendirian disini, dengan keadaan hujan deras. Tempat ini sepi. Tidak bagus untuk seorang perempuan. " Pemuda itu masih bersikukuh 

Belum sempat Cinta menjawab.

Pemuda itu kembali berkata. "Aku hanya akan mengantar mu kehotel dan membayar sewa nya. Setelah itu aku akan pulang. Percayalah aku orang baik baik"

Cinta memikirkan perkataan pemuda tersebut.

"Benar juga. Hujan masih deras. Tidak mungkin ada ojek atau angkot yang lewat.sedangkan mau pulang pun sudah tidak ada kendaraan menuju desa." Batin Cinta.

"Tapi bagaimana jika lelaki ini penjahat yang hanya modus," gumam Cinta dalam hati.

Pemuda itu kembali berbicara."Baiklah. Kalau begitu. Aku akan menemani disini."

Cinta terbelalak. Bagaimana mungkin pemuda itu akan menemani nya di sana.

Setelah berfikir panjang, akhirnya Cinta memutuskan untuk menerima tawaran pemuda itu untuk diantar ke hotel terdekat. 

Lelaki itu membuka pintu mobil. Cinta duduk dibelakang kemudi dan lelaki itu duduk di samping kemudi.

"Rumah mu dimana?seberapa jauh sehingga kamu tidak mau aku antar pulang?" lelaki itu bertanya pada Cinta seraya melihat dari kaca spion mobil.

"Ehm. Saya tinggal di sebuah desa terpencil. Perjalanan dari sini ke desa selama 2 jam . Setelah itu harus menyeberangi sungai dan melewati hutan. Jika malam hari, tidak ada perahu yang mau mengantar penumpang, ditambah dengan hujan. Jalan menuju rumah saya juga tidak bisa ditempuh karena masih jalan tanah dan tidak di aspal." terang Cinta dengan gugup.

"Lalu apa yang anda lakukan di kota ini? mengapa anda sendirian?" lelaki itu melanjutkan pertanyaannya.

"Saya sedang berbelanja untuk keperluan sekolah anak, dan keperluan mengajar," sahut Cinta

"Biasanya, saya berbelanja bersama teman teman. Tapi saat ini mereka semua sedang sibuk. Jadi saya pergi sendiri," lanjut Cinta lagi.

Mobil akhirnya menepi pada sebuah hotel.

Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut menuju resepsionis.

"Permisi, Saya mau memesan sebuah kamar no smoking." Lelaki itu memberikan identitas dirinya 

Resepsionis pun menyiapkan data untuk kamar tersebut. Dan memberikan kunci kamar kepada lelaki itu.

"Mari, Aku akan tunjukkan kamar mu." Lelaki itu meminta Cinta mengikutinya.

Cinta mengikuti langkah lelaki tersebut.Ketika tiba di depan kamar dan membuka pintu kamar tersebut. Cinta mengucapkan terima kasih.

"Ehm , terima kasih telah menolong saya pak …." ucap Cinta menggantung.

"Daniel wong, kamu panggil saja Aku Daniel." Sahut lelaki itu.

"Baik. Terima kasih pak Daniel." Sahut Cinta seraya membungkukkan badannya.

"Lalu. Siapa namamu? " tanya Daniel.

"Saya Cinta" jawab Cinta tersenyum.

Ketika Cinta akan menutup pintu kamar. Tiba tiba perutnya berbunyi. 

Krucuk..krucuk..

Daniel pun mendengar suara perut Cinta yang kelaparan. Wajah Cinta memerah menahan malu. Daniel pun berbalik.

"Apa kamu belum makan?" Tanya Daniel

"Eh, Err … Itu …  Aku tidak lapar." jawab Cinta asal.

"Bagaimana mungkin kamu bilang tidak lapar, tapi cacing cacing di dalam perut mu mendemo seperti itu. Baiklah aku akan memesan makanan untuk mu!" Daniel berkata sembari membuka gawai nya dan memesan makanan melalui aplikasi .

"Tidak perlu repot pak Daniel!" Cinta menatap Daniel dengan gelengan kepala.

"Masuklah kekamar mu. Aku akan menunggu disini sampai kurir mengantar makanan untukmu!" Daniel masih menatap layar ponselnya.

"Baiklah ..." Cinta lalu masuk kamar hotel dan mengunci pintu nya

**********

Beberapa menit kemudian kurir pun menelpon Daniel. Dan Daniel turun ke lobby untuk menjemput makanan tersebut.

Setelah menerima makanan dan membayarnya, Daniel kembali ke lantai 5, kamar yang di sewa Daniel untuk Cinta.

Tok … tok ... tok ...

"Cinta , ini makanan untukmu." Daniel memanggil Cinta dan mengetuk pintu.

Ceklek, 

Pintu terbuka dan Cinta menyembulkan wajahnya di balik pintu.

Cinta menerima makanan tersebut dan mengucapkan terimakasih.

Tapi diseperdetik kemudian, ketika Daniel pergi meninggalkan pintu kamar, Cinta Memanggil Daniel.

"Pak Daniel, ehm ... maaf, apakah saya boleh meminjam ponsel anda untuk menghubungi keluarga saya? saya ingin mengabarkan keberadaan saya. Karena ponsel saya mati. Dan saya tidak membawa charger atau power bank." Cinta berkata dengan hati hati.

"Ooo … silahkan. Saya tidak keberatan." Daniel pun menyodorkan benda pipih itu kepada Cinta.

"Ehm. Mungkin sebaik nya pak Daniel menunggu di sofa tamu saja."  Cinta menawarkan Daniel masuk.

"Tidak perlu, Saya menunggu disini saja," sahut Daniel.

"Baiklah. Terimakasih. Saya Video Call putri saya dulu.maaf mungkin agak lama meminjam handpone bapak." Cinta tersenyum sembari menutup kembali pintu kamar.

15 menit kemudian, Cinta membuka pintu kamar dan memberikan handpone Daniel. Tapi tiba tiba. 

Krucuk … krucuk ... 

Cinta mendengar suara orang kelaparan.

Cinta menatap Daniel. Dan mendapat tatapan begitu, Daniel menjadi serba salah.

"Baiklah. Aku langsung pulang." Daniel akan berlalu.

"Pak, makan saja dulu. Makanan yang bapak pesan terlalu banyak untuk porsi saya. Sebaiknya kita makan bersama saja.sayang kalau tidak dihabiskan." Cinta mempersilahkan Daniel masuk.

"Anda tidak keberatan?" Daniel bertanya.

"Tidak apa apa. Saya percaya pada Bapak," Jawab Cinta mantap.

"Mari, Pak. Silahkan masuk." Cinta mempersilahkan Daniel masuk dan mereka pun makan bersama.

*********

Cinta dan Daniel menghabiskan makanan tersebut karena memang mereka sama sama belum makan malam.

Selesai makan mereka membereskan sampah bekas makanan bersama sama.

Tiba tiba Cinta merasa tubuh nya memanas, dia juga merasa pusing.

"Kenapa tubuhku terasa panas begini. Dan kenapa aku merasa ada gairah saat memandang Pak Daniel." gumam Cinta.

Begitu pun dengan Daniel. Dia merasa tubuhnya sangat panas dan akan ada rasa hasrat yang ingin meledak. Perasaan sangat tidak nyaman membuat nya penglihatannya buram.

Ketika akan berdiri , tidak sengaja Daniel bertabrakan dengan tubuh Cinta yang juga merasa pusing dan kepanasan.

Akhirnya mereka jatuh bersama dan Daniel menindih tubuh Cinta.

Sesaat kedua nya terpaku dan saling menatap. Daniel merasa tubuhnya semakin panas dan merasa aliran gairah dalam dirinya semakin gila.

Tanpa sadar Daniel mencium bibir  Cinta. Dan Cinta pun tidak menolak. Perlahan Daniel mencumbu leher jenjang Cinta, menggigitnya kecil-kecil dan meninggal tanda kepemilikan. Cinta mendesah, karena aliran gairah dalam tubuhnya juga memuncak. Mereka berciuman cukup lama. Dan akhirnya ciuman itu semakin menuntut dan menuntut.

Daniel terus melancarkan aksinya, melepas satu per satu pakaian yang Cinta kenakan. Akal sehat mereka benar-benar telah hilang. Daniel menelusuri setiap inci tubuh Cinta dengan bibirnya. Bahkan menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh Cinta. Sehingga membuat Cinta semakin mendesah.

Penyatuan tubuh keduanya pun tidak dapat dihindari. Cinta dan Daniel telah kehilangan akal sehatnya. Karena gairah lebih menguasai pikiran dan hati keduanya.

Setelah beberapa kali melakukan penyatuan, Daniel dan Cinta tidur saling berpelukan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Unwilling Bride   Cinta disudutkan

    "Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya

  • Unwilling Bride   Tawaran Pak Karta

    "Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma

  • Unwilling Bride   Hadiah untuk Carisa

    Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang

  • Unwilling Bride   Gairah Daniel VS Pertahanan Cinta

    Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,

  • Unwilling Bride   Bertemu mertua dan Carisa

    "Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid

  • Unwilling Bride   Perusahaan cabang

    Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status