Home / Rumah Tangga / Upik Abu Mertua / Bab 11. Sarapan Bersama

Share

Bab 11. Sarapan Bersama

Author: Rifat Nabilah
last update Last Updated: 2025-01-07 22:25:14

"Baik, Bu. Aku permisi pergi ingin mengambil alat kebersihannya," pamit Hafizah pada Ibu mertuanya.

"Ya, sudah sana!"

Lestari yang dari tadi sudah rapih untuk pergi ke tempat biasa dirinya bersenang-senang, tentu bersama teman sosialitanya yang setiap hari selalu belanja barang-barang mewah.

"Saatnya aku belanja-belanja, terserah Hafizah di rumah ini, aku juga butuh kesenangan."

Lestari sebenarnya tidak merelakan menantunya tenang di rumahnya, apalagi bisa berdua bersama Hafidz. Tetapi Lestari tahu sifat Hafidz yang tidak mungkin menggoda seorang wanita.

"Tante cantik, apa yang Tante lakukan?"

Putri sudah mengenakan pakaian seragam sekolahnya dengan menggendong tas ranselnya.

"Putri, ternyata kamu. Ini Tante mau bersih-bersih," jawab Hafizah menaruh alat kebersihannya karena ingin bicara dengan anak itu.

"Tante sudah sarapan? Hari ini aku mau sarapan di luar sama Ayah, tapi perutku sudah lapar, apa di sini ada makanan untuk mengganjal perutku dulu ya, Tante?" tanyanya dengan meme
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Upik Abu Mertua   Bab 121. Kebahagiaan Yang Semestinya

    "Kondisi pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding sebelumnya. Saya akan memeriksa kembali dalam beberapa jam ke depan. Jika pasien terus membaik, ia akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa atau diberikan izin untuk menjalani rawat jalan di rumah, sesuai permintaan Pak Hafidz."Hafizah merasa lega mendengar hal tersebut, harapannya pun bangkit untuk dapat bertemu dan berbicara dengan putrinya jika kondisinya semakin membaik."Baik, Dokter, terima kasih," sahut Hafidz dengan penuh syukur.Hafidz kemudian menghampiri Hafizah yang terlihat ceria menerima kabar baik itu. Ia mendekat sambil mengingatkan Hafizah dengan nada penuh harapan."Kamu dengar sendiri, kan, Hafizah? Anakmu akan segera pulih. Dia akan sadar dan tahu segalanya tentang ibu kandungnya," ucap Hafidz dengan lembut.Hafizah menoleh, senyumnya merekah, penuh rasa syukur sekaligus lega saat menyadari Hafidz mulai merelakan segalanya untuk kebahagiaan anak itu. "Hafidz, kamu juga ayahnya. Tidak ada yang bisa

  • Upik Abu Mertua   Bab 120. Menunggu Putri Sembuh

    Hafizah terdiam dalam keterkejutan yang mendalam. Perasaan yang selama ini ia alami terhadap Putri ternyata memiliki alasan yang jauh lebih mendalam daripada yang pernah ia bayangkan. Dengan suara bergetar, ia melontarkan pertanyaan yang penuh emosi kepada Hafidz."Jadi selama ini ... semua perasaan ini ... Putri adalah anakku? Aku ibunya, aku yang malah memulai penderitaan hidup anakku sendiri? Dia ada begitu dekat denganku, tapi aku bahkan tidak mengenalinya. Bahkan ketika dia terbaring sendirian di ruangan itu, aku hanya berada di sini tanpa mengetahuinya. Dan kamu ... kamu menyembunyikan semua ini dariku, Hafidz. Kenapa? Apa aku melakukan kesalahan begitu besar hingga kamu merasa aku tidak layak mengetahui siapa dia sebenarnya? Apakah aku sebegitu buruknya di matamu?"Mata Hafizah yang penuh air mata bertatapan langsung dengan Hafidz. Emosi kian memuncak ketika ia menarik kerah kemeja laki-laki itu, memaksa jawaban atas pertanyaannya. Namun Hafidz, meski terlih

  • Upik Abu Mertua   Bab 119. Putri Adalah Anakmu

    "Hafizah, tunggu sebentar, aku ingin berbicara denganmu. Apakah kamu punya waktu?" tanya Hafidz."Ada, tapi mau bicara tentang apa? Kita kan akan pergi ke tempat makan dekat sini, apakah itu yang ingin kamu bicarakan?" jawab Hafizah."Bukan, aku ingin memberimu ini," kata Hafidz sambil menyerahkan sesuatu kepada Hafizah.Hafizah menerima pemberian itu dan langsung memeluk Hafidz. Ternyata suaminya bisa begitu romantis malam ini. Mungkin ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk saling mesra, meskipun ada kemungkinan Putri akan tiba-tiba muncul."Terima kasih, Hafidz. Aku tidak menyangka kamu akan memberikan hadiah ini. Aku sangat mencintaimu."Hafizah merasa bahagia menerima hadiah dari suaminya, sementara Hafidz tampak bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Pikiran serius mengganggu benaknya."Sama-sama, sayang. Kamu tahu ini hanya hadiah kecil. Seharusnya aku sudah memberikannya sejak lama, tapi baru sekarang aku bisa mel

  • Upik Abu Mertua   Bab 118. Waktu Bersama

    Saat dokter menjelaskan dengan rinci kepada Hafidz mengenai kondisi anaknya, rasa takutnya menghilang karena ia memahami bahwa apa yang dialami anaknya bukanlah penyakit biasa. Hafidz pun melangkah kembali menuju Hafizah, namun ia mendapati bahwa Hafizah tidak ada di tempat itu."Di mana dia?" Hafidz berusaha mencari Hafizah di sekitarnya, tetapi tidak menemukan jejaknya. Bahkan, Hafizah tidak dapat dihubungi. "Ada apa dengannya? Kenapa ponselnya mati? Atau mungkin ada urusan mendesak di pekerjaannya? Aku rasa dia akan segera kembali," ujarnya sambil duduk di kursi.Hafizah, yang selama ini dianggap sebagai Hafidz, ternyata sedang terjebak dalam situasi berbahaya. Reyana, dengan nekat, menculiknya. "Kamu tahu, Hafizah, kamu adalah wanita yang sangat berbahaya. Bukan hanya bagi diriku, tetapi juga bagi orang lain, karena kamu bisa mendapatkan pria seperti Hafidz. Aku ingin kamu menyerahkan keberuntunganmu padaku. Untuk itu, aku harus me

  • Upik Abu Mertua   Bab 117. Kondisi Putri Yang Parah

    "Hafidz! Tunggu sebentar, aku akan ambilkan minuman untukmu. Jangan pergi ke luar, karena di sana sangat berbahaya. Aku akan membantu Putri terlebih dahulu," kata Hafizah sambil berjalan meninggalkan ruang tamu.Hafizah yang tidak melihat Hafidz merasa bingung dan segera menuju kamar Putri. Sesampainya di sana, dia mendapati pintu kamar terkunci dari luar."Putri! Ini Tante, bangunlah," serunya.Namun, sebelum Hafizah sempat mengambilkan minuman untuk Hafidz, dia menemukan Putri sudah tidak sadarkan diri saat membuka pintu. Belum lagi, dia melihat dokter di sana juga telah dihipnotis oleh Reyana."Dokter! Tolong Putri, ada apa dengannya? Kalian! Apakah ini semua karena dia?"Hafizah menyadari situasi tersebut dan segera menepuk tangan untuk membangunkan mereka dari pengaruh hipnotis.Setelah dokter sadar, Hafizah sudah lebih dulu membawa Putri keluar untuk segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu, Hafidz yang telah sadar da

  • Upik Abu Mertua   Bab 116. Perlawanan Hafizah

    Saat Reyana memasuki kamar untuk menemui Hafidz, ia melihatnya sedang berusaha membangunkan dokter, suster, dan para bodyguard yang berada di luar kamar anaknya."Reyana! Apakah kamu melakukan sesuatu yang membuat mereka seperti ini?" tanya Hafidz dengan nada marah.Reyana hanya tersenyum sambil menatap mata Hafidz yang masih menggendong anaknya. Ia tidak peduli dengan kemarahan Hafidz."Ya, aku melakukannya. Dan kamu akan kembali ke duniamu bersamaku. Tatap mataku, Hafidz. Di sana, kamu akan menemukan semua yang kamu cari selama ini: cinta, kepercayaan, dan kebahagiaan bersamaku selamanya," ujar Reyana.Hafidz menatap mata Reyana, dan tanpa sadar, ia terjebak dalam hipnotisnya. Akhirnya, ia menurunkan Putri dari gendongannya."Turunlah!" perintahnya."Ayah, kenapa kamu jadi seperti mereka? Ada apa ini? Aku takut!" Putri merasakan ketakutan yang mendalam.Ia melihat tatapan ayahnya yang kosong, seolah bukan ayahnya yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status