Home / Rumah Tangga / Upik Abu Mertua / Bab 18. Mengerjakan Dalam Waktu Singkat

Share

Bab 18. Mengerjakan Dalam Waktu Singkat

Author: Rifat Nabilah
last update Last Updated: 2025-01-14 22:55:19

Menjelang pagi Hafizah belum menyelesaikan pekerjaannya, dia masih dijaga oleh Ibu mertuanya yang ingin memastikan kalau menantunya memang bekerja setiap hari untuknya tanpa bantuan orang lain, dengan terpaksa Rina pembantu bayaran harian Hafizah tidak masuk hari ini karena Hafizah belum memberikan kabar.

"Bu, mau sampai kapan di situ terus? Ini sudah jam setengah enam pagi, apa Ibu tidak mau tidur?" tanya Hafizah masih menyetrika baju-baju Lestari.

Lestari masih duduk memperhatikan Hafizah yang sibuk dengan pekerjaannya, wanita tua itu tidak menjawab pertanyaan Hafizah dikarenakan sedang memegang ponsel di tangannya.

"Bu, bolehkah aku istirahat dulu? Sungguh aku bosan dari semalam begini. Ini sudah pagi, aku harus membuat sarapan untuk Ibu."

Lestari masih sibuk dengan ponselnya yang melihat konten mengenai perhiasan dan barang-barang mewah seperti tas bermerk yang tidak kalah menakjubkan harganya.

"Bu!"

"Apa?"

Akhirnya Lestari menjawab, baru Hafizah memberanikan dirinya untuk be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Upik Abu Mertua   Bab 19. Dia Hanya Pembantu!

    "Cepat Bu, segera Ibu ganti ke tempat yang ada di rumah ini dan sajikan untuk tamu-tamu Ibu mertua, aku harus pulang lagi bersama yang lainnya."Rina ada di dapur, dia masuk melalui pintu dapur yang dibuka oleh Hafizah, mereka memang sudah sepakat tentang semua ini, sedangkan Lestari masih sibuk dengan ponselnya membalas pesan grup teman-temannya yang mau datang. "Terima kasih Rin, kamu dan temanmu sangat membantuku, maaf kalau pekerjaannya ditambah mendadak seperti ini, tapi kamu tenang saja, aku pasti memberikan lebih," ucap Hafizah tidak enak pada Rina yang mengikuti permainannya agar tidak ketahuan ibu mertua. "Sama-sama Bu. Rina dengan senang hati membantu Ibu Hafizah, karena lima tahun yang lalu membuat Rina tidak memiliki pekerjaan seperti ini, rasanya bersyukur Ibu telah menghubungi Rina lagi.""Baiklah, ini uangnya dan sekali lagi aku berhutang budi padamu Rin, kalau kamu membutuhkan bantuan apa pun, tolong segera kabari aku.""Siap Bu, Hafizah. Kalau begitu Rina permisi du

    Last Updated : 2025-01-15
  • Upik Abu Mertua   Bab 20. Dikunci

    "Bisa-bisanya kamu menggagalkan transaksi berlian yang akan aku beli dari teman-temanku, mulutmu itu tidak bisa di jaga untuk menjaga perasaan tamuku, sampai-sampai kamu menuduh mereka menjadi penipu, di mana otak kamu, Hafizah? Pantas aku begitu membencimu. Dan tingkahmu yang seperti ini membuat orang tidak ingin kamu hidup!" Kemarahan Lestari tidak bisa dikendalikan di depan menantunya yang sekarang ketakutan, padahal tadi sangat berani mengusir orang-orang yang menjadi tamu Ibu mertuanya. "Bu, aku tidak bermaksud begitu, tapi aku perduli sama Ibu, mereka semua akan jahat. Ibu harus berhati-hati membeli barang mahal seperti berlian, lebih baik langsung ke tempatnya kalau Ibu mau membeli sesuatu yang mahal, aku takut Ibu akan menyesalinya di belakang kalau percaya dengan orang-orang tadi. Aku tidak menuduh mereka, karena faktanya mereka penipu Bu, aku bisa menjamin kalau berlian yang mereka bawa itu palsu." Hafizah masih meyakinkan mertuanya untuk percaya padanya, tetapi Lesta

    Last Updated : 2025-01-16
  • Upik Abu Mertua   Bab 21. Pulang

    Pada pukul delapan pagi rumah kedatangan orang-orang yang kemarin diusir oleh Hafizah, terlihat juga ada Lestari yang berdiri di antara mereka semua. "Ibu, kenapa bersama mereka lagi? Dan berlian palsu itu, kenapa Ibu memakainya? Oh, apa Ibu jadi membelinya?" tanya Hafizah mencecar Ibu mertuanya dengen banyak pertanyaan setelah Lestari membuka pintu dapur. "Sudahlah Hafizah, jangan banyak drama lagi, aku membeli barang apa pun bukan urusan kamu. Sekarang cepat buatkan aku dan teman-temanku minuman, dan jangan lupa panggil aku 'Nyonya' jangan Ibu lagi."Teman-teman ibu menahan tawanya karena ternyata Hafizah dijadikan pembantu oleh mertuanya sendiri, tentu Hafizah kesal melihat mereka semua. "Hmmm, aku buatkan Nyonya.""Cepat!""Iya."Lestari dan yang lainnya pergi ke ruang tamu kembali setelah melihat adegan Hafizah dikunci oleh Lestari di dapur karena hukuman telah mengusir mereka semua, dan itu membuat mereka senang

    Last Updated : 2025-01-17
  • Upik Abu Mertua   Bab 22. Lestari Tidak Pulang

    "Kamu benar, Hafidz. Sebenarnya aku yang membuat diriku masuk dalam amarah Ibu. Aku mau masuk dulu, kamu istirahatlah, terima kasih telah membantuku."Hafidz melihat ke mata Hafizah yang terlihat lembab karena hampir menangis. "Sama-sama, aku pergi dulu.""Iya, Hafidz."Hafizah masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan yang berbeda dari biasanya, mengingat tatapan mata Hafidz selalu meneduhkan hatinya yang kacau ditinggalkan oleh suaminya, bahkan pikirannya menjadi rumit memikirkan sifat ibu mertuanya. "Tatapannya seperti mengandung arti yang berbeda, tapi aku tidak mengerti, kenapa dia yang bisa membuat aku seperti ini?"Hafizah memejamkan matanya karena lelah dengan apa yang terjadi, begitu juga Hafidz yang tidur di kamarnya dengan tenang karena sudah memastikan Hafizah baik-baik saja. Alarm ponsel Hafizah berbunyi sangat keras, tanda jika dirinya harus bangun jam lima untuk memberikan kabar pada Rina seperti biasanya. "Sudah pagi, aku harus segera sebelum Ibu pulang."Tangannya m

    Last Updated : 2025-01-18
  • Upik Abu Mertua   Bab 23. Semakin Penasaran

    Dengan cepat Hafizah menghapus air matanya sendiri untuk terlihat tegar di depan Putri yang sudah mengkhawatirkannya. "Tante tidak apa-apa, tadi Tante terkena debu, kamu baik sekali mau menghapus air mata Tante, terima kasih sayang." Hafizah memeluk Putri, rasanya tenang saat berada di dekat anak Hafidz, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan bisa dirasakan hatinya. "Sama-sama Tante, aku tadi baru buat gambar untuk Tante cantik, gambar ini aku buat sembunyi-sembunyi dari Ayah." "Kenapa begitu?" "Karena di gambar ini ada Tante cantik menggunakan gaun pengantin yang cantik dan Ayah yang menggunakan jas pengantin. Aku takut Ayah marah, jadi aku berikan gambar ini sama Tante saja. Semoga Tante menyukai gambar aku," jawab Putri memberikan gambar yang dibuatnya ketika di kamar sendirian. Hafizah mengambilnya, melihat dengan jelas kalau gambar anak kecil memang tidak berbentuk rapih dan bagus, tetapi a

    Last Updated : 2025-01-19
  • Upik Abu Mertua   Bab 24. Kecelakaan

    Saat keduanya masih berbicara membahas ibu kandung Putri, ada suara telepon rumah yang terdengar lama, sudah pasti dari seseorang yang sangat penting ingin mengabari sesuatu. "Biarkan aku yang angkat teleponnya," ucap Hafidz berjalan meninggalkan Hafizah yang tadinya mau dirinya yang angkat telepon masuk itu. "Ya, sudahlah. Aku mau taman depan dulu, rasanya menenangkan diri di luar jauh lebih baik," ucap Hafizah berjalan ke arah pintu depan. Sedangkan Hafidz sudah mengangkat telepon masuk, ternyata dari seseorang yang memberikan kabar buruk. Hafidz:"Siapa ini?"Lestari: "Ini aku, cepat datang ke rumah sakit yang dekat dari rumah, aku kecelakaan dan membutuhkan biaya rumah sakit, bilang sama Hafizah untuk keluarkan uang tabungan yang dia miliki, itu juga uang anakku."Suara ketus itu tentu dikenali oleh Hafidz yang malas menanggapinya, tetapi Lestari sedang membutuhkan pertolongan sekarang ini, walaupun terdengar men

    Last Updated : 2025-01-20
  • Upik Abu Mertua   Bab 25. Mencari Anakku

    "Apa yang kamu lakukan?" tanya Hafidz setelah menerima pesanan makanan yang dia beli tadi. Hafizah masih sibuk dengan pot yang rusak beberapa sudah dikumpulkan menjadi satu, sedangkan masih ada dua pot lagi di tangannya akan dia rapihkan. "Kamu bisa melihatnya sendiri, jadi kamu beli makanan untuk orang rumah lagi? Dari mana uang yang kamu dapatkan sedangkan kata Ibu kamu itu pengangguran? Maaf aku bertanya soal ini, tapi aku penasaran dari mana kamu mendapatkannya?"Sebenarnya tidak enak bertanya seperti itu, tetapi Hafizah penasaran sekali dengan kebenaran yang selama ini ibu katakan setiap marah pada Hafidz. "Aku meminjamnya dari temanku, kami selalu bisa berbagi ataupun meminjam, bisa dikatakan kita berdua sahabat," jawab Hafidz membohongi Hafizah. Terlihat dari wajah Hafidz yang berpaling ke arah lain membuat Hafizah meragukan jawaban pria itu. Tentu karena Hafidz memakai uang bukan uangnya, sedangkan Hafidz menggunakan setiap ha

    Last Updated : 2025-01-21
  • Upik Abu Mertua   Bab 26. Pelampiasan

    Ketika memasuki panti asuhan yang cukup kecil dengan banyaknya penghuni di dalamnya semakin membuat Hafizah tidak berhenti menitikkan air mata. "Jadi panti asuhan seperti ini? Bagaimana anakku bisa tinggal di tempat semacam ini tanpa aku? Tega Dera dan Ibu membuang anakku di tempat begini. Aku akan pastikan anakku kembali padaku."Hafizah duduk bersama Hafidz dan ada ibu panti yang ingin mengetahui maksud keduanya datang ke panti. Sedangkan di dalam rumah terlihat sepasang mata sedang memastikan sesuatu di dalam sana. "Hafizah! Di mana kamu? Aku memanggilmu beberapa kali tapi kamu berani tidak menjawab aku!"Sudah beberapa kali jalan menggunakan tongkatnya ke depan rumah dan kamar Hafizah, tidak menemukan Hafizah sama sekali, bahkan dapur terlihat sepi dari jendela kaca yang terlihat dari luar. "Kurang ajar! Awas kamu Hafizah, rupanya kamu melanggar apa yang aku larang. Kamu pasti pergi dari rumah lagi tanpa berpamitan sama a

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • Upik Abu Mertua   Bab 90. Kembali Menghantui Kehidupan Hafizah

    Setelah selesai makan, Hafizah segera pergi untuk mencari kebutuhan bulanan yang akan disimpan di lemari es, setidaknya untuk persediaan selama seminggu."Baiklah, ini adalah pengalaman pertamaku melakukan ini. Aku sudah menyiapkan daftar belanja seperti ibu-ibu pada umumnya, dan sekarang saatnya untuk membeli semua yang aku butuhkan," ujarnya.Hafizah mulai menjelajahi toko, mencari barang-barang yang diperlukan, didampingi oleh para bodyguard yang setia mengawalnya tanpa lelah. Mereka sudah tidak merasa lapar, terutama karena Hafizah telah menyediakan minuman untuk mereka selama bertugas."Aku tidak mengerti, semua bahan makanan harganya sudah naik, dan aku harus menyesuaikan anggaran meskipun uangku tidak akan habis," keluhnya, sama seperti wanita pada umumnya.Hafizah mengambil sayuran yang ada di depannya ketika tiba-tiba dia mendengar suara seseorang menepuk bahunya."Ibu Hafizah, ada telepon dari Pak Hafidz."Wanita itu en

  • Upik Abu Mertua   Bab 89. Masih Tentang Putri

    Hafidz telah memberi tahu dokter yang merawat Putri bahwa anak tersebut memerlukan pengobatan terbaik. Namun, keterbatasan fasilitas di rumah sakit itu tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan penyakit langka seperti yang diderita Putri.Segera, Hafidz meminta rumah sakit untuk merujuk Putri ke luar negeri, memilih rumah sakit yang direkomendasikan oleh seorang teman lamanya yang tinggal di luar negeri.Hari itu juga, Hafidz terbang ke Thailand, di mana banyak orang menjalani operasi plastik dan berbagai prosedur medis lainnya. Thailand juga dikenal memiliki pengobatan yang canggih, termasuk untuk penyakit langka seperti yang dialami Putri."Ayah akan melakukan segalanya untukmu, sayang. Jadi, semangat lah untuk sembuh. Di sini, Ayah akan menemanimu sampai kamu membuka mata lagi," kata Hafidz saat berada di dalam mobil ambulans yang menuju bandara.Hafidz memilih untuk menggunakan pesawat pribadinya agar tidak perlu lama-lama membawa anaknya.

  • Upik Abu Mertua   Bab 88. Pengobatan Untuk Putri

    Hafizah menangis sepanjang perjalanan, menyadari bahwa malam ini ia akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih menyakitkan daripada pengkhianatan, yaitu terpaksa memenuhi harapan yang tidak diinginkannya. "Aku tidak menyangkal perasaanku, tetapi mengapa Hafidz tidak bisa melihat dengan jelas konsekuensi dari memaksakan pernikahan seperti ini? Aku tidak mau, dan dia juga tidak mau memahami semua ini."Hari yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi Hafizah, Hafidz, dan Putri justru berubah menjadi kesedihan, bahkan bagi Hafidz yang masih menunggu anaknya di luar ruang ICU. "Aku bodoh! Aku salah karena membiarkan Hafizah pergi dariku, tetapi aku hanya ingin melihat Putri sembuh dari sakitnya. Permintaan Putri sangat berarti bagiku. Apa salahnya? Dia mencintaiku, dan aku juga mencintainya."Hafidz merenungkan dengan dalam tindakan yang telah dilakukannya terhadap Hafizah. Sementara itu, Hafizah yang telah tiba di rumah merasakan kehilangan yang mendal

  • Upik Abu Mertua   Bab 87. Kekecewaan Hafizah Yang Kesekian Kalinya

    Hafidz berusaha menghubungi Hafizah, namun tidak ada jawaban dari wanita itu. Kini, ia merasa bahwa Hafizah mungkin marah padanya dan merasa terluka karena telah disalahkan sebelumnya."Apakah aku sudah berlebihan terhadap Hafizah? Aku harus segera meminta maaf padanya sebelum semuanya terlambat."Hafidz masih menunggu kabar dari dokter yang berada di dalam ruangan, tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan permintaan Putri. "Kamu tetap di sini, jangan lupa kabari aku jika ada informasi dari dokter. Aku akan segera kembali.""Jangan, Pak Hafidz. Saya khawatir akan ada tindakan serius. Sebaiknya Pak Hafidz tetap di sini, takutnya mereka meminta persetujuan untuk operasi seperti sebelumnya, dan saya tidak bisa melakukannya."Hafidz terdiam. Ia tidak akan pergi setelah mengingat apa yang terjadi pada anaknya, dan ia tidak mungkin meminta bodyguard untuk mengambil alih tanggung jawabnya di sini."Kamu benar. Sekarang, hubungi bodyguard yang ada di rumah untuk membawa Hafizah ke sini. Jangan

  • Upik Abu Mertua   Bab 86. Penyesalan Hafizah Menunda Pernikahan

    Hafidz berlari setelah selesai mandi, tanpa sempat mengenakan pakaian. Dia sangat khawatir tentang anaknya, hanya handuk yang melilit setengah tubuhnya terlihat oleh Hafizah dan para bodyguard."Putri!" Pria itu segera masuk ke dalam kamar dan mendapati Hafizah yang masih panik dan menangis, dipenuhi rasa penyesalan."Bagaimana bisa terjadi, Hafizah? Kamu tahu betapa pentingnya menjaga anak ini, tapi sekarang lihatlah apa yang terjadi!"Hafidz tampak kecewa pada Hafizah yang tidak mampu menjaga anak mereka dengan baik."Aku sudah berusaha menjaga dia semalaman, tapi tiba-tiba dia seperti ini. Aku tidak ingin dia dalam keadaan seperti ini. Ayo, cepat bawa dia ke rumah sakit!"Hafidz menggendong anaknya dengan kedua tangan, tanpa memikirkan pakaiannya yang belum dikenakan. Sementara itu, Hafizah yang menyaksikan semua itu segera berbisik kepada bodyguard yang ada di sampingnya."Segera ambil pakaian bos kalian, aku tidak

  • Upik Abu Mertua   Bab 85. Pembahasan Yang Sensitif

    "Tentang ibu kandungmu, sepertinya Tante pernah bertanya kepada Ayahmu, tetapi Ayahmu masih enggan membicarakannya. Kamu tahu bagaimana sikap Ayahmu selama ini. Tante tidak bisa memaksanya untuk berbagi, karena Ayahmu pasti merasakan sakit saat mengingat masa lalunya. Ada sesuatu yang dia sembunyikan untuk menutupi lukanya. Kamu juga tahu bahwa Ayahmu selalu berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kamu, bahkan tanpa memikirkan dirinya sendiri."Putri mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan Hafizah. Seperti yang telah disebutkan, Hafidz memang sangat tertutup mengenai hal ini."Iya, Tante. Tapi Putri tetap ingin tahu siapa ibu kandung Putri," jawabnya.Hafizah menggenggam tangan Putri dengan lembut agar dia merasa lebih tenang. Putri menatap mata Hafizah, menyadari bahwa tidak ada yang bisa dilakukan lagi mengenai ibu kandungnya."Kamu tahu, pasti ibu kandungmu cantik seperti dirimu dan sangat menyayangimu. Hanya saja, ibumu memiliki banyak pekerjaan. Kamu harus ingat bahwa suatu

  • Upik Abu Mertua   Bab 84. Rasa Takut Kehilangan

    "Aku tidak terpaksa, aku hanya ingin membahagiakan Putri. Dia ingin kamu menjadi ibunya," bisik Hafidz kepada Hafizah.Hafizah merasa keberatan jika Hafidz menikahinya hanya karena permintaan anak itu. Baginya, itu berarti Hafidz tidak benar-benar menginginkannya sebagai istri."Cukup! Aku yang tidak mau menikah denganmu! Lagipula, kamu tidak perlu bersikap seperti itu padaku, dan Putri juga tidak memaksamu jika kita bisa berbicara baik-baik dengannya."Hafizah mendekati Putri dan berkata, "Maafkan Tante cantik, sayang. Tolong pahami Tante, ya. Tante tidak bisa menikah sebelum kamu sembuh. Tante tidak ingin merayakan hari bahagia dalam keadaan sakit, sementara kamu juga sakit."Hafidz menggenggam tangan Hafizah untuk menghentikannya berbicara, tetapi Putri mulai berbicara lagi."Tante memang sangat cantik. Putri juga ingin mengenakan baju yang indah dan mahkota di kepalanya. Putri tidak mau memakai baju pasien seperti ini. Ayah, tidak apa-apa, biarkan aku sembuh dulu. Aku berjanji aka

  • Upik Abu Mertua   Bab 83. Membiasakan Diri

    Setelah Hafidz memesan makanan untuk kami berdua, kami langsung menyantapnya tanpa ragu. Namun, Putri masih belum sadar, sementara Hafizah menunggu agar bisa makan bersama kami. Suster yang menjaga juga memastikan asupan makanan yang diperbolehkan untuk Hafizah, mengingat dia baru saja keluar dari rumah sakit."Hafizah, kamu pasti menunggu Putri datang ke sini. Tenang saja, aku tidak akan membiarkan hal buruk menimpa Putri lagi. Biarkan dia beristirahat, aku yakin dia akan sadar dengan sendirinya.""Aku mengerti, Hafidz. Aku hanya berharap dia ada di sini. Tidak ada yang salah, kan?""Tidak ada, kamu benar. Aku juga mengizinkanmu tidur bersama Putri jika kamu mau, meskipun aku sedikit khawatir luka kamu belum sepenuhnya aman jika terpegang oleh anakku saat dia bangun nanti."Hafidz merenung sejenak dan kemudian mendapatkan ide yang bisa membuat Hafizah tidur satu kamar dengan anaknya."Aku akan meminta orang-orang kepercayaan ku untuk men

  • Upik Abu Mertua   Bab 82. Pengertian

    "Aku akan bersikap adil. Setidaknya, aku tahu mana yang benar untukku dan mana sikap mereka yang bisa aku perbaiki. Jika aku benar-benar menikah denganmu, itu berarti aku akan menjadi seorang ibu. Maka, aku akan mencintai dengan tindakan, bukan?"Hafidz tersenyum mendengar pernyataan Hafizah, calon istrinya yang sangat berbeda dari wanita yang pernah dicintainya sebelumnya."Baiklah, aku percaya padamu. Kita akan segera sampai di rumah."Hafidz merasa tenang mendengar jawaban Hafizah, terutama karena perlakuannya terhadap anaknya dan dirinya sendiri yang selama ini ia kenal.Setelah lima menit, mereka tiba di depan rumah Hafidz. Mobil pun berhenti karena pagar tertutup rapat. Hafidz menghubungi penjaga rumahnya di dalam menggunakan ponselnya. Ini tampaknya sudah menjadi kebiasaan, karena Hafidz melarang siapa pun untuk membuka pintu gerbang kecuali jika ia yang menghubungi terlebih dahulu.Saat pintu dibuka, Hafizah tiba-tiba keluar dari mobil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status