Share

Upik Abu dan Bola Cahaya
Upik Abu dan Bola Cahaya
Author: Beyouna

Bab 1. Siburuk Rupa

Aroma ayam, pakan dan kotorannya semerbak, bisa dipastikan takkan ada yang bisa bertahan di sekitar situ untuk beristirahat setiap hari. Namun tidak dengan Upik. Ia tidur dan makan tepat di sebelah kandang-kandang ayam milik pak Bowo.

Ia adalah anak yang terbuang, usianya bekisar delapan belas tahun. Upik seumur hidup tinggal di sana, bekas kandang ayam yang dijadikan tempat ia tinggal. Setiap hari bekerja membersihkan kandang, membantu memberikan pakan ayam, dan makan dari belas kasihan keluarga pak Bowo.

Meski usianya sudah beranjak dewasa, Upik sama sekali belum pernah mengalami menstruasi, mengerti bahwa dirinya seorang perempuan-pun mungkin tidak. Perawakannya tak ubah seperti orang yang mengalami gangguan jiwa, rambutnya gimbal kribo, tubuhnya kurus dan tak terurus, bahkan terkesan seperti tak pernah mandi. Aroma ayam lekat betul di tubuhnya, wajahnya kotor, giginya kuning dan ia jarang berbicara. Jika dipanggil, ia hanya menyahut dan datang sesegera mungkin, jika dimarahi bahkan dipukulpun, ia tak pernah melawan. Hanya orang-orang yang tahu sejarah hidupnya saja yang paham kalau dia seorang perempuan.

Sore menjelang malam, orang-orang yang bekerja di kandang ayam pak Bowo bersegera untuk pulang. Seperti biasa, Upik masih sibuk di kandang ayam, memegang serok dan sapu lidi, membersihkan kandang ayam dari kotoran dan sampah.

Upik mengangkat air seember demi seember kemudian dihempaskan air tersebut ke seluruh lantai kandang, guna membersihkan lantai dari jejak-jejak kaki para Pekerja. Dalam kesibukan itu, samar ia mendengar suara berbisik-bisik.

Suara bisik-bisik itu terdengar cukup jelas di balik sumur dekat kandang ayam dimana Upik sedang bersih-bersih kandang. Awalnya ia ingin mengantarkan ember-embernya ke bilik sumur itu, hanya saja perasaannya tak enak. Ia terdiam di dekat dinding bilik sumur, tangannya memeluk ember-ember yang ia bawa.

"Paaak! sudah hentikan! ini keterlaluan, saya malu Pak!"

"Kamu tidak akan bisa menghentikan saya kalau sudah kepalang begini!"

"Aaah tolong...!"

Upik melangkah mendekat perlahan dan ragu, ia bingung namun ia sudah berada di pintu bilik sumur itu. Ia buka pintu itu, dan terlihatlah olehnya pak Bowo sedang berada di atas tubuh seorang gadis pekerja kandang ayam yang baru masuk lusa kemaren.

Buru-buru gadis itu beranjak dari posisinya. Ia mengambil pakaiannya yang ia gantung di atas dinding bilik yang tak beratap. Ia kemudian lari menabrak tubuh Upik sampai tersungkur jatuh terduduk.

Pak Bowo sendiri sudah berkacak pinggang menahan marah. Ia tak perduli meski tak mengenakan celana di depan Upik. Upik-pun demikian, ia bingung kesalahan apa yang ia lakukan sampai pak Bowo menunjukkan ekspresi marah seperti itu, bukankah hal seperti itu sudah biasa dilakukan pak Bowo terhadap gadis-gadis pekerja yang menarik hatinya? Upik sering menyaksikannya, namun ia diam saja. Hanya saja mungkin kali ini keberadaan Upik disadari oleh pak Bowo dan korbannya.

"Sini kamu!" perintah Pak Bowo.

Upik berjalan menuju pak Bowo.

Plak! Gdebuk!

Pipi Upik ditampar dan tubuhnya ditendang sampai terpental keluar pintu. Darah keluar dari sudut bibir Upik. Ia hanya bisa meringis pedih, tangannya memegangi pantatnya yang sakit.

"Berdiri kamu!" perintah pak Bowo lagi.

Upik berdiri menurut, pak Bowo menjambak rambut kusut kribo Upik. Tampak mimik jijik dari wajah pak Bowo.

"Jika saja kau bersih sedikit saja, sudah kulampiaskan harsatku ini padamu. Tapi sungguh, kau anak yang menjijikkan, bau!"

Pak Bowo melepas jambakannya dari rambut Upik seolah melepas sampah yang menjijikkan.

"Cueh!"

Pak Bowo meludah di wajah Upik sambil berlalu masuk ke rumah. Upik hanya diam menunduk, menyeka ludah yang menempel di pipinya. Ia masuk ke dalam bilik sumur, menimba seember air dan membasuh wajahnya.

Ia diamkan air di ember itu sejenak, air di dalam ember menjadi tenang dan memantulkan wajahnya. Tampak Upik memperhatikan betul-betul wajahnya, ia meneteskan air matanya menyadari betapa buruk rupanya ia.

________________

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status