Share

Bab 42. Belum Selesai

***

Tanah kuburan diremas oleh tangan keriput berkuku hitam. Seorang wanita paruh baya terlihat duduk berjongkok cukup lama di sisi kuburan yang baru.

Mbah Dukun kemudian berdiri, kepalanya masih saja menunduk menatap pada gundukan tanah yang bertabur kembang itu. Melirik sekali lagi batu nisan sementara yang masih ditulis dengan spidol, tertera di sana nama Rianti binti Sarjono.

Mbah Dukun berbalik arah, mengusap sisa air matanya, dan bergumam dengan menggeratakkan gigi-giginya,

"Akan kubalas kalian semua!"

Ia melangkah meninggalkan makam Rianti, sebuah mobil sedan putih yang sedari tadi menunggunya, ia naiki dan langsung melaju kencang.

"Antar aku ke Rumah Sakit terdekat!"

***

Liom sedang disuapin oleh Upik. Ia mengaku tangannya kaku tiba-tiba tak bisa digerakkan, dan tangan satunya lagi tertusuk jarum infus, yang katanya lagi, itu menyebabkan ia sulit untuk bergerak.

Upik yang lugu menurut saja, ia mengambil nampan makanan Liom dan ia suapi perlahan. Liom tampak pongah di depa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status