Share

Vallérie : Secretly Love
Vallérie : Secretly Love
Penulis: Lioramy93

Chapter 01 - My Day

Namanya adalah Valery Arabelle, gadis yang berusia 19 tahun, tinggal di pinggiran kota Newyork bersama saudariku yang bernama Luna Arabelle, yang usianya tidak jauh berbeda dari Valery, dia berusia 17 tahun dan masih duduk dibangku SMA kelas akhir.

semenjak kedua orang tua mereka meninggal karena sebuah kecelakaan lima tahun yang lalu, hingga Valery mengambil alih menjadi tulang punggung keluarga, karena alasan itulah juga Valery tidak bisa melanjutkan sekolah lagi, jika itu masih berlangsung, mungkin Valery sedang duduk dibangku perkulihan.

Pekerjaan setiap harinya adalah dimulai pagi hari, Valery bekerja di toko roti dekat rumahnya tepat didepan jalan, menjelang sore hari aku bekerja di supermarket dan pada malam harinya terkadang Valery bekerja di club malam sebagai penghantar minuman untuk para tamu.

setiap harinya dia lakukan semua pekerjaan itu demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan tentu saja pendidikan adiknya, inilah kisah hidupnya sebelum bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupku.

Menjadi sebuah hal tidak pernah Valery duga dan begitu menyakitkan.

keesokan harinya, langit pagi sudah terang dengan terbitnya matahari diikuti dengan cuaca yang bagus, walau musim semi sudah dipenghujung waktu, cuaca tampak cerah tapi sedikit dingin.

“Luna banguun! Sudah siang kamu bisa terlambat nanti ke sekolah!” Teriaknya, ritual yang Valery lakukan di pagi hari yaitu membangunkan Sang adik sebelum dia melakukan aktivitas kesehariannya.

"Baiklah! Baiklah! Lima menit lagi, aku masih mengantuk kakak!!" jawab Luna yang menutupi wajahnya dari teriknya cahaya matahari karena Valery sedang membuka jendela, dia sudah terbiasa seperti ini.

Valery menggelengkan kepalanya, dia menarik selimut yang menutupi tubuh Luna dan kembali mengeluarkan ucapannya. “Luna jika kamu masih tidak bangun aku akan memotong ua—,”

ucapan Valery terpotong karena Luna tiba-tiba menarik tangan.

“baik!! Aku sudah bangun, jadi bisakah kakakku yang cantik ini pergi membuatkan sarapan untukku?" ucapnya dengan lembut, walau Luna sangat kesal jika Valery sudah mulai mengancamnya dengan ucapan memotong uang jajannya.

Luna mengintip apakah Valery benar-benar sudah meninggalkan kamarnya. 

setelah memastikan itu benar, dengan perut yang begitu mual Luna segera berlari ke dalam bathroom dan mengencangkan kran air agar tidak ada yang mendengar suaranya.

Setelah membangunkan Luna, sekarang tugasnya membuatkan sarapan untuk mereka berdua, dengan cepat Valery mengeluarkan bahan yang akan digunakan sambil menunggu Luna keluar dari kamarnya.

“Luna cepatlah! Aku sudah membuatkanmu sarapan dan kamu bisa ketinggalan Bis-mu,” teriakkan Valery yang berasal dari dapur.

"kakak tidak perlu berteriak seperti aku bukan anak kecil!" Ucap Luna yang melangkah mendekati dapur, dia sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan Mantel yang sudah cukup lama.

“Aku juga menyiapkan bekal untukmu,” Valery memasukan kotak bekal kedalam paperbag.

“Terimakasih Kakak Valery.”

Sarapan pagi mereka berjalan dengan sangat baik, Valery dan Luna mereka berdua sangat menikmati sarapannya walaupun hanya dengan roti bakar dan selai coklat sebagai menu sarapan, setelah selesai sarapan mereka melakukan aktivitas mereka masing-masing. Setelah mengunci pintu Valery berjalan menuju tempat kerjanya yang tidak jauh dari rumahnya,

“Selamat pagi.” sapa Valery kepada pemilik toko roti itu dia adalah seorang yang sangat baik pada Valery dan Luna.

“pagi juga Valery”

“apakah kamu sudah sarapan Valery? aku baru saja selesai sarapan dengan anakku, jika kamu mau, sarapan masih ada di dapur, aku akan keluar sebentar untuk mengantar anakku ke sekolah tolong jaga toko ini, Valery.”

“Siap!! Hati-hati dijalan Nyonya Ahn,” Ucap Valery, sekalian dirinya membukakan pintu untuknya dan melambaikan tangannya.

Setelah pemilik toko itu pergi seperti biasa Valery akan membersihkan tempat itu, Valery adalah anak yang rajin dan juga ramah, bahkan Valery terkenal di lingkungan sekitar karena sifatnya yang sangat ramah dan baik, banyak masyarakat yang ingin menjodohkan anaknya dengan Valery.

saat di sekolahnya pun Valery sangat populer dikalangan para siswa, setiap harinya dia selalu menerima banyak surat cinta dari setiap kelas, tapi Valery selalu menolak mereka dia lebih memilih untuk fokus sekolah daripada menjalin hubungan 'pacaran', apalagi setelah meninggalnya orang tuanya dia yang hanya ada dipikirannya bekerja, bekerja dan bekerja.

*******

Ditempat lain, BS Corp. Naungan Group BS Tic.

terlihat seorang ceo muda yang duduk di tempat singgasananya, tangannya sibuk menggenggam ponsel nya dan lainnya menulis diatas kertas.

Terdengar dari luar suara orang yang mengetuk pintu. 

“Tuan Muda Greyson, saya izin masuk” suara seorang sekretaris dengan beberapa dokumen di tangannya.

“masuklah,” ucapnya tanpa menoleh sedikitpun.

Dengan senyum diwajahnya, gadis itu melangkah masuk kedalam dengan hentakkan kaki yang begitu bagus didengar seirama dengan langkahnya.

“Selamat pagi, Tuan Muda Greyson. rapat  pagi ini akan segera dimulai, saya juga sudah menyiapkan keperluan anda di ruang rapat dan ini beberapa dokumen yang anda minta kemarin.”

“Hm—aku akan segera kesana.” dia hanya menjawab dengan singkatnya tanpa melihat ke arah pada gadis yang begitu berharap dia menoleh dan masih fokus menatap layar ponselnya.

Menatap heran karena yang dia tunggu tak kunjung menjawab panggilannya.

“baiklah Tuan Greyson, aku akan menunggu anda di ruang rapat, aku harap anda datang tepat waktu," ucapnya dan sekretaris itu segera keluar dari ruangan.

Pria itu merapikan dokumen menjadi satu tempat, dia segera bersiap pergi ke ruang rapat, tapi tertahan karena orang yang dia tunggu baru mengangkat panggilannya.

“Halo?” Dia menghimpit ponselnya di telinga dan bahunya, karena tangannya sibuk memasang jas di tubuhnya.

‘Ya, ada apa menelponku? Saat ini aku sedang ada diperjalan menuju ke sekolah?’

Pria itu tersenyum, entah hal apa yang membuat dia bisa tersenyum, padahal gadis yang sedang menelpon tidak mengucapkan satu kalimat lelucon, “kapan kamu lulus? Aku tersiksa terus berjauhan denganmu.”

‘bukankah kamu sudah tahu kapan aku lulus? Untuk apa bertanya lagi, aku juga ingin selalu bersamamu, tapi aku tidak ingin kakakku tahu. Bisakah kamu bersabar?’

“aku juga merindukanmu, rasanya aku ingin terus bersamamu dan menikahimu sesegera mungkin, kalau begitu belajar dengan baik, aku harus menghadiri rapat pagi ini, sampai jumpa nanti little Baby.” 

pria itu langsung mematikan ponsel setelah mengucapkan kata perpisahan. Meletakkan ponselnya di meja, pria itu melangkah keluar ruangan dan berjalan ke ruang rapat.

Kedatangannya langsung diberikan salam oleh para karyawan yang sudah duduk manis di kursi, mereka berdiri untuk membiarkan sang Ceo duduk di kursi tengah yang langsung menghadap layar proyektor.

“Tunggu apalagi? Langsung mulai rapat ini.” ucapnya, dia langsung pada sikapnya yang begitu dingin dan ketus dalam berbicara.

Hingga hitungan jam berlalu, matahari bersiap untuk terbenam dan bersembunyi di tenangnya lautan.

Hari sudah menunjukan pukul 3 sore, sudah waktunya Valery untuk bekerja paruh waktunya di supermarket.

“Nyonya. semua sudah aku rapikan, aku izin untuk meninggalkan tempat ini dan  bekerja ditempat lain,” ucapnya, Valery mulai berpamitan dengan pemilik toko roti setelah menyelesaikan tugasnya.

“apa setelah ini kamu akan bekerja di supermarket Valery?” pemilik toko roti itu bertanya, langkahnya mendekati gadis itu yang sudah berada didepan pintu keluar.

“Ya, seperti biasanya setelah bekerja disini, aku akan bekerja lagi, menjaga toko sampai jam 10 malam,” jawab Valery, dia sibuk mencari ponselnya.

“kamu sangat rajin Valery aku sangat bangga padamu , jangan terlalu memaksakan dirimu, jagalah kesehatanmu, dan gajimu bulan ini.” ucap sang pemilik toko roti, memberikan sebuah amplop pada Valery.

Valery menerimanya dan melihat isinya yang menurutnya terlalu banyak, “terima kasih, tapi—ini—ini terlalu banyak Nyonya Ahn."

“tidak apa-apa kamu sudah banyak membantuku selama bekerja disini, anggap saja itu sebagai bonusmu, dan ini berikan kepada adikmu, Luna.” pemilik ini memberikan Valery kebuah kontak.

Valery agak ragu-ragu untuk menerima hadiah itu. “tidak, aku—tidak bisa menerima ini anda sudah banyak membantuku dan Luna selama ini.”

“aku memberikannya bukan untukmu tapi untuk Luna, kamu tidak berhak untuk menolak pemberian orang lain, apalagi aku memberikannya untuk adikmu." pemilik itu bersikeras untuk memaksa Valery menerimanya.

“baiklah, terima kasih banyak untuk semua yang anda berikan kepadaku , aku izin untuk pamit, Selamat sore.” Valery segera membungkukkan tubuhnya sambil membuka pintu.

“sama-sama Valery, jaga dirimu cuaca sudah mulai memasuki musim dingin kamu harus memakai pakaian tebal” pemilik toko itu melambaikan tangan sangat Valery melangkah keluar toko.

“aku akan membelikan makanan kesukaan Luna, dia pasti akan sangat bahagia,” Valery melihat jam di tangannya, tinggal beberapa menit lagi bus akan segera, jadi dia bergegas menuju tempat halte bus di seberang jalan.

“apa aku terlalu cepat? kenapa disini sangat sepi, atau aku ketinggalan bus?” tanya Valery dengan bingung, halte bus tampak sepi.

“sedang ada keterlambatan, bus akan tiba 15 menit lagi," ucap seseorang yang sedang duduk di bangku halte.

Valery sangat terkejut saat mendengar ada suara dari belakang dan ketika dia menengok ke belakang dia melihat seorang lelaki sedang duduk, dia terlihat sibuk memainkan ponselnya.

“terima kasih untuk informasinya, apa anda juga sedang menunggu bus?" tanya Valery, dia menghitung waktu dan itu berarti dia akan datang terlambat ke supermarket.

“untuk apa anda bertanya, jika anda tahu jawabnya,” lelaki itu menjawab dengan dingin, bahkan dia tidak menoleh ke arah Valery sama sekali.

Valery hanya mendengarnya, dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan lelaki itu, Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka berdua, tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dari lelaki itu.

“Apakah kamu sengaja melakukan ini padaku, membawa pergi mobilku tanpa sepengetahuanku dan sekarang kamu merusaknya, kalau kamu bukan adikku sudah kubunuh dari dulu! Jangan menghubungiku lagi!"

Lelaki itu menjawabnya penuh dengan amarah dan hentakan membuat Valery takut untuk menatapnya.

Aura di sekitar lelaki itu serasa dingin dan mencengkam, 15 menit kemudian bus itu datang. Tanpa menunggu lama Valery naik bus dan meninggalkan lelaki itu, sepertinya dia sedang menunggu seseorang,

“sudahlah untuk apa memikirkannya, yang penting sekarang aku harus sampai tepat waktu,” ucap Valery saat dia melihat lelaki itu dari jendela bus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status