[ERZA 01]
💉💉💉
"Ma... maaf, kalau boleh tau aku ada di mana?" tanyaku pada gadis itu.
"Kau ada di ruang pemulihan Za, nampaknya kepalamu terbentur dengan keras tadi. Sehingga kau lupa dengan tempat persinggahan mu setiap minggu," ucap gadis itu.
Ruang pemulihan? sepertinya aku pernah mendengarnya tapi di mana? ini semakin membingungkan saja.
"Kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.
"Maaf, orangtua ku di mana? dan kamu siapa ?"
Gadis itu terkejut mendengar perkataanku, "E... tunggu, lebih baik ku panggilkan dokter dulu." setelah mengatakan itu, gadis itu pun berlari ke luar ruangan meninggalkan diriku yang kebingungan.
Tak beberapa lama kemudian dia kembali bersama seseorang yang kelihatannya adalah seorang dokter.
"Selamat pagi, namaku Ravio. Aku dokter yang merawatmu," sapanya dengan ramah.
"Di mana orangtuaku? tempat apa ini? dan siapa kalian?" aku memberondong mereka dengan pertanyaan.
"Sebelum aku menjawab, aku ingin bertanya. Apakah kau ingat namamu?" tanya sang dokter.
"Tentu saja aku ingat, apa maksud dari pertanyaan anda."
"Baiklah, kalau begitu apa kau mengenalku?" tanya gadis itu padaku.
"Em... maaf aku tak mengenalmu."
Dokter dan gadis itu saling berpandangan, kemudian sang dokter membuka suara, "Erza, ssepertinya kau terkena amnesia anterograde akibat benturan di kepalamu yang mengakibatkan kau tidak mengingat kejadian tertentu di masa lalu."
"Haha, jangan bercanda dok. Aku tahu siapa aku, tak mungkin aku amnesia."
Perkataan dokter ini tak masuk akal, jelas-jelas aku tahu siapa diriku dan apa yang baru saja kulakukan beberapa saat yang lalu. Aku berada di kamarku sedang membuka file sebuah novel yang sedang ku tulis dan tiba-tiba ada kilatan cahaya kemudian aku berada di sini.
"Maaf siapa tadi namamu?" tanyaku pada gadis itu.
"Ashley," jawabnya singkat.
Tunggu dulu....
Ruang pemulihan
Dokter RavioAshleyAstagaa!!! aku ... aku berada di cerita yang ku tulis!!! nafasku sesak, jantung ku berdetak tak beraturan, tiba-tiba saja semua gelap dan aku pun pingsan.
...BERSAMBUNGChace :
Akhirnya Erza peka juga [gak kayak authornya yang gak peka dengan kode cewek] kalau dia bukan lagi berada di dunianya.
Penasaran dengan kelanjutannya?
Janganlah... karena yang penasaran itu cuma arwah. 😂.[Erza 02]..Aku perlahan-lahan tersadar. Aku mendapati diriku terbaring di rumah sakit dengan selang oksigen terpasang di hidungku serta beberapa selang lagi yang menempel di sekujur tubuhku.Kutolehkan wajahku ke samping, dimana ada Susi yang tertidur dengan posisi duduk sambil menelungkup ke tempat tidurku. Sementara di sisi satunya ada ibu yang duduk sofa menjadi "bantal" bagi Zee yang sedang tertidur pulas.Perlahan-lahan aku mulai bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas air minum yang berada di meja yang tak jauh dariku, namun sebuah tangan segera meraih gelas itu."Kau sudah siuman? Ini pelan-pelan minumnya," ucap Susi yang menyodorkan gelas itu padaku. Sus
[Erza 01]..Perlahan-lahan aku mulai terbangun dari "tidurku". Mataku belum sepenuhnya terbuka, akan tetapi samar-samar kulihat wajah seorang gadis. Gadis yang sangat cantik, bagaikan bidadari. Wajahnya nampak bercahaya. Wajahnya agak mirip dengan putri Ayrin."Putri Ayrin? Astaga!"Sekita aku tersadar, dan menemukan putri Ayrin sedang mengamatiku dari dekat. Maksudku benar-benar "dekat", wajahnya hampir bersentuhan dengan wajahku."Maaf, aku hanya penasaran bagaimana para Velas tidur," ucapnya setelah mengetahui bahwa aku sudah terbangun dari tidurku."Maaf juga soal itu, tempat ini sangat nyaman dan aku sangat
Erza tiba-tiba tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang tak dikenalnya, sejauh mata memandang hanya hamparan padang rumput yang hijau. Di tengah hamparan padang rumput itu terdapat sebuah pohon apel yang sedang berbuah lebat."Dimanaaku?"batinnya."Hai..." sebuah sapaan dari seseorang mengejutkannya.Erza pun menoleh dan betapa terkejutnya ia begitu melihat orang yang menyapanya adalah dirinya sendiri atau memiliki wajah yang sama dengannya."Si-siapa kau?" tanya Erza gugup"Aku Erza," jawab pemuda itu."Apa maksudmu? aku Erza, tunggu dulu..." Erza terlihat seperti
.[Erza02]."Ma, sudah ada kabar dari Zee? tanyaku di sela-sela sarapan."Iya, semalam dia telpon. Katanya hari ini mereka pulang," jawab ibuku"Oh oke kalau begitu, aku pergi dulu.""Mau kemana?""Mau menengok Susi.""Habiskan dulu sarapannya," perintah ibuku."Sudah kenyang," ujarku yang segera menyambar kunci motor dan segera pergi.***Baru saja aku hendak mengetuk, pintu rumah terbuka dan Su
[Erza 02].."Eh, kenapa kita ke sini," lontar Susi saat mengetahui mobil yang kukemudikan memasuki sebuah rumah sakit."Aku hanya ingin memastikan kesehatanmu saja," balasku seraya mengarahkan mobil ke tempat parkir."Tapi aku sudah tak apa-apa. Sungguh," kata Susi mencoba meyakinkanku."Biar dokter yang memutuskan. Ayo...."Susi tak punya pilihan lain selain menurutiku. Setelah kurang lebih setengah jam diperiksa, akhirnya dokter menyatakan ia baik-baik saja dan hanya perlu beristirahat."Sudah kubilang kan, kalau aku tidak apa-apa," ucapnya saat kami baru s
[Erza01]Putri Ayrin menawarkan diri untuk mengantarkan kami ke ruang perawatan dimana Geri berada, selama dalam perjalanan dia berbincang dengan Ashley atau lebih tepatnya Ashley yang memaksanya berbincang dengannya karena tak mau kami (aku dan Kazinski) kehilangan fokus kami lagi."Ini dia tempatnya," ujarnya sambil membukakan pintu.Saat aku hendak masuk, putri Ayrin menahanku, "Bolehkah aku berbincang denganmu Letnan?"Aku menoleh kepada Ashley meminta persetujuan. Ini sungguh aneh, aku sebagai atasan malah meminta ijin pada anak buahku. Tapi tetap saja, seorang wanita asing ingin berbicara berdua denganku, sementara di sampingku ada Ashley yang nota bene adalah pacarku, mak