Share

Bab 45

Retno duduk di depan cermin. Dia menatap bayangannya sendiri dengan ekspresi yang begitu dingin. Meski begitu, kecantikannya terpancar nyata dengan riasan sederhana selayaknya hari-hari biasanya.

‘Hari ini suamiku ulang tahun. Tapi malah perempuan lain yang ada dalam foto itu.’

Tentu saja Retno membaca semua pesan di dalam grup WA keluarga suaminya. Bahkan sudah membaca ketika unggahan foto Mawar belum mendapat komentar dari siapa pun. Jika dikatakan sakit, tentu sangat sakit. Walau Aji hanya berdiri di sisi Siska dengan kado kecil di tangannya dan tanpa adanya sentuhan sama sekali, sangat normal kalau dia cemburu.

Lalu mengapa Retno bersikap biasa saja pada mertua dan iparnya yang notabene sengaja memancing perkara?

Retno selalu berpikir sama, sejak awal hingga detik ini bahwa tidak ada gunanya menegur, mengingatkan, menasihati, memprotes, dan lain sebagainya. Semua yang dia katakan hanya akan menguap dan meninggalkan lelah serta kesal saja. Oleh sebab itu, dari dulu Retno memang mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status