Share

Bab 49

Meski ragu apakah ucapan sang istri memang apa yang diharapkan untuk dilakukan, sebab telah menjadi rahasia umum bahwa terkadang perempuan justru mengatakan apa yang tidak diinginkan, Aji tetap mengiyakan. “Baiklah, aku akan mengambilnya.”

“Ye! Cepet ya Mas!” sahut Mawar penuh semangat, membuat dirinya mendapat tatapan tajam dari sang kakak.

Aji pun beranjak dari meja makan. Selama dia pergi, tidak ada obrolan antara Retno dengan mertua dan iparnya. Dia lebih memilih untuk menghabiskan makanan di piringnya, sedangkan Mayang dan Mawar terlihat sedang berbisik-bisik, meski itu terlalu keras untuk disebut ‘berbisik’.

“Tidak tahu malu ya, Ma. Masa hadiah dari orang lain diakui sebagai hadiah darinya! Kalau aku, ya sudah pasti malulah. Emang nggak punya harga diri apa, sampai segitunya pengen dipuji.”

“Hush! Sudah jangan ngomong terus, habiskan makananmu. Kalau ada yang dengar bisa panjang nanti urusannya. Mama nggak mau kakakmu minggat dari rumah.”

Sudah barang tentu Retno bisa mendengarn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Adinda Asriani
kpan bab selanjutnya??
goodnovel comment avatar
Khoirul N.
siap, Kak. terima kasih banyak sudah mengikuti kisah Retno ......️
goodnovel comment avatar
Nda Nartie
walah... singkate... panjangin lgi thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status