Share

Bang Haris yang Menenangkanku

Aku belum bisa kembali ke rumah. Bisa-bisa Mama khawatir melihat kondisiku sekarang. Kuarahkan mobil ke kedai kopi. Aku harus minum kopi agar pikiranku lebih tenang. Biarlah sesekali aku meminumnya, walau katanya wanita menyusui tak baik meminum kopi.

Aku memesan secangkir capuccino panas. Mungkin dengan berdiam di sini, aku bisa menormalkan pikiranku, membuang memori bersama Mas Radit.

Pesananku datang. Sudah tak sabar untuk menyeruputnya, tiba-tiba cangkir capuccino ditarik seseorang.

"Hei!" Aku marah dengan tingkah seseorang yang seolah menjahiliku.

"Maaf, Kania. Kamu jangan minum ini. Lebih baik minum ini." Bang Haris memberikan satu gelas jus alpukat.

"Bang Haris? Ya Allah dikira siapa. Duduk, Bang! Kok kita bisa kebetulan terus ya?" kataku sambil menyedot jus alpukat pemberian Bang Haris.

"Iya. Mungkin Tuhan menakdirkan kita bersatu, Kania."

Bang Haris membuatku tersedak. Jus alpukat yang ku minum berhambur keluar lagi dari mulutku. Lalu aku memandang Bang Haris lekat-lekat. Saa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status