Adnan merasa sangat terhina karena Mamanya yang menyuruh seorang kupu-kupu malam untuk mengobati penyakit impotennya. Adnan marah kepada Shelia, dia menghardik Shelia dan menghinanya, tetapi Shelia tetap bertahan karena dia sudah terlanjur menerima pekerjaan tersebut.
"Dasar wanita murahan! Berapa Mamaku membayarmu sehingga kau rela untuk melakukan pekerjaan kotor seperti ini!? Aku tahu kau pasti ingin merasakan kenikmatan padaku, kan? Dasar wanita pelacur!" hardik Adnan."Maaf, Tuan Adnan, saya terpaksa melakukan ini karena ini adalah pekerjaan yang sudah diterima oleh Mami Dahlia, dan Nyonya Alda sudah membayarnya, jadi saya harus bertanggung jawab," ucap Shelia."Aku tidak sudi kau sentuh! Pergilah!" teriak Adnan.Nyonya Alda yang melihat kemarahan pada putranya itu, langsung menengahi. Ia berbicara secara halus terhadap Adnan agar Adnan tidak emosi terhadap Shelia."Adnan, mama melakukan semua ini demi kebaikanmu, Nak. Ingatlah, dulu kau diceraikan oleh istrimu karena penyakit impotenmu itu, jadi mama ingin yang terbaik untukmu," ucap Mama Alda."Tapi, Ma, aku ini laki-laki yang normal. Mama tahu jika wanita ini akan mengobatiku, itu artinya dia akan memegang tubuhku, aku tidak sudi disentuh wanita pelacur sepertinya, karena tubuhnya sudah disentuh oleh ratusan bahkan ribuan pria," ucap Adnan dengan sarkas.Shelia menundukkan wajahnya, hatinya sangat sakit mendengar ucapan Adnan yang selalu menghinanya. Mama Alda merasa tidak enak hati terhadap Shelia, begitu pula dengan Antonio yang saat itu masih berada di dekat mereka, dia menyaksikan semua kejadian tersebut, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena dia hanya merupakan asisten sekaligus orang kepercayaan Adnan saja."Coba dulu, Nak, jika belum dicoba maka kau tidak akan tahu seperti apa hasil dari pekerjaan Nona Shelia ini," ucap Mama Alda."Tidak, Ma, aku tidak sudi disentuh olehnya. Aku tidak mau, Ma. Masih banyak cara lain untuk mengobati penyakitku ini, kita bisa ke rumah sakit dan ke Dokter," ucap Adnan."Tetapi sedari dulu Dokter sudah berapa kali mengobatimu, Nak, tetapi mana? Kau tetap tidak sembuh. Ayolah, Nak, untuk kali Ini saja Kau menurut pada mama, ini semua demi masa depanmu," ucap Mama Alda.Karena tidak ingin berdebat dengan orang tersayangnya, dengan Mamanya yang sangat ia sayangi, akhirnya Adnan mengikuti saran sang Mama."Baiklah, Ma, semua ini aku lakukan demi Mama, sebagai baktiku terhadap Mama. Ayo, mulailah dari sekarang pekerjaanmu hai wanita murahan!" ucap Adnan. ***Mama Alda mengajak Shelia untuk naik ke lantai atas. Mereka memasuki sebuah kamar khusus yang telah disediakan oleh Mama Alda untuk Shelia melakukan pengobatan terhadap Sang putra."Shelia, silakan kau masuk dan silakan kau lakukan apa yang seharusnya kau lakukan. Aku mengharapkan kau bisa mengobati penyakit anakku ini, karena ini adalah pilihan terakhirku. Aku tidak ingin kau mengecewakanku, Shelia," ucap Mama Alda dengan tegas."Dan satu hal lagi yang perlu kau ingat! Bahwa aku membayarmu dengan harga yang sangat tinggi kepada Mami Dahlia, mucikari-mu itu," imbuh Mama Alda."Baik, Nyonya, saya akan melakukan semampu saya dan sebisa saya, tetapi tolong Jika saya tidak berhasil menyembuhkan penyakit putra Nyonya, jangan menyalahkan saya secara sepihak Nyonya, karena mengenai uang pemberian Nyonya itu, saya tidak tahu menahu, itu semua ada di tangan Mami Dahlia," ucap Shelia."Baiklah, aku mengerti. Sekarang, cepat kau masuk dan cepat kau kerjakan tugasmu itu!" ucap Mama Alda.Shelia mengikuti Adnan memasuki kamar tersebut, sementara Mama Alda telah turun lagi ke bawah, dia memberikan privasi untuk putranya dan Shelia di dalam kamar tersebut. Adnan berdiri dengan bersedekap dada, ia menatap tajam kepada Shelia, sementara Shelia hanya menundukkan wajahnya, dia tidak berani menatap wajah Adnan yang sangat mengerikan itu."Hai, wanita pelacur! Mengapa sedari tadi kau hanya menundukkan wajah saja? Lalu bagaimana caranya kau akan mengobati penyakitku jika kau saja tidak berani menatapku, apalagi kau akan menyentuhku dan menyentuh barang kramatku," ucap Adnan."Tuan, tolong berbaringlah, saya akan memulai pekerjaan saya," ucap Shelia.Adnan mengernyitkan keningnya, ia menatap Shelia. Ia tengah berpikir, untuk apa Shelia memintanya berbaring."Untuk apa aku berbaring? Kau lakukan saja tugasmu, kau kan sudah dibayar mahal oleh Mamaku, jadi kau harus bisa menyembuhkan penyakitku," ucap Adnan."Baik, Tuan, tetapi saya mohon, Tuan berbaringlah, agar saya bisa memulai pekerjaan saya ini," ucap Shelia.Akhirnya Adnan berbaring di atas ranjang. Lalu Shelia mendekati Adnan. Shelia meraba paha Adnan. Adnan terlonjak terkejut karena saat Shelia menyentuh pahanya, tiba-tiba kejantanannya berdiri. Adnan membelalakkan matanya karena dia merasa aneh, sementara tangan Shelia sudah merayap ke atas untuk membuka resleting celananya."Tunggu! Hentikan!" teriak Adnan.Shelia menghentikan pergerakan tangannya, ia menatap heran terhadap Adnan, karena tadi dia yang memintanya untuk segera melakukan tugasnya, tetapi disaat ia sudah siap Adnan malah menghentikannya."Ada apa, Tuan? Bukankah tadi Anda yang meminta saya untuk segera melakukan pekerjaan saya ini? Lalu mengapa sekarang Anda justru menghentikan saya?" tanya Shelia.Karena Adnan tidak mau Shelia mengetahui perubahan pada kejantanannya, maka ia langsung duduk. Otaknya sedang berpikir keras alasan apa yang tepat untuk mengatakan pada Shelia. Dirinya juga merasa heran mengapa bisa kejantanannya langsung berdiri ketika disentuh oleh Shelia, sementara dulu saat bersama istrinya, walaupun istrinya sudah melakukan berbagai macam cara, kejantanannya tetap tidak mau bangun, maka dari itu sang istri menceraikannya."Apa yang terjadi padaku? Mengapa hal ini aneh sekali. Dulu saat bersama mantan istriku, aku tidak merasakan hal seperti ini, tetapi dengan wanita ini, dengan pelacur murahan ini, yang baru memegang pahaku saja yang masih dilapisi celana tetapi mengapa tiba-tiba kejantananku bisa bangun seperti ini? Ini benar-benar aneh," batin Adnan.Adnan menatap wajah Shelia yang sangat cantik itu, serta tubuh Shelia yang sangat seksi dan molek itu. Dan entah mengapa, kejantanan Adnan semakin menggeliat, ia semakin bergairah melihat tubuh dan wajah Shelia. Sekuat tenaga Adnan menahan hasratnya, ia tiba-tiba merasa sangat bergairah dan ingin menyentuh Shelia."Bagaimana ini? Aku sangat bingung, aku sendiri tadi yang sudah mengatakan pada wanita ini agar dia tidak melakukan pekerjaan ini karena aku tidak sudi disentuhnya. Tapi mengapa sekarang tiba-tiba kejantananku berdiri dan bisa bangun ketika berhadapan dengannya, dan mengapa tiba-tiba gairahku memuncak seperti ini. Aku ingin sekali menyentuhnya, apa yang terjadi padaku," batin Adnan."Tuan, apa yang harus saya lakukan, mengapa Anda hanya diam saja?" tanya Shelia.Adnan masih terlihat diam, otaknya sedang berpikir keras, jawaban apa yang harus ia berikan kepada Shelia. Sekarang Adnan menjadi dilema, ia bingung harus berbuat apa."Sepertinya aku harus menjerat wanita ini agar dia lebih lama bekerja denganku," batin Adnan. TBC (TO BE CONTINUED)Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Adnan terlihat terus merenung. Ia terus memikirkan Shelia. Pikirannya terus tertuju pada Shelia, yang selalu mampu membuat kejantanannya berdiri."Mengapa kejantanan selalu bereaksi setiap aku membayangkan Shelia? Ada apa denganku ini?" batin Adnan.Ketika siang hari, Adnan begitu menginginkan rujak mangga muda. Adnan begitu menginginkan mangga muda yang dari pohonnya langsung. Seperti biasanya, Adnan akan meminta bantuan pada sang asisten, Antonio. Dengan bersusah payah, Antonio mencari buah mangga tersebut hingga mengelilingi pemukiman penduduk.Antonio berkeliling mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Karena saat ini belum waktunya musim buah mangga, sehingga sangat sulit mencarinya. Hingga sore hari, Antonio belum menemukan pohon mangga yang sedang berbuah. Antonio sampai menelusuri jalan hingga memasuki sebuah perkampungan.Tiba-tiba matanya melihat sebuah pohon mangga yang berada di depan sebuah rumah yang sangat sederhana. Lalu Antonio pun turun dari mobilnya dan menuju ke