Share

BAGIAN KE TIGA

Sampai di sebuah hotel, Caren berusaha merayu kekasihnya itu. Agar bisa tersenyum kembali. Berbagai rayuan dan gombalan terus di lontarkan, kepada Fany. Tapi tetap saja, Fany tak kunjung tersenyum. Hingga Caren membisikkan sesuatu tepat di telinga Fany.

“Dari pada cemberut terus, lebih bagus kita senang-senang. Karena, semakin kamu cemberut kamu semakin cantik, seksi dan menggairahkan,” bisik Caren.Lalu Caren langsung pergi menuju ke kamar mandi. Mungkin dia ingin membersihkan diri.

Fany langsung tersenyum dan menggigit bibir bawahnya. Fany menaruh ponsel kemudian berjalan menuju sofa dan segera berpose menggoda. Fany rasanya tidak sabar untuk melihat reaksi Caren.

Fany berbaring dan memiringkan diri. Fany merapikan rambut lalu menekuk kaki yang jenjang dan mulus itu.

"Kreeeekk.." suara pintu dibuka.

Caren langsung masuk tanpa meminta Fany membuka pintu. Caren tersenyum dan menutup pintu kamar mandi. Raut wajahnya sangat ceria apalagi melihat pemandangan seksi yang Fany suguhkan.

"Welcome sayang.." Fany memanggil Caren dengan suara sexynya.

Caren langsung berjalan menghampiri Fany. Tangannya langsung bermain nakal di kaki Fany. Memberikan sentuhan dengan ujung jarinya di sepanjang kulit kaki yang terbuka.

"Aku sangat merindukanmu, sayang." tangan Caren meraba paha mulus Fany dan bahkan mengecupnya juga.

Fany membaringkan diri dan membiarkan Caren mulai menaiki dirinya. Caren langsung mengecup Fany berulang ulang. Tangannya bergerilya di leher Fany, Caren menghirup aroma parfume yang sangat menggoda dari tubuh Fany.

Caren mencium bibir Fany dan mulai menghisapnya lembut, mereka mulai berpagutan melepas rindu.

"Cukup sayang, kita minum dulu," ujar Fany mendorong pelan tubuh Caren yang sejak tadi mencumbunya.

"Kamu selalu membuatku bergairah sayang," ungkap Caren.

"Bersabarlah sedikit, aku haus dan ingin minum dulu.." imbuh Fany.

"Bukankah kamu akan melayaniku kapan pun aku mau?" Caren tersenyum licik.

"Baiklah, tunggu aku di kasur," Fany tersenyum manis dan mengecup bibir Caren kilas.

Fany benar-benar sudah di mabuk cinta. Hingga semua batasan dan larangan yang telah Deon berikan, semua ia langgar.

Caren menuruti apa yang di perintahkan Fany. Caren berjalan menuju ranjang dan membuka kancing atas dan lengan kemejanya.

Caren membuka sepatunya, kemudian duduk di tengah kasur dengan merentangkan tangan menunggu kejutan dari Fany.

Fany menuangkan wine kemudian meminumnya, Fany membawa botol wine dan gelas lalu berjalan berlenggak lenggok menggoda Caren.

Fany menaruh botol dan gelas di meja samping kasur. Kemudian Fany kembali berjalan ke depan sambil menggigit jari telunjuk dan menatap Caren penuh arti.

Fany mulai menggerakkan tubuh dan bergaya erotis. Ia memperlihatkan setiap inci tubuhnya dengan terus bergoyang dan memperlihatkan lekuk tubuh sexynya.

Fany menunggingkan pantat dan mengepal payudaranya sendiri. Matanya masih menatap Caren sambil menggigit bibir bawah.

Jelas saja birahi  Caren di buat memuncak menyaksikan aksi Fany di depannya. Caren hanya tersenyum dan sesekali menelan ludah.

Caren mengambil wine di sisi kasur dan menuangkannya ke dalam gelas. Kemudian Caren duduk lagi dan lanjut menyaksikan Fany. Mata Caren seolah tak bisa berkedip. Caren terus menatap dan sesekali tertawa merasa gemas.

Setelah merasa cukup, kemudian Fany perlahan menaiki ranjang dengan terus menukik pantatnya ke atas. Fany merangkak seperti cat women dan langsung menyambar bibir Caren.

"Mmmmhhh..." Fany menikmati bibir Caren dengan sisa wine disana.

Caren memagut dengan sangat rakus. Tangannya sibuk meremas-remas pantat bohai Fany. Sementara tangan satunya bergerilya di leher Fany untuk memperdalam ciuman mereka.

Fany menghentikan ciumannya dan memberikan senyuman nakal. Fany mulai membuka seluruh kancing kemeja Caren dan mulai menjulurkan lidah di dada Caren yang tegap dan bermain di kedua puting Caren sebelum menanggalkan kemejanya.

"Oughhh shit!! You always make me crazy baby!" ucap Caren dengan suara nafas yang bergemuruh.

"Plak!!" Caren memukul pantat Fany yang sejak tadi menungging.

Fany menghentikan pergerakannya, kemudian benar-benar melepas kemeja Caren. Fany berdiri menyimpan kemeja Caren di hanger.

"Ready to play?"  tanya Fany tersenyum menggoda diikuti anggukan Caren.

"Aku suka permainanmu, gadisku yang nakal. Sudah semakin liar rupanya," Caren mengecup bibir Fany dan menggigitnya pelan.

Fany mulai membuka sabuk yang melingkar di pinggang Caren. Kemudian membuka celana Caren juga. Fany membuat Caren telanjang bulat.

Fany mengambil wine di dalam gelas kemudian meneteskannya di dada sampai penis Caren.

"Apa itu sayang, jangan macam-macam!" tegur Caren.

"Sudah diamlah,  jangan protes!!" Fany menarik Penis Caren dengan gemas.

Caren kembali diam dan menikmati perlakuan Fany yang semakin liar.

Fany mulai menjilati bagian tubuh Caren yang terkena siraman wine. Fany benar-benar sudah menjadi gila saat ini.

"Mmmmhhh aaaaahhh..."

"Oouuuhhhh yaaahhhh..." 

Mereka mulai mendesah dan meracau ketika gairah masing-masing mulai terpancing dan memuncak.

Lidah Fany mulai menyapu dada Caren, kemudian mulai menuju batangan Caren yang sudah tegak menantang.

Tangan Fany menggenggam batangan Caren dan lidahnya mulai menjulur menjilati batangan Caren yang sudah sangat keras.

"Aaaahhh..." Caren hanya melenguh mendesah nikmat, ketika sesuatu yang hangat menyentuh alat vitalnya.

Fany mulai mengulum batangan Caren, sambil sesekali tangannya bermain di dada datar Caren yang ditumbuhi sedikit bulu halus. Caren terus mendesah membuat Fany semakin semangat melakukan aksinya.

"Kemarilah sayang," Caren menarik Fany dan langsung menancapkan penisnya, ke lubang vagina milik Fany yang sudah tak perawan lagi.

"Aahh ahhh aaaggghhh.." desah Fany dan Caren bersamaan. Saat Caren mulai menggenjot Fany yang sudah berada di bawah tubuhnya. Dan tak lama setelah itu...

"Crott.. crott.. crott.." Caren memuntahkan cairannya di  dalam lubang vagina Fany.

Fany merasakan semburan cairan di dalam rahimnya. Ia juga merasakan penis Caren berkedut.

"Kamu menyemburkannya di dalam? Bagaimana kalau aku hamil?" tanya Fany berubah panik.

"Tenanglah sayang, aku akan bertanggung jawab kok, kalau kamu hamil," ujar Caren.

"Benar, dan janji?" tanya Fany.

"Iya sayang, aku janji," jawab Caren.

"Kamu sangat luar biasa sayang," ucap Caren.

Caren langsung mencium bibir Fany dan memagutnya, Fany membalasnya juga. Mereka kembali liar. Batangnya Caren kembali tegak. Gairah mereka mendidih bergejolak seiring cumbuan yang mereka lakukan.

Caren ingin segera menghujani Fany. Caren langsung membenamkan batangannya lagi dan mendorongnya dengan kuat.

Jlebb!!

Seluruh batangnya sudah masuk ke dalam vagina Fany. Ia mulai menarik diri dan mendorongnya lagi. Caren mulai menggenjot Fany, sambil sesekali memainkan puting Fany yang keras.

Mereka meracau menikmati kenikmatan yang tercipta, cumbuan demi cumbuan telah berlalu hingga akhirnya mereka mencapai pelepasan bersamaan.

Caren ambruk di samping Fany dengan keringat yang mengucur. Begitu pun Fany. Mereka saling menatap dan tersenyum puas.

"Kamu buat aku gila, sayang!" Caren mencubit hidung Fany gemas.

Mereka membersihkan diri kemudian tertidur tanpa busana.

---***---***---

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status