Share

WANITA PENAKHLUK MALAM
WANITA PENAKHLUK MALAM
Penulis: Butterfly

BAGIAN PERTAMA

Sekitar setengah jam, mobil Caren sudah terparkir tepat di depan rumah besar milik Fany dan Deon. Fany dan Deon adalah sebuah pasangan muda yang sudah lama menikah. Mereka menikah, di umur yang masih sangat muda. Sedangkan Caren adalah pacarmu Fany, yang mereka sudah sangat lama menjalin hubungan. Fany dan Deon menikah sebab di jodohkan karena kerja sama bisnis. Oleh sebab itu, Fany atau pun Deon tak memiliki perasaan apa pun. Bahkan mungkin, Deon juga sama seperti Fany yang memiliki pacar di luar status mereka.

"Tiiinn... Tiiinn..." bunyi klakson mobil sport milik Caren. Mendengar suara klakson mobil, Fany dengan segera langsung turun untuk menemui Caren, sang kekasih hati.

"Maaf sayang buat kamu menunggu," ucap Fany.

"Tidak masalah kok, aku cuma menunggu sebentar. Lagian, siapa juga yang bisa marah jika di hadapannya wanita cantik seperti kamu," rayu Caren membuat Fany tersipu malu.

"Haha, kamu bisa saja," ucap Fany dengan tersenyum malu.

"Sudah ayo, nanti kita perginya jadi sebentar karena terlalu malam," ajak Fany. 

Lalu, Caren pun membukakan pintu mobil untuk Fany. Setelah itu, Caren baru menyusul masuk ke dalam mobil.

"Kita mau kemana?" tanya Caren.

"Aku juga tidak tahu. Terserah kamu saja sayang," jawab Fany.

Fany dan Caren pergi ke sebuah diskotik tempat langganan Caren. 

Sesampainya disana, banyak sekali terlihat wanita cantik dan seksi. Mereka sangat ramah, dan memperkenalkan dirinya ke Fany. Fany sebenarnya tidak nyaman menggunakan baju seksi, hanya tantop dan celana sepaha.

Namun, ini adalah permintaan Caren saat di telepon.

"Sayang, nanti kamu pakai baju yang seksi ya. Pakai tantop saja, dan celana sepaha. Kalau perlu, kamu tidak perlu pakai bra sayang," pinta Caren.

"Tapi aku malu," jawab Fany.

"Tidak perlu malu. Aku bersamamu kan. Pakai ya sayang," ucap Caren.

Sebab itulah, Fany menggunakan pakaian yang sangat seksi. Bahkan jika Deon melihat, dia juga bakal marah kepada Fany. Walau bagaimana pun, ia tetap lah istrinya Deon. Dan pasti banyak orang yang mengenalnya. Secara, Deon adalah pengusaha ternama di kota itu. Siapa yang tidak mengenal dia.

Setelah pulang dari diskotik, entah kenapa Fany enggan sekali pulang. Sebab, tadi Deon mengirim pesan tidak bisa pulang sebab kerjaan belum selesai lagi.

"Sayang, aku di rumah tidak ada teman.Kamu mau tidak, temani aku?" tanya Fany.

"Kamu yakin? Apa Deon tidak akan marah?" tanya Caren.

"Malam ini dia tidak pulang. Dan aku di rumah seorang diri," jawab Fany.

"Baiklah, tapi kita tidur dalam satu kamar ya," pinta Caren. Yang langsung di setujui oleh Fany.

Sebelum pulang, Caren membeli sesuatu yang entah apa itu. Yang jelas, Fany ingin melihat saja tidak di perbolehkan.

“Sayang, mau tidak kita pesta minum lagi. Aku masih ingin mabuk. Apa lagi, malam ini aku mabuk sampai tidur di temani sama kekasihku. Mau ya,” ajak Caren.

“Tapi sayang, kamu sudah terlalu banyak minum. Tolong jaga kesehatanmu. Jangan hanya karena ingin mabuk, kamu mengabaikan kesehatan yang jauh lebih penting,” jelas Fany.

“Baiklah, aku akan jaga kesehatanku. Tapi please, sekali ini saja. Mau ya sayang,” bujuk Caren.

Akhirnya, dengan penuh rayuan dari Caren, Fany pun menyetujui mereka akan pesta minum. Tapi hanya malam ini saja.

Mereka sudah berada di dalam rumah dan segera masuk ke kamar. Hanya berdua di dalam kamar, rasanya sedikit canggung.

"Silahkan kamu bersih-bersih dulu," Caren membuat Fany sedikit gugup.

Dalam kamar mandi, Fany sedikit dilema. Sebab, bagaimana pun dirinya tetap lah istri sah dari Deon. Tapi, jika dia terus menghormati Deon sebagai suaminya. Maka sampai kapan pun, dirinya tak akan pernah di sentuh oleh laki-laki mana pun. Jangan kan di sentuh, selama ini mereka tidur bahkan pisah kamar. Bagaimana saling menyentuh jika seperti itu kejadiannya.

Selesai mandi, Fany terkejut. Karena ketika keluar dari kamar mandi, Caren sudah tidak menggunakan pakaian. Fany bahkan bisa melihat dengan jelas belalainya Caren yang sudah mengeras dan tegang.

Caren tertidur sembari menggonta ganti Chanel tv. Fany hanya berdiri dan menutup matanya. Melihat tingkah gugup Fany, Caren tertawa geli.

"Ayolah sini cantik. Mau sampai kapan berdiri di situ, buka saja matanya," ucap Caren.

Tubuh Caren yang berotot, membuat Fany sedikit tergoda melihat tubuh yang sexy. Caren mulai mendekati Fany, yang masih berdiri kaku di depan pintu kamar mandi. Caren menarik tangan Fany, dan menuntunnya untuk mendekat ke ranjang. Caren membuka handuk Fany. Kini Fany sudah tidak berbusana lagi. Fany tidur di samping Caren dan memeluknya, seperti pasangan suami istri. Melihat sikap Fany seperti itu, Caren mencium kening Fany dan menjalar ke bibir. Ini adalah ciuman pertama Fany. Jadi dia tidak tahu bagaimana cara membalasnya. Sedang tangan Caren mulai masuk dan meremas payudara milik Fany yang berisi dan sesekali mengelus daerah miss v nya. Fany menikmati permainan Caren kala itu.

"Sssshh aaahhh..." desah Fany.

Kini Fany, mengerti mengapa orang menyukai hal ini. Senikmat ini surga dunia. Fany memegang benda yang panjang dan keras. Gerakan naik turun membuat Caren makin ganas dalam permainan ini. Fany mempelajari ini karena dia pernah menonton film dewasa.

“Sayang, katanya kamu ingin pesta minuman. Ayo lah, jangan seperti ini,” ucap Fany setelah sadar dari buain Caren.

“Nanti saja sayang, lagi seru main ini,” tolak Caren yang sedang asik memainkan kedua gunung kembar milik kekasihnya.

“Tapi sayang, aku ingin minum,” ucap Fany lagi.

Caren pun mengalah, mereka benar-benar pesta minum malam itu. Hingga hampir tidak sadarkan diri.

"Aku sudah tidak tahan sayang, kamu juga sudah basah. Aku masukin yaa. Tahan ya sayang," ucap Caren di sela nafas gemuruhnya.

Fany mengangguk dan..

"Aaaaahhhhh sakiiiit sekali..." teriak Fany yang langsung di tutup mulut Fany dengan mulut Caren.

Sprei ranjang Fany yang berwarna putih, kini terdapat bercak darah keperawanannya.

Pagi itu, dengan suasana kamar yang berantakan. Mereka menyelesaikan kegiatan panas dengan membersihkan diri. Setelah itu Caren memberikan ciuman sebelum berpamitan pulang.

"Aku puas sekali sayang... Terima kasih. Aku pulang dulu yaa," lalu mengecup kening Fany.

Fany hanya mengangguk, setelah itu Caren pergi.

Fany menjatuhkan dirinya ke kasur. Tubuhnya masih berbalut handuk putih. Dan menangis sejadi jadinya.

Perasaannya kini senang bercampur sedih. Sedih karena sudah kehilangan perawan bukan dalam ikatan nikah dan merasa menghianati Deon. 

Senang , karena Fany mendapatkan kasih sayang yang sangat besar dari Caren. Dan dia juga senang, sebab bisa berduaan semalam penuh dengan kekasih hatinya.

---***---***---

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status