Share

BAGIAN KE LIMA

Dan setelah di tes, hasilnya adalah ada garis dua berwarna merah, yang artinya adalah positif. Fany kini benar-benar sedang mengandung benih dari Caren yang akan menjadi calon baby buat mereka. Setelah mendapatkan hasil tes itu, Fany memiliki perasaan yang bercampur aduk. Antara senang dan sedih. Senang, bahwa dia sedang hamil anaknya lelaki yang dia cintai.

Sedih, sebab dia hamil sebelum pernikahan terjadi. Namun di samping itu, ada rasa khawatir dan cemas akan kehamilan itu. Dia takut jika seandainya kehamilannya di ketahui akan Deon sebagai suaminya atau pun sang papa. Pasti akan hancur semuanya. Akhirnya, Fany memutuskan untuk menghubungi Caren guna memberi tahu akan kehamilannya. Dia tak ingin menunda sampai kepulangan Caren dari perjalanan bisnisnya. 

Berkali-kali, Fany mencoba menghubungi Caren. Namun sayang, walau sudah berkali-kali dia hubungi, tetap saja tak ada jawab sekali pun dari Caren. Bahkan, saat di kirim pesan pun tak ada balasan. Membuat Fany menjadi tambah panik sendiri.

"Ya Tuhan, bagaimana ini. Jika sampai Deon atau papa tahu akan kehamilan ini. Pasti mereka akan marah besar dan tidak akan pernah mengampuniku. Dan mereka juga pasti tak akan tinggal diam akan Caren. Aku harus bagaimana ini ya tuhan," panik Fany.

Lelah akan keadaannya saat ini,Fany pun tertidur pulas hingga malam hari. Saat terbangun, terlihat ada sebuah pesan masuk dari Caren. Buru-buru dia baca isi pesan itu.

"Ada apa sayang? Maaf aku tadi sedang meeting. Maaf juga aku sibuk. Aku harap, kamu baik-baik saja ya," ucap Caren dalam isi pesannya.

Mendapat pesan itu, Fany langsung mencoba untuk menghubungi Caren lagi. Bukan malah di terima, tetapi malah di tolak.

"Aku sedang meeting, jadi jangan hubungi aku dulu," begitulah isi pesannya.

"Tetapi, ada hal yang harus aku bicarakan sama kamu. Ini penting!!" balas Fany.

"Sudah aku bilang, aku sedang meeting. Jadi jangan hubungi aku, paham!!" bentak Caren dalam pesannya. Seketika membuat Fany menangis, akan perubahan sifat Caren setelah pergi ke luar kota.

Dan ternyata di sisi lain, Caren sedang melakukan dinner bersama seorang wanita yang cantik dan seksi. Yang wanita itu ternyata adalah, pacarnya. Mereka baru saja sah menjadi sepasang kekasih pada malam itu. Mereka bertemu, saat sang wanita sedang berjalan menuju pintu lift, bersamaan dengan Caren yang sedang buru-buru masuk juga, hingga mereka tertabrak dan terjatuh. Dari situ lah pertemuan mereka berdua.

"Apa kamu menyukai hubungan kita?" tanya Caren.

"Suka? Emm... Biasa saja. Sebab aku sama sekali tak perduli akan sebuah hubungan. Karena di dalam hidupku, aku lebih peduli dengan kebahagiaanku. I prefer to have fun, relax and have fun with a man who is able to make me comfortable in bed or not in bed. Oke... Jadi tak perlu repot untuk cemburu atau marah padaku karena aku bersama lelaki lain. Karena di dalam hidupku, sebelum cinta dan pernikahan hadir di dalam hidupku. Maka aku akan selalu bebas dan bahagia akan hidupku," ungkap seorang wanita bernama Elena.

"It's ok. Tapi, bolehkah aku bermain ranjang bersamamu malam ini. Sebagai tanda, bahwa kita telah menjalin sebuah hubungan kekasih?" tanya Caren dengan memegang tangan Elena.

"Emm boleh, tapi apakah bisa menjamin untuk kenyamanan dan kebahagiaan. Serta kepuasan?" tanya Elena.

"Tenanglah sayang, aku akan pastikan kamu puas dan kita akan have fun," ucap Caren menjamin.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita check in," ajak Elena.

Mereka pun langsung pergi ke sebuah hotel, yang sebelumnya sudah di pesan oleh Caren.

Sampai di dalam kamar hotel, Elena langsung merebahkan dirinya, yang membuat semua lekuk tubuh yang terukir jelas, pun begitu sempurna di lihat. 

Melihat semua itu, Caren langsung menindih tubuh Elena.

"Apakah kau ingin kita langsung melakukan adegan hot seperti yang kau suka sayang?" tanya Caren. 

"Apakah kau akan melakukan adegan yang panas, tapi tak membersihkan dirimu dulu? Karena aku tak ingin kau membawa kuman saat kita melakukan itu nantinya," peringatan buat Caren.

"Wahhh.. Ternyata kau banyak sekali syarat dan peraturan ya sayang, hahaha..." cibir Caren.

"Tapi tenang saja, aku semakin suka dengan wanita sepertimu. Pasti kau akan membuatku speechlesh karena permainanmu yang sudah berpengalaman," ujar Caren.

"Aku hanya tak ingin sembarangan, yang akhirnya hanya membawa kesengsaraan dan beban untukku," ungkap Elena.

"Baiklah, kalau begitu kau bersih-bersih diri terlebih dahulu," ucap Caren.

"Kau mau kemana?" tanya Elena.

"Aku akan pergi sebentar. Ada sesuatu yang harus aku beli sebentar," jawab Caren.

"Baiklah, kalau begitu pergilah. Tapi jangan lama-lama," ucap Elena.

"Mengapa? Apakah kau sudah tidak sabar untuk berfantasi sex sayang?" tanya Caren selalu menggoda.

"Hah, aku hanya saja tak ingin terlalu lama menunggu. Karena menunggu adalah hal yang sangat aku benci, karena menunggu itu sangat membosankan," jelas Elena gengsi.

"Oke sayang, kalau begitu aku pergi dulu ya. Tak perlu pakai baju, karena setelah aku pulang, kita akan langsung bersenang-senang. Kau paham?" pinta Caren.

"Atau kau boleh saja hanya memakai bra dan celana dalam, agar lebih bersensasi," ucap Caren.

"Sebenarnya yang banyak peraturan dan permintaan itu kau atau aku?" tanya Elena.

"Baiklah, baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai ketemu di ranjang sayang. Tunggu aku kembali," ucap Caren.

"Cupp.." Caren mengecup bibir ranum Elena yang berwarna pink namun menggoda.

Setelah itu, Caren langsung berlari dan pergi meninggalkan Elena yang masih betah rebahan di atas ranjang yang empuk. Yang setiap hari, menjadi tempatnya melakukan segala aktivitas. Mulai dari tidur, bermain enjot-enjotan yang hot, hingga menumpahkan segala keluh kesahnya juga di sana.

Elena pun memutuskan untuk pergi membersihkan dirinya dan bersiap dengan parfum serta bra dan celana dalamnya.

Setelah selesai membersihkan diri, Caren tak kunjung kembali, hingga akhirnya tertidur.

Dalam tidurnya, Elena sedang bermimpi. Bermimpi bahwa dirinya sedang disentuh seseorang. Namun, semakin lama rasa sentuhan itu semakin nyata. Tangan yang menyentuh tubuh Elena di dalam mimpi, begitu terasa. Sampai-sampai sudah beberapa kali meloloskan desahan, meskipun matanya terpejam.

"Aaagghh..." Lenguh Elena. Tapi matanya masih terpejam, ia hanya bisa mendesah dan sesekali menggelinjang geli.

"Mimpi macam apa ini? Apa ini semacam mimpi basah? atau.... karena akuuu ...." Elena mencoba menguasai kesadarannya dialam mimpi, ia berusaha untuk bangun dan mengakhiri mimpi tersebut.

Perlahan Elena membuka matanya, ia berhasil bangun dari tidurnya. Namun, saat matanya sudah terbuka, ia melihat pemandangan yang ada di dalam mimpinya itu, nyata di hadapannya sekarang.

Caren sedang menyentuhnya, bahkan pria itu sudah di posisi nyaman sambil mencumbui Elena.

---***---***---

Comments (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! ditunggu yah lanjutannya btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nig
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status