Share

BAB 6

Author: Cistykeyla
last update Last Updated: 2024-04-06 23:33:10

"Ya, ampun, Revan. Aku sempat ragu loh tadi, kupikir aku salah lihat." kata wanita itu sambil memeluk dan mencium pipi Revan yang sedang duduk.

Mata Rara membola melihat pemandangan didepannya, sedangkan Revan tampak terkejut dengan kedatangan wanita itu.

"Kamu nginep di hotel mana, Van. Nanti aku..."

"Sayang, ini temanku, namanya Mela..." kata Revan memotong ucapan Mela.

Mela terdiam, dia segera menoleh ke belakang, mengikuti arah mata Revan. Mela melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita meski tanpa make up yang tebal, Mela memperhatikan Rara sesaat lalu kembali memandang Revan.

"Ups, maaf, aku gak tau kalau kamu lagi sama seseorang." kata Mela dengan ciri khas wanita penggoda, membuat Rara ingin mencakar wajahnya.

Hati Rara masih panas karena melihat pipi Revan dicium oleh bibir wanita itu.

"Dia pacar baru kamu, Van?." tanya Mela santai, dia hendak duduk dikursi dekat Revan.

"Dia istriku." kata Revan tegas membuat Mela hampir terjungkal.

"Kami baru saja menikah beberapa hari yang lalu." kata Revan bangga, sambil menatap Rara dengan penuh cinta.

Mela mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya, rasanya mustahil seorang Revan Biantara akhirnya menikah.

"Hahhh...menikah...ah, bohong kamu, Van!." kata Mela sambil duduk. Dia menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Revan. Rara yang memperhatikannya menjadi gerah.

"Van, ayo pulang, aku sudah kenyang." ajak Rara sambil menarik tangan suaminya itu. Rara tidak suka melihat Revan dekat-dekat dengan wanita berbaju kurang bahan itu. Siapa namanya, oh ya Mela, batin Rara.

Revan menuruti istrinya, dia segera pergi sambil merangkul pinggang Rara meninggalkan Mela yang bengong.

"Van...kok ditinggal." protes Mela. Namun pasangan itu sudah berlalu.

Didalam mobil Rara hanya diam saja, wajahnya cemberut memandang keluar jendela.

"Sayang, kamu marah?." tanya Revan. Dia mulai memanggil Rara dengan sebutan sayang.

Rara hanya diam, tapi sangat ketara wanita itu sedang marah. Revan tersenyum memikirkan apakah Rara sedang cemburu.

"Dia cuma teman aku aja, sayang. Maaf ya, dia memang suka begitu orangnya." bujuk Revan sambil menyentuh lengan Rara.

Rara menolak sentuhan Revan, dia menggoyang lengannya agar tangan Revan menjauh.

"Jangan berteman dengan tante-tante berbaju kurang bahan itu." kata Rara ketus. Revan hampir saja tertawa mendengar cara Rara menyebut Mela.

"Iya, iya, istriku...nanti aku akan lari kalau melihat dia lagi." kata Revan menggoda Rara.

"Aku serius Revan, aku gak suka." kata Rara marah.

Revan terdiam, ternyata istrinya posesif juga.

Revan menghentikan mobilnya karena mereka sudah sampai di villa. Rara segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam villa. Revan mengejarnya dari belakang.

"Ra, tunggu sayang." panggil Revan. Rara masuk ke dalam kamar, lalu mengambil kapas dan cairan pembersih make up. Revan yang mengikuti dibelakangnya menjadi heran. Rara kemudian berbalik dan membersihkan pipi Revan dengan kapas ditangannya.

"Aku gak mau ada bekas bibir wanita itu dipipi kamu, Van." kata Rara kesal.

Revan terdiam, perkataan Rara membuatnya menyadari sesuatu.

'Ya Tuhan, apa Rara masih mau bersamaku jika dia tahu masa laluku seperti apa.' kata Revan dalam hati. Tiba-tiba hatinya diserang rasa cemas dan takut, Revan takut kehilangan Rara.

Revan merengkuh tubuh Rara dalam pelukannya. Dia memeluk istrinya itu dengan erat.

"Ra, aku cuma milik kamu. Selamanya aku akan tetap jadi milikmu." kata Revan sambil mencium pucuk kepala Rara.

Rara terisak dipelukan Revan, entah mengapa dia bersikap sangat kekanakan seperti itu. Hati Rara tiba-tiba merasa takut, jika Revan mengkhianatinya seperti Nathan, meninggalkan dirinya karena wanita lain.

Revan membimbing Rara untuk duduk ditepian ranjang, dia lalu mencoba mengajak Rara berbicara.

"Ra, lihat aku." kata Revan sambil memegang dagu Rara membuat istrinya itu menatap matanya.

"Maafkan aku, Van." kata Rara lirih. Revan menggeleng.

"Kamu gak salah, Ra. Kamu memang berhak marah jika ada wanita lain yang menyentuh suamimu." kata Revan lembut sambil tersenyum.

"Kamu gak menganggap aku kekanak-kanakan?." tanya Rara.

"Enggak dong, sejujurnya aku senang kamu cemburu seperti tadi." goda Revan membuat Rara tersipu.

"Enggak, mana ada aku cemburu." sanggah Rara.

"Bener gak cemburu, kok pipi aku digosok pakai kapas?." kata Revan sambil menaik-naikkan alisnya.

"Ya biar bersih aja, ada lipstiknya tadi." kata Rara manyun membuat Revan tertawa.

"Jadi kamu gak masalah kalo lipstiknya gak berbekas?." goda Revan lagi.

Rara melotot, dicubitnya pinggang Revan karena berani menggodanya.

Revan tertawa, dia berkelit dan dengan gesit justru menjatuhkan tubuh Rara dan menindihnya.

Revan membelai lembut pipi Rara dan menciumi wajah wanita itu, membuat Rara meremang.

"Van..." panggil Rara saat bibir Revan menjelajahi lehernya.

"Hmmmm..." jawab Revan sambil terus melakukan aksinya, dia menyesap leher jenjang Rara yang mulus dan membuat beberapa tanda merah disana.

"Jangan tinggalin aku ya." pinta Rara dengan mata terpejam, entah wanita itu menyadari perkataannya atau tidak, yang pasti Revan sangat bahagia mendengarnya.

"Kinara, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu." bisik Revan ditelinga Rara.

Kata orang percintaan sehabis merajuk itu membuat sensasi yang berbeda. Revan dan Rara membuktikannya malam ini. Mereka bergumul dengan panas dan saling menyentuh satu dengan yang lain. Rara merasakan tubuhnya terbuai dan dia sangat menikmati sentuhan-sentuhan Revan diseluruh tubuhnya. Cara Revan memanjakannya diatas ranjang membuatnya menjadi wanita yang paling bahagia. Revan pun merasakan perbedaan yang besar dipenyatuan mereka kali ini, istrinya itu menjadi lebih agresif dan membalas dengan panas setiap sentuhan yang diberikannya. Revan sangat bahagia, karena Rara tidak lagi ragu menyatakan hasratnya di atas ranjang membuat Revan merasa diinginkan dan merasa dicintai oleh wanita pujaannya itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 27

    "Sepertinya wanita ini putus asa, Bastian. Hingga dia memerlukan pertolonganmu untuk menghamilinya!.""Dan dia melakukannya agar bisa menekanku untuk bertanggung jawab padanya!." Revan melihat Bastian yang tengah menatap tajam pada Marsya. Rahang laki-laki itu mengeras karena marah pada wanita didepannya."Apa itu benar, Sya!. Kamu memperalatku?." tanya Bastian, sedangkan Marsya menggeleng lemah."Katakan, Sya!. Apa benar Bastian adalah ayah bayimu?." tantang Revan."Bukankah kamu tidak ingin hamil dan melahirkan tanpa seorang suami?.""Aku tidak mungkin bertanggung jawab, karena aku tidak menghamilimu!.""Jadi, sekarang Bastian adalah satu-satunya kesempatanmu, Sya!.""Ayah kandung anakmu ada didepanmu, apa kamu tidak mau menyuruhnya bertanggung jawab?." Sindir Revan.Marsya terdiam, air matanya masih mengalir membasahi pipinya. Dia tidak menyangka kalau jebakannya pada Revan tidak berhasil. Dia tidak pernah tahu kalau laki-laki itu memutus jalur spe*manya."Bas...aku..." Marsya tida

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 26

    "Lepas, Van!. Sakitt!." Marsya menarik tangan Revan yang tengah mencengkram rahangnya.Revan melepaskan wajah Marsya dengan kasar membuat wanita itu terhuyung dan nyaris terjatuh."Revan!. Kau bisa mencelakai anak kita!." protes Marsya dengan suara yang sedikit keras. Dia berani membentak Revan karena percaya diri kalau anak yang tengah dikandungnya adalah milik Revan."Anakku?. Benarkah?." ejek Revan sambil memindai Marsya dari atas sampai bawah."Marsya...Marsya...aku tidak percaya ternyata aku membesarkan ular selama ini!." kata Revan sambil mengambil minuman dari meja bar dan meneguknya.Marsya yang mendengar ejekan Revan hanya mengernyitkan keningnya."Kupikir selama ini kamu adalah wanita yang polos, Sya!. Dan aku sangat merasa bersalah karenanya!.""Bersalah karena sudah meniduri wanita polos dan lugu sepertimu..." Revan duduk di meja bar sambil menggoyang gelasnya, matanya memperhatikan Marsya yang masih berdiri ditempatnya."Ternyata aku salah, kamu ternyata adalah seorang pe

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 25

    Rara akhirnya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, dengan catatan dia harus beristirahat total di rumah.Sepulang dari rumah sakit, Revan segera membawa Rara ke rumah baru mereka yang terletak di kawasan perumahan elit tengah kota."Van, aku bisa jalan sendiri!." protes Rara ketika Revan menggendongnya saat turun dari mobil."Dokter bilang kamu gak boleh banyak bergerak dulu, sayang!.""Itu artinya kamu harus digendong!." kata Revan lembut.Rara mencebikkan bibirnya, mau tak mau dia mengalungkan tangannya ke leher suaminya."Bawa barang-barang kami ke atas ya, bik!." kata Revan pada wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga."Baik, den!." jawabnya.Revan lalu membawa Rara ke lantai atas, ke kamar mereka. Rara memperhatikan sekeliling rumah itu, namun tidak semuanya bisa dia lihat."Sekarang istirahat dulu ya, besok aku akan membawamu melihat-lihat rumah kita!." kata Revan lembut ketika memperhatikan Rara mengedarkan pandangannya.Rara hanya terdiam, dia tidak menjawab u

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 24

    "Aku mendengar kamu tidak jadi menikah. Dan itu kabar baik buatku."Rara melihat mata Revan yang menatapnya lebih dalam, seolah sedang menyelami perasaan Rara."Aku tergila-gila padamu, Ra!. Perasaanku tidak pernah bisa hilang sejak kita masih kecil!.""Jadi, ketika kamu putus dengan tunanganmu, aku berusaha mencari cara untuk mendekatimu!.""Aku mulai meninggalkan semua kehidupan malamku, termasuk Marsya.""Aku berhenti ke club, aku berhenti mencari wanita-wanita diluar sana, dan aku berhenti menemui Marsya.""Kami hanya bertemu di kantor!."Rara berusaha merangkai penjelasan Revan. Itu artinya sudah cukup lama Revan dan Marsya tidak bertemu."Kapan terakhir kali kamu menemui Marsya secara pribadi?. Apakah di apartemennya?." tanya Rara karna mengingat jas Revan yang tertinggal disana.Suami Rara itu terlihat menghembuskan nafas panjang."Sebulan sebelum aku bertemu denganmu, itu terakhir kali aku menemuinya di apartemennya." jawab Revan."Tapi kami hanya bicara, kami tidak melakukan

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 23

    "Marsya mengaku dia hamil anak Revan,." kata Revan membuat kedua orang tuanya terkejut."Revan yakin, Marsya menyuruh ibunya untuk meneror Rara. Wanita itu sengaja mendatangi Rara dan mengatakan kehamilan anaknya!." kata Revan terlihat marah."Revan, tunggu...apa maksud kamu?. Sekretaris kamu hamil, apa itu anakmu?." tanya papanya tak percaya."Enggak pa, itu bukan anak Revan!." sanggah Revan cepat."Kamu yakin?." tanya papanya lagi. Tentu saja dia ikut merasa cemas.Mama Revan tampak sedih dan meneteskan air mata. Dia bisa membayangkan bagaimana perasaan Rara."Revan yakin, Pa. Revan bahkan menantang Marsya untuk tes DNa, tapi dia tidak mau.""Dia ingin Revan menikahi dia, setelah dia melahirkan baru dia bersedia tes DNa...""Tapi, Revan yakin kalau itu hanya akal-akalan Marsya saja, Pa!.""Dia mau menjebak Revan." kata Revan panjang lebar.Papa Revan membetulkan letak kacamatanya. Dengan bijaksana dia bertanya pada Revan."Jika dia anak kamu, bagaimana?.""Kamu berani bertindak, kam

  • WANITA-WANITA MASA LALU SUAMIKU   BAB 22

    Revan memarkir mobilnya dengan sembarangan ketika sudah sampai didepan rumah sakit, dia bahkan meninggalkan mobilnya masih lengkap dengan kuncinya. Dia langsung turun dan segera berlari kedalam rumah sakit, meninggalkan mobilnya dengan pintu yang terbuka."Dimana pasien atas nama Kinara Larasati?." tanya Revan dengan terburu-buru, nafasnya memburu karena dia berlari sejak tadi."Nyonya Kinara ada di ruang observasi ibu hamil, disebelah sana!." petugas front office memberikan arah pada Revan. Revan segera berlari, jantungnya berdegup sangat kencang, ada ketakutan menyergapnya.Seseorang menelpon Revan ketika dia sedang meeting, mengabarkan bahwa Rara terjatuh di supermarket dan sedang dibawa oleh ambulance ke rumah sakit. Revan seketika menghentikan rapatnya dan menuju ke rumah sakit.Ruang Observasi Ibu Hamil. Revan membaca papan petunjuk didepan pintu, Revan segera masuk dan melihat seorang perawat."Pasien atas nama Kinara Larasati, apakah istri saya ada disini?." tanyanya dengan ce

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status