Share

BAB 32. Ternyata orang miskin.

“Iya, benar Bu, jadi kami memang tidak mau merepotkan keluarga,” jawab Danu, dia menatap mesra pada Ita. Tolong! Hatiku panas terbakar api cemburu.

“Sykurlah kalau begitu. Oh, iya, silakan diminum tehnya ini yang buat Lili katanya spesial untuk Danu dan calon istrinya.” Duh, ibu kenapa bilang begitu si, ibu sepertinya berpihak pada mereka berdua dari tadi iya-iya saja.

“Uhuk!” Pacar Danu terbatuk. Gimana teh buatanku spesial kan, jelas dong, karena rasanya asin. Tadi aku sengaja pakai garam untuk teh pacarnya Danu.

“Kenapa, Dik?” tanya Danu khawatir. Dasar lebai. Sebelum menjawab pertanyaan Danu Ita melirikku aku balik melototi dia. Awas saja kalau ngadu.

“Em ... enggak apa-apa, Mas, tadi aku keselek aja,” jawabnya. Bagus dah dia nurut. Sepertinya memang ini perempuan tipe orang yang penurut jadi seleranya Danu begini wanita yang penurut.

Obat yang diberikan oleh pacarnya Danu sepertinya membuatku ngantuk, mataku berat sekali susah diajak melek.

Aku terbangun sudah malam, Danu dan pac
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status