“Awas awas, bawa ke rumah Ujang buat beristirahat!”
Semua tampak panik seketika, Aki Karma memerintahkan ke semua warga untuk membawaku ke rumah pada saat itu. Pertemuan yang diadakan secara terpaksa harus dihentikan sementara. Karena melihatku yang muntah darah pada saat itu.
Dengan dibantu beberapa orang, aku dibawa ke rumah untuk beristirahat. Terlihat Ibu tampak panik melihat aku dibantu beberapa orang kearahnya, sehingga ibu seketika berlari menghampiriku untuk menanyakan apa yang terjadi kepadaku pada saat itu.
“Kenapa si Ujang?” tanya Ibu ke Aki karma
“Gak tahu, tiba-tiba dia muntah-muntah,” Katanya sembari membawaku ke dalam rumah.
“Aduh Ujang kenapa lagi kamu teh?”
Seketika Ibu menyuruh para warga untuk membawaku ke dalam rumah dan langsung mengistirahatkan ku di dalam kamar. Dia kemudian berlari ke arah dapur untuk mengambil air dan handuk panas. Kemudian dia masuk ke dalam kamar dan
Terima kasih sudah menjadi pembaca setia Warung Tengah Malam Jangan lupa Vote dan Review nya ya, supaya saya tetap semangat untuk menulis Bab selanjutnya Dan jangan lupa, saya sedang membuat cerita baru yang berjudul KUTUKAN LELUHUR yang kini ada di aplikasi GN. jangan lupa dibaca ya terima kasih
Setiap Kampung-Kampung kecil yang berada di wilayah selatan Jawa Barat, biasanya dipisahkan oleh perbatasan berupa hutan kecil, sungai hingga pesawahan yang membentang membelah Kampung tersebut menjadi dua. Sehingga apabila kita akan berangkat menuju Kampung lain dari Kampung Sepuh ada jalan alternatif selain menyusuri jalan utama untuk ke Kampung tersebut, yaitu dengan menyusuri area pesawahan yang letaknya tepat berada di sebelah Kampung. Namun jalan tersebut tidak bisa dilalui oleh kendaraan, jalan tersebut hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dengan menyurusi pesawahan warga dan melewati beberapa sungai dengan jembatan yang terbuat dari kayu untuk bisa Kampung sebelah yaitu Kampung Parigi. Pada zaman dahulu jalan tersebut sangat ramai dipakai oleh beberapa warga Kampung yang akan mengunjungi Kampung Parigi, karena dengan jalan tersebut bisa mempersingkat waktu untuk sampai daripada harus berjalan melewati jalan utama. Apalagi dulu masih jarang
“Terus Mang Darman gimana setelah tahu ada mayat di sungai itu?” Kata Ibuku kepada Mang Darman yang sedang ada di depan warung. “Ya saya gak tahu bu, saya aja panik langsung lari setelah melihat hal itu. Mana kehujanan, jalan lumpur semua, buru-buru balik ke saung bawa barang dagangan yang lumayan berat, ampe beberapa kali mau jatuh ke sawah Bu. ” “Mana hari sudah sore kan, nanti kalau telat pulang kan berabe. Nanti di terror ama mahkluk yang menyeramkan di jalan gimana?” kata Mang Darman sembari menyeruput kopinya. Srrrrruupppt Mang Darman kembali bercerita, setelah melihat mayat yang dibuang di sungai tersebut. Besok paginya dia sengaja memberitahu tetangga di sekitar rumahnya untuk mengecek keberadaan mayat itu. Bahkan dia menyuruh tetangganya yang lain untuk memberitahukan ke warga Kampung Parigi (Kampung sebelah) bahwa Mang Darman menemukan mayat di sungai yang menjadi pembatas dua desa tersebut. Maka Mang Darma
Tangan dari anak kecil itu terus-terusan mengajak Hadi seakan-akan ingin bermain, namun beberapa kali dia berusaha tangannya menembus badan Hadi, dan Hadi pun seolah-olah tidak melihat ada anak kecil itu, Hadi terus saja mengobrol dengan kedua temannya. Sedangkan sosok wanita yang berdiri di tengah jalan hanya terdiam dengan tatapan yang kosong, dia menatap ke arah warung tanpa ekspresi sama sekali. Namun lagi-lagi ketika kedua makhluk itu datang, aku seakan-akan merasakan mual dan dada yang terasa sakit, seperti ada pertanda akan sesuatu, namun aku tidak tahu apa itu. Hadi, Andra juga Jojo masih mengobrol, namun obrolannya sangat pelan, seakan-akan mereka berbisik satu sama lain. Baju yang mereka pakai pun masih basah kuyup karena terkena hujan, beberapa kali kopi dan jahe merah yang mereka pesan mereka minum untuk menghangatkan badan. Aku yakin ada sesuatu antara makhluk itu dan mereka bertiga, namun aku tidak tahu ada apa dibaliknya. Apakah mereka melakuka
Aku berjalan menyusuri Kampung Sepuh pagi ini, sinar matahari sudah semakin tinggi ketika aku berjalan, mencoba menyinari Kampung Sepuh dengan cahayanya. Dan sedikit menghapus sisa-sisa hujan yang mengguyur kampung ketika malam hingga shubuh tadi. Aku baru pulang dari rumah Mang Rusdi yang letaknya tepat berada di tengah-tengah kampung yang berbatasan dengan pesawahan. Iman pada hari ini berangkat kembali ke Kota, dia bilang bahwa cutinya sudah habis. Sehingga hari ini dia harus meninggalkan Kampung Sepuh dan kembali ke Kota dengan segala hiruk pikuknya, Iman juga banyak bercerita tentang A Wawan dan Indah. Terutama Indah, dia banyak bercerita tentang kebaikannya ketika Iman bekerja di sana. Iman juga berpesan kepadaku tentang A Wawan, meskipun dia melakukan hal yang paling dihindari oleh para warga Kampung Sepuh. Namun Iman bilang jangan sampe warga membenci hidupnya, karena dia mempunyai alasan tersendiri kenapa dia melakukan hal tersebut hanya caranya saja yang sa
Gelapnya hutan di wilayah Gunung Sepuh terlihat sangat kontras dengan Kampung Sepuh yang ada di bawahnya, lampu-lampu yang menyala dari rumah-rumah tersebut menerangi kampung yang sepi tersebut setiap malamnya, sehingga itu bisa menjadi petunjuk bagi seseorang yang tersesat di wilayah tersebut ketika dia melihat beberapa titik cahaya dari kejauhan. Karena mereka yakin, cahaya tersebut adalah tempat di mana ada kehidupan dari para manusia-manusia yang menjalankan aktifitasnya di kampung tersebut. Namun berbeda dengan hutan Gunung Sepuh, tidak ada cahaya yang menerangi hutan tersebut. Bahkan kunang-kunang yang senantiasa hadir di dalam hutan sebagai cahaya alami bagi hutan dan sekitarnya nampak tidak hadir pada malam itu, hanya kegelapan total yang menyelimuti dari lebatnya pepohonan hutan dengan segala isinya. Namun kali ini nampak berbeda, terlihat beberapa titik cahaya yang terlihat dari lebatnya hutan Gunung Sepuh, hutan yang dipercaya menjadi tempat tinggal para m
Seseorang pernah berkata, setiap tubuh manusia mempunyai tiga element penting dalam siklus hidupnya, yaitu tubuhnya, jiwanya dan ruhnya. Ruh bisa kita ibaratkan sebagai baterai yang membuat kita hidup, dan ketika baterai tersebut habis maka habis juga masa hidup kita. Sedangkan jiwa adalah remote kontrol, yang menggerakan tubuh dan pikiran kita selama kita hidup. Jiwa menggerakan hati, tubuh dan pikiran sesuai yang kita mau. Dan semua itu ditempatkan dalam tubuh, sehingga tercipta harmoni dari ketiga element penting dalam siklus kehidupan. Dan apabila salah satu dari mereka menghilang siklus itu tidak akan tercipta karena tiga element itu saling terhubung satu sama lain. Ketika kita berbicara tentang jiwa-jiwa yang diambil oleh para makhluk Gunung Sepuh, itu tidak akan membuat sepenuhnya meninggal. Banyak dari mereka yang akhirnya terbujur kaku dan tidak sadarkan diri hingga ajal menjemputnya, mudahnya seperti baterai pada laptop yang masih tetap bisa
Malam semakin larut, sinar bulan kini menampakan dirinya kembali. Setelah beberapa hari Kampung Sepuh diguyur hujan yang begitu lebat, akhirnya sang penguasa malam kembali menerangi Kampung Sepuh dengan sinarnya yang menenangkan hati. Aku kali ini duduk di depan warung, badanku aku senderkan ke dinding warung sembari melihat bulan yang terang, juga bintang-bintang yang menjadi pelengkap malam itu. Aku mulai mencoba memberanikan diriku untuk sesekali diam di depan warung. Namun aku tetap waspada, aku tidak mau melangkahkan kakiku terlalu jauh dari warung, dan berakhir di suatu tempat yang akhirnya aku tahu bahwa tempat itu adalah tempat dari para tumbal dari manusia-manusia serakah yang ingin mendapatkan jalan pintas untuk kekayaan dan jabatanya. Hingga banyak dari mereka, menumbalkan seseorang yang tidak berdosa setiap tahunnya. Karena itu adalah satu-satunya cara untuk mereka agar mereka bisa terus mendapatkan kekayaan yang mereka inginkan. Semakin l
Hosh hosh hosh Napasku sedikit terengah-engah, sudah beberapa menit aku berlari mengejar anak kecil itu yang melayang dan terbang entah ke mana, aku tidak sempat berpikir untuk meninggalkan warung dalam keadaan kosong lagi. Namun aku tidak ingin ada kejadian yang mengakibatkan korban yang ada di Gunung Sepuh seperti sebelum-sebelumnya. Sudah cukup banyak para manusia yang menjadi korban di Gunung itu, terlepas apapun penyebabnya. Namun tidak sepantasnya banyak manusia yang menghilang dan berakhir mengenaskan ketika ditemukan, banyak yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Bahkan ada juga yang malah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Teman-teman Aki Karma, A Wawan, juga para konten kreator yang datang dari Kota yang berakhir dengan tragis setelah mereka memasuki Gunung Sepuh. Selain itu mungkin sudah banyak lagi yang menjadi korban selain yang aku tahu, dan itu akan terusmenerus terjadi jika kita membiarkan hal itu. Aku tahu aku tidak punya kekuatan s