Yatri sudah di bawa oleh Risa. Mereka berdua menuju salon termahal di kota itu. Risa yang mengetahui bahwa wanita yang ia temani adalah calon istri direkturnya merasa iri.
'Dia udik, gak terlalu cantik. Tapi kenapa bisa dipilih Pak Rexa? Yatri sungguh beruntung, mendapatkan Pak Rexa,' batin Risa.
Di salon, Yatri menjalani beberapa treatment, bahkan Rexa meminta Risa untuk membawa Yatri ke klinik untuk perawatan Miss V. Rexa sangat ingin menikmati masa nikah kontraknya dengan janda beranak itu.Yatri hanya menuruti semuanya, hal yang tak pernah ia lakukan di suguhkan oleh pria yang akan menikahinya itu. Meskipun, ini akan berat sebab hari-harinya, dia akan berpisah dengan Difa dan Kesang.
************Malam telah larut, Yatri sudah pulang ke rumah sakit kembali. Setelah melakukan berbagai perawatan, tubuhnya justru merasa lelah. Di putarnya knop pintu, di dalam ruangan perawatan, ada Difa dan Uwanya.Sementara Kesang, ia titipkan di rumah adiknya. Syukur adik dan iparnya, belum memiliki anak, sehingga Kesang jadi penghibur bagi mereka.
"Uwa," sapanya pada Uwanya.Yatri membawa berbagai makanan mahal, Gerald sudah memberikan uang tunjangan 30 juta padanya.
"Kamu dapat uang dari mana?" tanya Uwa Nami.
Yatri harus membicarakan pernikahannya pada Uwanya. Meski ada sedikit akan ada kebohongan kecil ia sisipkan di dalamnya.
Dia ikut duduk disamping Uwa Nami."Yatri besok akan menikah, pria yang akan menikahi Yatri sangat baik. Dia membantu Yatri membayar biaya rumah sakit Difa, juga akan menanggung biaya hidup kita," ujarnya.
"Secepat itu, Nak? apa kamu tidak takut gagal lagi? berarti dia orang kaya lagi? Uwa takut kalau dia bersikap sama seperti Galang," kata Uwa Nami yang khawatir.
Yatri membenarkan itu dalam hati, pada kenyataanya memang benar, dia akan gagal lagi setahun kemudian, karna pernikahan keduanya hanya sementara."Yatri jalani saja, Wa. Setidaknya Difa tertolong dan kita bisa hidup untuk sementara," sahutnya.Dia mengeluarkan uang 10 juta dari tasnya, lalu memberikan pada Uwa Nami."Ini, untuk pegangan Uwa selama disini, besok saya tidak bisa kemari lagi. Esok lusa pun juga tidak bisa. Tapi saya akan mengawasi Difa lewat telpon. Yatri juga usahakan minggu depan menjenguk Difa dan Kesang."
Ini sungguh berat bagi Yatri, untuk pertama kalinya dia akan berpisah dari anak-anaknya. Meski hanya di kota yang sama, namun tetap saja berat baginya. Hari-harinya selalu dihiasi tawa canda kedua anaknya, tapi karna tuntutan Rexa, dia harus berpisah.Rival, adik Yatri dan istrinya sudah datang membawa Kesang, sebelumnya Yatri sudah mengirim pesan agar Kesang di bawa ke rumah sakit untuk bertemu dengannya.Ait matanya tak mampu ia bendung lagi, Yatri memeluk Kesang dengan erat. Mulai besok, pelukan itu sudah jarang dia berikan pada anaknya. Oh, takdir ini begitu berat, perceraian bukan hanya melukai hatinya, juga melukai batin kedua anaknya.Yatri berusaha memberikan pengertian pada Rival bahwa calon suaminya adalah pengusaha besar, sebagai adik kandung, Rival harus jadi walinya menggantikan Ayahnya yang jauh di pulau seberang.
"Kamu bukan di jadikan simpanan, Kan?" tanya Rival.
"Bukan, saya istri pertamanya. Hanya saja dia tipe pria yang sangat misterius. Sudahlah, kamu ambil uang ini, awasi pobakanmu."
"Ini banyak," ucap Rival."Setiap bulan, kakak akan mengirimkan uang pada kalian, kalian jangan kontrak lagi. Lebih baik tinggallah bersama Uwa, aku sangat berharap pada kalian untuk menjaga Difa dan Kesang."Yayri menghabiskan malam menikamti kebersamaan pada kedua anaknya malam ini. Matanya sulit terpejam melihat kedua buah hatinya terlelap tidur. Wajah itu takkan ia lihat tidur seperti selama satu tahun, hati Yatri merintih sakit. Haruskah begini cara hidup ia lakoni agar mampu menghidupi kedua anaknya, Galang sebagai Ayah sudah lepas tanggung jawab, tak peduli lagi dengan buah hatinya.************Siang hari, akad nikah mereka berlansung khidmat di Hotel mewah, hanya di hadiri Gerald dan saksi bayaran, ada Rival dan istrinya sebagai pihak Yatri juga penghulu juga kepala KUA.
Rival melepas kakaknya yang akan memasuki mobil ferrari mewah milik Rexa."Jaga ponakanmu, ya .." bisik Yatri pada adik iparnya sebelum masuk ke mobil.
Rexa yang sedari tadi menunggu di mobil, pura-pura tidak melihat adegan sedih pelepasan itu. Ini hanya sementara, mengapa harus sesedih itu? pikir Rexa.Mereka akan menuju ke Rumah Rexa. Dia tak ingin melakukan malam pertama itu di hotel. Cukup hal itu ia lakukan pada wanita 'one stand night' saja. Bila dengan Yatri wanita 'one stand years', dia harus melakukannya rumah pribadinya.
"Yatri, adik kamu tahu, kalau kamu nikah kontrak?" tanya Gerald berada di jok depan.
"Tidak. Jika dia tahu, tentu tidak mengizinkan. Kami memang miskin, tapi juak diri sangat pantang. Tapi ini demi anakku," sahut Yatri dengan nada ketegasannya.Rexa mendengar itu tak mempedulikan, 'Itu prinsipmu, mau bagaimana pun kau sudah di bawah kendaliku selama setahun.' kecamnya dalam hati.Yatri di bawa ke rumah terlebih dulu, dia dikenalkan pada Bu Yun dan Pak Salam, asistent rumah tangga Rexa. Yatribdu tunjukkan oelh Bu Yun kamarnya. Dia dan Rexa tetap tidur terpisah, bila Rexa ingin tubuhnya, barulah dia panggik ke kamar Rexa. Sementara Rexa dan Gerald kembali ke kantor, ada meeting mendadak siang ini. Sembari menunggu kepulangan Rexa yang bisa saja hjngga waktu malam, Yatri ingin beristirahat, semalam di rumah sakit dia tidak bisa tidur. Tempat tidur itu snagat empuk, nyaman, kamar khusus dirinya sangat mewah, bukankah setiap sudut di rumah Rexa semua mewah, rumah berlantai tiga itu sangat sepi, hanya di huni oleh Rexa dan asistent rumah tangga suami istri tersebut.Di rumah ini dia akan menjalani hari-harinya sebagai istri kontrak, beradaptasi dengan lingkungan yang polanya snagat jauh dari hidup sebelumnya. Tinggal bersama Rexa, pria yang dingin, yang mungkin saja tidak beda jauh dengan sikap Galang, kasar. Tapi, ini hanya setahun saja. Jika dia mampu bertahan lima tahun dengan Galang yang saiko, mengapa dia tak mampu dengan Rexa yang hanya butuh waktu setahun.Bu Yun mengetuk pintu kamarnya. Wanita paruh baya itu membawakan sajian khusus menyambut istri Tuannya. Sebagai asistent rumah tangga, Bu Yun pun juga tak tahu bahwa Tuan Rexa hanya menikah kontrak. Rahasia ini benar-benar tertutup rapat bagi orang terdekat Rexa."Non, ini minuman dan kuenya." Ujar Bu Yun yang meletakkan nampan itu di meja.Yatri merasa tidak enak, dia hanya orang biasa tapi di layani bak ratu saja. Dia merasa statusnya sama dengan Bu Yun, tak ada yang beda.
"Terima kasih banyak, Bu, " ucap Yatri menunduk sopan."Kalau ada perlu, panggil saya, Non. Saya siap 24 jam untuk, Non."" Tidak usah,Bu Yun. Saya bisa mengurus diri saya sendiri. Terima kasih."Yatri berlalu ke kamar mandi, di dalam sudah terisi berbagai alat mandi yang mewah dan menunjang agar tubuhnya wangi, Yatri yang awam akan hal itu kebingungan memakainya, sebab produk yang di sediakan Gerald semua berbahasa Inggris.
"Ini artinya apa? gunanya untuk apa?" gumam Yatri memilah-milah barang-barang itu.Dua hari kemudian, Rexa dan Yatri kembali ke rumah sakit tahanan. Meski saat itu Yatri sedang mengalami fase mual, namun tak mengurungkan niatnya ingin menjaga Bu Anne."Sayang, seharusnya kamu itu di rumah, istirahat, kasihan bayi kita," ujar Rexa."Tidak, aku akan menemanimu kamu, oh ya, para keluarga korban tigak diantara mereka menyetujui itu, hanya dua lagi harus kita bujuk," papar Yatri.Rexa tak menyangka istrinya bisa sekuat itu melakukannya, dia terharu lalu memeluk Yatri."Maafkan keegoisan kami," ucapnya."Yang, seharusnya ini yang kita lakukan semenjak bulan yang lalu," sahut Yatri. Meski ia tahu tindakan itu malah akan beresiko.Bu Anne siuman, Rexa masih tetap menjaganya dari luar. Suster segera menghampiri Rexa untuk memberitahu keadaan maminya."Bu Anne sudah siuman, Pak. Sepertinya dia ingin bicara dengan anda," kata suster itu.Rexa masuk seorang diri di ruang ICU, dia menda
Malam telah tiba, Rexa meringkuk di balik selimut dengan Yatri. Ada banyak obrolan yang mereka perbincangkan termasuk kondisi Bu Anne."Kabar Ibu bagaimana?" tanya Yatri. Dia tahu Rexa tak membahas kasus Bu Anne karena menjaga perasaannya."Dia baik-baik saja," sahut Rexa. Dia berusaha agar Yatri tak dapat menebak kondisi kekhawatirannya.Namun bukanlah seorang istri namanya bila tak memiliki kontak batin, Yatri sangat tahu bahwa suaminya sedang berbohong. Semenjak penangkapan Bu Anne, sebagai menantu dia pun merasa kasihan pada mertuanya, tetapi jika dia mengeluarkan Bu Anne dari penjara, apakah dia dan keluarganya akan tetap baik-baik saja? ia pikir, belum tentu.Yatri pun juga tak tega melihat suaminya seringkali menyembunyikan kesedihan. Meski berat, namun kebahagiaan pasangan ingin ia utamakan."Sayang, kita bantu mami ya, supaya hukumannya lebih ringan, maksudku kita buat keluarga almarhum karyawan ku
Hari itu Rexa menghadiri sidang maminya, saat itu Yatri tak ia perbolehkan ikut, karena ia tahu maminya akan memberontak bila melihat Yatri bersamanya.Di persidangan, jaksa membacakan tuntutan yang cukup menggemaskan untuk Bu Anne, mendengar itu Rexa bergetar, meski ia sudah menyiapkan tim pengacara hebat buat maminya akan tetapi hukum akan tetap berada di jalan keadilan.Bu Anne berdiri dari kursi terdakwanya, dia menentang semua yang dibacakan oleh jaksa."Itu semua bohong, saya hanya di jebak oleh Asdar, dia otak dalam ledakan itu."Rexa sangat malu dengan tingkah maminya, para pengacara Rexa saat itu mencoba menenangkan Bu Anne.Setelah semua lebih tenang, hakim memutuskan untuk menunda lagi persidangan hingga minggu depan. Rexa menghampiri maminya, tetapi Bu Anne malah membuang wajah."Mami jangan lain kali begitu, itu hanya akan memberatkan Mami," ujar Rexa. Tapi Bu Anne yang masih marah p
Bu Wanda dan Ray kembali ke rumahnya, Ray yang masih khawatir karena rencana pernikahan itu belum diketahui oleh Randy."Kok kamu dari tadi diam?" tanya Bu Wanda.Ray menghela nafas berat, "Bu, kita sudah melangkah sejauh ini tapi kak Randy belum Ibu beritahu, emang Ibu yakin kakak bakalan tidak menolak?"Bu Wanda hanya tertawa lalu berlalu ke kamar Randy. Baginya hari itu waktu yang tepat untuk mengatakan pada anak sulungnya itu. Saat itu Randy baru saja dari restauran miliknya, kedua perawat laki-laki bersama Randy sibuk memeriksa denyut nadinya."Ibu mau bicara sesuatu," kata Bu Wanda.Kedua perawat itu keluar dari kamar Randy, Bu Wanda mengambil ponselnya lalu memperlihatkan ke arah Randy."Bagi kamu dia cantik tidak?" tanya Bu Wanda memperlihatkan gambar Hani yang tadi siang."Itu 'kan Hani, Bu. Iya, dia cantik," sahut Randy bersikap biasa-biasa saja."Dia calon istri kamu, dan min
Yatri belum bangun, tapi Rexa telah bersiap-siap untuk keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin pertanyaan semalam membuat beban pikiran pada istrinya. Rexa akan berusaha menjaga agar istrinya tidak terlibat lagi sama urusan Bu Anne. Dia menganggap, maminya yang salah sepenuhnya pada orang-orang disekitar Yatri.Setiba di kantor polisi, Rexa menuggu Bu Anne di ruang kunjungan. Bu Anne di gotong oleh dua aparat kepolisian."Mami," gumam Rexa. Dia menahan air matanya agar tak menangis didepan maminya.Bu Anne memandang anaknya penuh amarah. Dia membenci Rexa karena membiarkannya mendekap didalam penjara."Mami sudah makan? Rexa bawakan makanan untuk Mami," ujar Rexa mencairkan suasana tegang diantara mereka.Bu Anne malah mendorong makanan itu hingga jatuh ke lantai."Saya tidak butuh makanan dari anak durhaka sepertimu!"Rexa mengusap wajah dengan kasar, memang hati perempuan yang melah
Bu Wanda datang menemui Ray di kantornya, dia menceritakan keinginannya menjodohkan Randy dengan Hani. Mendengar hal itu, Ray terkejut, bukan tidak setuju, tetapi takut bila Hani tidak mencintai kakaknya dengan setulus hati."Yang benar saja, Bu. Jangan bikin perkara baru deh, apalagi Hani itu adik angkat Kak Rexa," ujar Ray."Ibu juga sudah memikirkan itu, tapi apa salahnya, toh Hani juga suka sama kakak kamu, lagipula kita 'kan ingin mempererat tali kekeluargaan."Ray terdiam, menolak pin dia tak memiliki sepenuhnya hak. Menikahkan kakaknya dengan Hani cara yang ia anggap rumit. Bagaimana bisa perempuan cantik seperti Hani mau menikahi pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya."Terserah Ibu lah, tapi jangan sampai ide Ibu hanya buat kak Randy jadi tambah sakit," kata Ray. Dia tak ingin kakaknya merasakan patah hati untuk kesekian kalinya lagi."Kalau begitu antar Ibu ke rumah Rexa, kita akan bi