Share

SESAK DAN PEDIH

Baju warna hijau yang ku kenakan terasa begitu dingin dan berat.

Selang infus yang menancap pun, seakan menyatu dengan tanganku.

Aku merasa begitu kosong. Meskipun, rasa menusuk yang kurasakan nyata adanya.

Aku bahkan tak bisa menangis saat aku menyentuh perut rataku.

Sesuatu yang seharusnya tumbuh sudah tidak ada lagi.

Sesuatu yang kehadirannya sama sekali tak kusadari, sudah dikeluarkan saat aku tak sadarkan diri.

Sesuatu yang seharusnya kusyukuri keberadaanya sudah menghilang karena dokter mengambilnya.

'Tidak! Bukan! Bukan dokter, tapi aku!'

Aku yang bahkan tak menyadari kehadirannyalah yang membuat Tuhan mengambilnya lagi dariku.

Aku yang membuatnya pergi.

AKU!

Bukan dokter ataupun stres yang selama tiga bulan terakhir ini kurasakan.

Aku sudah membunuh darah daging yang bahkan kehadirannya tak kusadari.

Aku sudah membunuh anakku sendiri karena kelalaianku.

Dan aku, bahkan tak mampu mengeluarkan airmata untuknya yang keberadaanya sudah tak tersisa lagi di rahimku.

"An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status